Songket Limar Bunga Cogan Berusia Seabad Kembali ke Palembang Setelah Puluhan Tahun di Australia, Ini Tanggapan Sultan Palembang

Berita Utama85 Dilihat
banner1080x1080

Palembang, Sumselpost.co.id – Sebuah Songket Limar Bunga Cogan berukuran 80×200 sentimeter yang dibuat dengan benang emas serta teknik tenun tradisional Palembang yang sangat halus diperkirakan berusia lebih dari satu abad akhirnya kembali ke tanah asalnya setelah puluhan tahun tersimpan kediaman Pete Muskens (70) di Australia.

Penyerahan kain bersejarah tersebut disertai penandatangan hibah kain tersebut dilakukan oleh Pete Muskens (70), kepada Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, di Rumah Dinas Wali Kota Palembang, Rabu (29/10/2025) disaksikan oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn, pustakawan Palembang Ahmad Subhan SIP MIP, sejarawan Palembang Dr Dedi Irwanto MA dan Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang Drs Kgs H Sulaiman Amin.
Hadir diantaranya Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan (BPK Wilayah VI Sumsel) Kristanto Januardi. S.S, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Affan Prapanca, budayawan Palembang Vebri Al Lintani, seniman Palembang Ali Goik dan Isnayanti Safrida, Ketua Dewan Kesenian Palembang M Nasir, sejarawan Palembang Dr Kemas Ar Panji Msi, tokoh adat Palembang M. Ali Hanafiah, Kepala Museum Pahlawan Nasional dr Ak Gani GI Priyanti Gani , youtuber Palembang Hidayatul Fikti Mang Dayat, Andie Pedo, Genta, dan pengacara Palembang Iskandar Sabani.
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn, mengapresiasi hibah kain songket berumur 100 tahun tersebut.

“ Alhamdulilah artinya orang-orang diluar itu menghargai nilai-nilai sejarah kita supaya dapat dinikmati Kembali oleh kita, , kita ketahui songket-songket Palembang, memang di Palembang banyak juga yang sudah tua tapi yang kita lihat niatan orang luar bahwa , mereka berpikir bahwa nilai karya seni itu bermanfaat Kembali bila diperlihatkan kepada anak cucu generasi mendatang,”katanya.

SMB IV berharap dengan adanya hibah songket ini dari luar negeri kedepan banyak orang-orang Palembang ini yang mau menghibahkan warisan-warisan sejarah budaya Palembang untuk bisa dinikmati anak cucu supaya mereka mengetahui sejarah dan budaya Palembang dimasa lalu.

“Tapi nilai songket tadi memiliki nilai histori yang tinggi,”katanya.

Pete Muskens, warga negara Australia keturunan Belanda, mengungkapkan bahwa songket tersebut merupakan peninggalan dari orang tuanya yang pernah tinggal di Indonesia pada periode 1945–1951.
Sang ayah kala itu bekerja sebagai pengacara di masa kolonial Belanda.
Menurut Pete, kain songket itu diperoleh orang tuanya dari seorang pilot Belanda sebagai pembayaran hutang sekitar tahun 1949 kepada ayahnya .

“Orang tua saya berpesan, ini kain songket dari Palembang, tolong disimpan baik-baik,” ujar Pete mengenang pesan keluarganya.
Sejak saat itu, kain songket tersebut disimpan di loteng rumahnya di Australia selama lebih dari 30 tahun.

Uniknya, tanpa mengetahui nilai historisnya, Pete sempat menggunakan kain tersebut sebagai taplak meja di rumahnya.
Namun, pada Mei 2025 lalu, saat berwisata ke Sumatera Barat, Pete melihat kain serupa yang dipamerkan di museum. Rasa penasarannya pun tumbuh.

Setibanya di Australia, ia memeriksa kembali kain yang tersimpan di loteng, lalu melakukan penelusuran daring.
Dari hasil pencarian itu, barulah ia mengetahui bahwa kain tersebut merupakan Songket Limar Bunga Cogan khas Palembang — salah satu warisan budaya tak benda Indonesia.

Melalui komunikasi daring dengan petugas Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), Pete akhirnya memutuskan untuk menyerahkan kain berharga itu kepada Pemerintah Kota Palembang.
Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada Pete Muskens.

“Kami sangat berterima kasih atas keikhlasan Mr. Pete menyerahkan warisan budaya tak benda ini. Songket ini memiliki nilai sejarah dan seni yang luar biasa,” ujar Ratu Dewa.

Ratu Dewa menegaskan, kain songket tersebut kini resmi menjadi koleksi baru Museum SMB II Palembang.

“Dengan tambahan koleksi bersejarah ini, kami berharap dapat meningkatkan daya tarik wisata dan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Palembang,” pungkasnya.

Sedangkan Ketua Masyarakat Peduli Indikasi Geografis (MPIG) Songket Palembang yang juga pelestari kain -kain tenun Sumsel Ilham Zhuliansyah menjelaskan kain songket Limar Bunga Cogan tersebut asli tenunan Palembang yang dibuat awal abad 20 .

“ Itu namanya Songket Berlimar , nama limarnya itu limar bunga cogan menggunakan benang emas jantung itu yang memakainya biasanya kalangan ningrat zaman dulu , zaman dulu yang memiliki songket tidak sembarang orang juga , “ katanya.

Komentar