Komplek Pemakaman Pangeran Kramajaya Kini Rata Dengan Tanah, Dirusak Oknum Tidak Bertanggungjawab

Uncategorized968 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co.id – Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) Palembang menggelar rapat internal, rapat berlangsung tertib, dipimpin langsung oleh koordinator AMPCB Vebri Al Lintani, Rabu (8/3) malam , guna menyikapi soal komplek Pemakaman Pangeran Kramajaya di Kelurahan 15 Ilir, Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang yang merupakan Komplek Pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam yang kini telah di tutup seng dan telah di rusak oleh oknum tidak bertanggungjawab hingga kini rata dengan tanah.

Menurut Vebri Al Lintani, ada 3 poin penting yang menjadi permasalahan pada komplek pemakaman Pangeran Kramajaya tersebut yaitu, pertama, sangat disayangkan adanya diduga pengerusakan komplek pemakaman tersebut oleh seseorang oknum pengusaha ternama keturunan non pribumi dengan inisial “AC”, dimana sebelumnya “AC” telah menyegel terlebih dahulu komplek pemakaman tersebut.

Kedua, terkesan adanya pembiaran oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, dalam hal ini Pemkot tidak bisa menjaga dan merawat serta melestarikan semua cagar budaya yang ada di kota Palembang, terutama Komplek pemakaman Pangeran Kramajaya.

“Ketiga, terlebih lagi yang sangat ditakutkan, jika hal ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan menimbulkan isu sara, yang dapat memantik terjadinya keributan sesama masyarakat kota Palembang antara pribumi (para zuriat) dan etnis non pribumi” katanya, Kamis (9/3).

Menjelang bulan ramadhan menurut Vebri berharap kepada Pemkot Palembang supaya masalah ini cepat di selesaikan, karena banyak masyarakat terutama para Zuriat yang akan berziarah ke komplek pemakaman tersebut.

” Jika hal ini di biarkan, saya khawatir dapat menimbulkan isu sara dan memicu terjadinya keributan antara “AC” dengan masyarakat kota Palembang khususnya para zuriat,” kata Vebri Al Lintani.

Baca Juga  Wujudkan GSMP, Kartini Asal Muba Raih Penghargaan dari Gubernur Sumsel

Sebelumnya Kepala Disbud Kota Palembang Agus Rizal AP Msi mengaku pihaknya telah menggelar rapat koordinasi terkait sengketa Komplek Pemakaman Pangeran Kramajaya dengan mengundang pihak terkait seperti diantaranya Camat , Lurah, Brin, Dinas Kebudayaan dan Provinsi Sumsel .

“ Terkait persoalan ini kemarin statusnya pendaftaran sebagai ODCB, Objek Diduga Cagar Budaya yang sudah di verifikasi dan kita dorong untuk zuriat melengkapi apa yang menjadi kekurangan ,” katanya.
Kedua ada pertemuan lanjutan minggu depan untuk memanggil pihak-pihak yang bersengketa baik pihak zuriat Pengeran Kramajaya Raden Iskandar Sulaiman dan Acid Chandra untuk meminta masukan dan data terkait persoalan tersebut.

Pihaknya juga akan mempelajari juga manuskrip dari pengoleksi naskah kuno kota Palembang Andi Syarifuddin terkait dengan Pengeran Kramajaya termasuk silsilah Pangeran Kramajaya terkait daftar riwayat Pangeran Kramajaya.
“Makam kini sudah di pagar dan di seng, kemarin salah satu point juga kita minta camat dan lurah menghentikan segala aktivitas secara persuasif , jadi sudah kita informasikan untuk tindakan persuasif kepada masing-masing pihak untuk tidak melakukan kegiatan ,” katanya.

Sedangkan kuasa hukum Asit Chandra, Erawan SH beberapa waktu usai pertemuan di Dinas Kebudayaan Kota Palembang mengatakan, kepada wartawan , dalam rapat tadi menurutnya masih membahas dokumen masing-masing dari para pihak yang diundang rapat karena masih kurang.

“ Belum putus hari ini,” katanya.
Dia mengaku kliennya membeli lahan tersebut tahun 2009 di buat SHM dan balik nama 2010.

Baca Juga  Kodim 0404 Muara Enim Gelar  Syukuran  Pemberian Santunan Anak Yatim Piatu Bersama  Wartawan

Soal lahan yang dibeli adalah Komplek Makam Pangeran Kramajaya, Erawan mengaku dirinya tidak sampai disitu.
“ Yang tahu sudah dibeli dan sudah ada SHM balik nama pak Asit Chandra,” katanya.

Dia mengakui pihak Dinas Kebudayaan kota Palembang meminta data kepada Asit Chandra selaku pembeli lahan.

Sebelumnya tahun 2010 , Komplek makam Pangeran Kramajaya ini juga pernah ditimbun oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, malahan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustina dan Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang kala itu di jabat Ir Sudirman Teguh sempat melihat langsung kondisi pemakaman yang sempat di timbun oleh oknum tidak bertanggungjawab.

Akhirnya Jumat (27/7/2018) zuriat Pangeran Kramajaya berinisiastip melakukan penggalian di dalam komplek makam Pengeran Kramajaya dan akhirnya satu persatu penggalian yang dilakukan dikedalaman satu meter lebih tersebut ditemukan sejumlah makam-makam yang masuk dalam komplek pemakaman Pangeran Krama Jaya.

Hingga , Senin (30/7/2018) sudah hampir 20 makam lebih telah berhasil di gali dari timbunan tanah oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Keturunan kelima Pangeran Kramajaya Raden Iskandar Sulaiman SH (BP/udi)
Sebelumnya, dalam catatan sejarah Pangeran Kramajaya merupakan penguasa terakhir diera Kesultanan Palembang Darussalam. Nama lengkapnya ialah Raden Abdul Azim Nato Dirajo, bergelar Pangeran Kramojayo Perdana Menteri.

Ayahnya bernama Pangeran Nato Dirajo Muhammad Hanafiah bin Pangeran Wira Manggala Muhammad Qosim bin Pangeran Nato Dirajo Lumbuk bin Pangeran Ratu Purbaya bin Sultan Muhammad Mansur bin Suhunan Abdurrahman Candi Walang. Sedang ibunya adalah R.A. Nato Dirajo Manisah bt Sultan Suhunan Ahmad Najamuddin.

Baca Juga  STIE APRIN dengan bangga Melaksanakan penandatanganan MoU dengan ITEBA dan BTP KPPTI ke-3 yang diselenggarakan oleh FPPTI

Ia dilahirkan di Palembang, hari Kamis, bulan Ramadhan 1207H atau 1792 M, pukul 10 pagi.

R.Abdul Azim bungsu dari 7 bersaudara kandung, mereka ialah: R.Hasyim, R.A.Sobihah, RM. Bahauddin, RM. Rasyid, RA. Adipati Sarihah, Pangeran Haji Krama Nandita Abdul Aziz, dan Pangeran Krama Jaya Abdul Azim.

Selain mendapatkan pendidikan utama dari ayahnya sendiri, ia juga mendapat didikan di lingkungan kraton, belajar kepada para ulama besar Palembang waktu itu, menuntut ilmu-ilmu agama, ilmu siasah, ilmu perang, pencak silat dan lain-lain. Ia juga mengamalkan Tarekat Sammaniyah dan Tarekat Rifa’iyah.

Selaku priayi dan bangsawan Palembang, Kramajaya pernah menduduki jabatan penting di Kesultanan Palembang Darusallam, diantaranya:

Menantu SMB II ini merupakan Komandan Buluwarti Timur di BKB dalam perang Menteng (1819), Komandan Benteng Tambakbaya di muara Sungai Komering Plaju dengan senjata pusaka yang paling ampuh yaitu “Meriam Sri Palembang”, Panglima Perang Kesultanan Palembang., Duta utusan SMB ll, Perdana Menteri Kesultanan Palembang (1823-1825), Regent Rijksbestuurder/pepatih (1825-1851) dan sebagainya.

Pangeran Kramajaya menikah dengan putri SMB ll yg bernama R.A. Kramo Jayo Khotimah, dari pernikahan ini dikaruniai 7 putra-putri:
1. R.A.Azimah
2. R.A.Syaikho
3. R.A. Zakiah
4. Pangeran Nata Diraja Abdul Hafiz
5. Pangeran Wira Menggala Abdur Roqib
6. R.A. Fatimah
7. R.A. Zubaidah

Sedang dari isterinya yang lain, ia memperoleh sekitar 18 orang anak lagi.
Pada tanggal 29 Syawal 1267H atau bulan Agustus 1851, malam Rabu, Pangeran Kramajaya ditangkap karena tetap menentang kepada kolonial Belanda.

Komentar