Ustad Nurul Iman : Memandang Kedua Orang Tua Kita Dengan Kasih Sayang Allah Beri Pahalanya Sama Seperti Tiga Kali Haji Mabrur

Berita Utama1026 Dilihat

Palembang Sumselpost.co.id – Ustad Nurul Iman, dalam ceramahnya pada acara takziah malam ketiga atas meninggalnya almarhum Abdul Roni Attarmizi bin Bahtiar rabu malam (10/01/2024) di 35 ilir tangga buntung mengatakan bahwa memandang kedua orang tua dengan kasih sayang yang tulus pahalanya sama seperti melaksanakan haji tiga kali dan mabrur, ada jamaah menanyakan, “Pak ustad kalau kita memandang wajah kedua orang tua kita dua kali bagaimana pak ustad” sambil tersenyum ustad Nurul Iman menjawab,

“Kalau kita memandang wajah kedua orang tua kita dua kali atau berkali kali, dikalikan saja dengan tiga pahala, kalau dua kali berarti kita mendapat enam pahala, kalau tiga kali kita mendapatkan sembilan pahala orang yang berhaji mabrur.”

Baca Juga  Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel Tangkap Pelaku Promosi Judi Online, Dua Pelaku Pelajar

Kita memandang kedua orang tua kita hendaklah dengan pandangan yang dalam, lihat wajah dan kulitnya sudah mulai keriput, lihat matanya sudah mulai rabun, lihat giginya sudah banyak yang gugur, lihat jalannya sudah goyah dan sempoyongan, dan lihat telinganya sudah tidak jelas lagi pendengarannya.

Ada kisah Alqomah, sahabat nabi Muhammad SAW, setiap sholat di masjid selalu di belakang Rosulullah, Alqomah ibadahnya sangat kuat sekali, ia mengerjakan sholat wajib dan sholat sholat sunnat dikerjakannya, puasa, sedekah, berinfak, dan ibadah ibadah lainnya ia kerjakan, pokoknya Alqomah adalah sahabat nabi yang paling taat.

Suatu hari Alqomah sedang melaksanakan sholat dhuha, tiba tiba ibunya memanggil Alqomah, namun ia tetap melaksanakan sholat dhuha tersebut, sehingga ibunya merasa sakit hati kepada Alqomah.

Baca Juga  Optimasi Lahan Rawa, Jadikan Sumsel Lumbung Pangan Serta Perkuat Ketahanan Pangan

Ketika Alqomah menjelang ajalnya, Alqomah tersengal sengal nafasnya seperti ada sesuatu yang menghambat perjalanan kematiannya, maka dipanggillah nabi Muhammad SAW. Setibanya Rosullah di rumah ibunya, Rosulullah memohon ibunya memaafkan Alqomah, namun ibunya tidak mau memaafkan Alqomah. Maka Rosulullah menyuruh para sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Alqomah, meliihat api sedang menyala untuk membakar Alqomah, maka ibu Alqomah menangis, sambil memaafkan Alqomah. Rosulullah pun tersenyum, Alqomah menghembuskan nafas terakhir dengan mengucapkan dua kalimah sahadat, “Ashadualla ilaha illah wa ashaduanna Muhammadar Rosulullah.”

Itu tadi kisah Alqomah yang tidak menyahut panggilan ibunya ketika ia lagi mengerjakan sholat dhuha. Dari kisah Alqomah tersebut, maka ada suatu hadist yang disampaikan oleh ustad Nurul Iman, ketika kita melaksanakan sholat sholat sunnah, orang tua kita memanggil maka sholatnya dibatalkan dulu, kita wajib menyahut dan menemui panggilan kedua orang tua kita, wallahu aklam bishowab.
(Kms. Sofyan Abdullah)

Komentar