Napak Tilas Sidoing Rejek Komunitas Koboi Disambut Sultan Palembang

Berita Utama1284 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co id – Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-78 tanggal 17 Agustus 2023 , 7 orang dari Komunitas Sosial Berkuda Ogan Ilir (Koboi) menggelar napak tilas perjuangan Pangeran Sido Ing Rejek, Berkuda Indralaya-Palembang 16 sampai 17 Agustus 2023. yang kuburannya berada di Desa Saka Tiga, OI yang dimulai dari Rabu (16/8) dan sampai ke Palembang , Kamis (17/8) dan berakhir di Komplek Pemakaman Candi Welan (komplek pemakaman Susuhunan Kholifatul Mukminin Sayyidul Iman) yang merupakan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam dan juga adik dari Sidoing Rejek) yang beralamat di jalan Candi Welan kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Ilir Barat 1. (Belakang Pasar Cinde) Palembang.

Mereka datang ke Palembang ini dengan menaiki seekor kuda jenis sandel (lokal) yang diberi nama Saka oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn secara bergantian ke Palembang.

Dan disambut oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn, didampingi Dato’ Pangeran Suryo Ari Panji, R.M.Rasyid Tohir,S.H Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Suryo Febri Irwansyah (Vebri Al Lintani) , budayawan Palembang Heri Mastari dan Ali Goik, isnayanti dan Wahyudi serta konten creator (Youtuber) Palembang Mang Dayat di halaman komplek pemakaman Susuhunan Kholifatul Mukminin Sayyidul Iman .

Baca Juga  Polda Sumsel Bongkar Gudang Solar Oplosan

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengapresiasi atas kedatangan Komunitas Sosial Berkuda Ogan Ilir (Koboi) tersebut.

“Dengan napak tilas Sido Ing Rejek, mereka dari Saka Tiga ke Palembang untuk melakukan napak tilas yang ini merupakan kegiatan kreatif yang kedepan bisa lebih besar lagi, bisa mengikutkan beberapa komunitas karena acara seperti ini sangat baik untuk generasi muda mengetahui diri kita dan mereka bisa tahu sejarah Palembang bukan adanya Kesultanan juga ada Kerajaan juga dimana Sido Ing Rejek merupakan raja Kerajaan Palembang yang melawan VOC tahun 1659 sehingga beliau pindah ke Saka Tiga,” kata SMB IV.

“ Ada orang 7 tapi kudanya satu tapi raidernya kita gentian , ada yang pakai motor tim logistik dan tim medis,” kata Penggagas Koboi Muhammad Adi Saputra.
Pada intinya sejarah yang kami terima disana kurang utuh makanya kita ingin menggali dari titik ketitik tadi napak tilas.

“Kebetulan di daerah kami , makam beliau almarhum kemudian kita penasaran menggali titik awalnya tadi, alhamdulilah niat kita tersampaikan dengan bertemu zuriat dari Kesultanan Palembang ,” katanya.

Baca Juga  16 Kades Se-kecamatan Rambang Niru Muara Enim Kembali Percayakan Usman Firiansyah Dan Rekan Sebagai Advokat

Pentingnya menggali sejarah ini menurutnya kembali untuk nasionalisme terutama bagi generasi penerus.

“ Negara ini berdiri berkat perjuangan yang tidak mudah dari para pahlawan pahlawan para raja-raja dan Sultan-Sultan tadi sehingga kalau mereka sadar asal muasal negara ini kita mungkin punya semangat belajar kalau mereka sebagai pelajar, ketika mereka duduk di pemerintahan punya semangat membangun dan mentalitasnya berdasarkan patriotik,” katanya.

Kedepan menurutnya kegiatan akan dibuat lebih baik lagi.

“Kami tidak terbanyak bakal disambut seperti ini , ini luar biasa , kami pikir kami jalan dan finish disini lalu pulang, alhamdulilah mungkin berangkat dari niat baik tadi, keberkaa bisa bertemu dengan zuriat dan lain sebagainya,” katanya.

Sebelumnya Susuhunan Abdurrahman (1659-1704), adalah Sultan Palembang pertama antara tahun 1659-1704. Ia adalah putra Pangeran Seda ing Pasarean dan Ratu Mas Amangkurat. Ia berkuasa di Palembang setelah mengusir pendudukan VOC menggantikan kakaknya Pangeran Sedo ing Rejek.

Ibunya bernama Masayu Adi Wijaya Ratu Mas Mangkurat binti Kemas Panji Wira Singa bin Ki.Tumenggung Banyu bin Ki.Gede Ing Mempelam bin Ki.Gede Ing Sungi Surabaya.

Ia dilahirkan sekitar tahun 1630 di lingkungan Keraton Kuto Gawang Palembang Lamo (1 ilir), dan merupakan putera ke 4 dari 13 bersaudara. Saudaranya yang tertua ialah Pangeran Ratu Sido Ing Rajek yang menjadi raja menggantikan ayahnya dan wafat di Indra Laya.

Baca Juga  Warga Keluhkan PLN Kerap Padam

Pendidikan awalnya didapat dari ayahnya sendiri, dan berguru kepada ulama-ulama besar pada waktu itu di antaranya: Sayid Mustofa Assegaf bin Sayid Ahmad Kiayi Pati, Kemas M.Asyik bin Kemas Ahmad, Sayid Syarif Ismail Jamalullail dan lain-lain.

Pada tahun 1659, ia menggantikan kakaknya menjadi raja. Kemudian pada tahun 1666, ia memproklamirkan kerajaan Palembang menjadi Kesultanan Palembang Darussalam setelah mendapat legalitas dari Kesultanan Turki Usmani, dan ia sendiri diangkat menjadi Sultan Abdurrahman yang pemerintahannya berdasarkan Islam, berpedoman kepada al-Qur’an dan Hadits.
Karena Keraton Kuto Gawang musnah terbakar akibat perang melawan Belanda pada tahun 1659, kemudian ia mendirikan keraton baru dan masjid di Beringin Janggut (antara 17 ilir dan 20 ilir), sekarang terkenal dengan kawasan Masjid Lama.

Komentar