Visi Misi Taqwa Puasa Ramadhan dan Aplikasinya Pasca Ramadhan

Berita Utama274 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co.id – Ramadhan.., secara istilah bahasa bernakna “panas membakar”. Ya.., secara filosofis, sejatinya Ramadhan bulan mulia itu disediakanNya bagi hamba hamba beriman untuk membakar habis dosa dosa nya melalui suatu metode Puasa dan Qiyamullail (Shalat Tarawih dan Witir), disertai Tadarrus AlQur’an (baca, pahami, tadabburi), Zakat Infaq Sedekah, Dzikir dan Doa mohon ampunanNya.


Ibadah Ramadhan 1 bulan penuh itu memiliki visi dan misi menuju derajat Taqwa, suatu tingkatan paripurna seorang hamba di hadapan Sang Khaliq, Rabbul ‘aalamiin. Ramadhan, sejatinya tempat sekaligus Sarana Prasarana latihan, yang nantinya hasil “pelatihan” tsb akan dibuktikan dalam 11 bulan berikut, pasca Ramadhan.

Baca Juga  Sindikat Curanmor Ditangkap Team Elang Polsek Lubai

Apakah sang hamba sukses jalankan latihan dengan visi misi Taqwa tadi atau gagal? Beberapa variabel aplikatif untuk mengukur Taqwa tadi antara lain telah dinarasikan dalam firmanNya di QS. Ali Imran (3): 133, 134, 135.
Seorang hamba yang berTaqwa menurut ayat2 tersebut memiliki variabel :

  1. Konsisten berInfaq Sedekah, baik di kala Lapang maupun Sempit.
  2. Mampu kendalikan amarahnya, di saat dia punya kans untuk melampiaskannya
  3. Mudah memafkan kesalahan orang lain kepadanya yang bersifat personal, sebelum yang bersangkutan meminta maaf.
  4. Segera mohon ampun kepada Allaah Ta’ala, jika terjatuh kepada perbuatan fahisyah, munkar atau mendhalimi diri dan orang lain.
  5. Menyesal dan bertekad tidak mengulangi lagi perbuatan buruk dan kesalahan sejenis di masa mendatang.
    Nah, saudara saudaraku mari kita ukur/muhasabah diri dan buktikan dalam 11 bulan ke depan, jika Allaah mentaqdirkan kita masih hidup, apakah ke 5 variabel aplikasi Taqwa tadi ada pada diri kita? Jika ya, maka berbahagialah, itu pertanda Ramadhan kita sukses. Jika tidak? Maka bersedih hatilah kita, karena itu pertanda Ramadhan kita gagal.
    Sungguh, Taqwa adalah aplikasi keimanan yg kokoh, dan ia menjadi syarat untuk mencapai SurgaNya, sebagaimana telah ditegaskan Allaah dalam firmannya di QS. Ali Imran : 133, 134, 135 tadi.
    Wallaahua’lam bisshawaab.
    (Kms. Sofyan Abdullah /Al Ustadz Kiagus Mohammad Tohir Alif bin KHO. Gadjahnata)

Komentar