SETARA Institute: Tingkat Kepercayaan Publik Meningkat, Polri Tetap Harus Terus Berbenah

Nasional532 Dilihat

JAKARTA,SumselPost.co.id – Tren peningkatan kepercayaan terhadap Polri hingga di angka 76% adalah capaian kolektif institusi Polri yang ditopang oleh berbagai satuan kerja di bawah kepemimpinan presisi Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. Genap 1 tahun dari berbagai prahara di tubuh Polri, mantra Presisi telah menjadi pemicu dan pemacu kinerja Polri memulihkan kepercayaan masyarakat. Tentu ini adalah kado terbaik di Hari Bhayangkara 1 Juli 2023.

“Meski angka tersebut berpredikat cukup, tren yang terus meningkat, diharapkan akan mampu mendorong kepercayaan publik hingga di atas 80% di waktu mendatang,” tegas Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendatdi di Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Baca Juga  Mahfuz Sidik: Narasi Pemakzulan dan Pemilu Curang Bahayakan Negara dan Bangsa

Sebagai sebuah persepsi lanjut dia, hasil survei memang mampu menyajikan generalisasi gambaran untuk mengukur sebuah kinerja. Hasil survei tentu menuntut kajian dan pemetaan lanjutan, sehingga diketahui secara detail titik-titik mana yang membutuhkan akselerasi penanganan sehingga mempercepat dan meningkatkan kepercayaan publik.

Dimana dalam setahun menangani berbagai tantangan menurut Hendardi, Kapolri telah membuktikan bahwa disiplin tinggi anggota, monitoring kinerja yang ketat, transformasi berbagai layanan, memastikan kesetaraan hukum, dan menjaga stabilitas keamanan secara humanis, diyakini telah mampu mengubah wajah institusi Polri menjadi lebih baik.

Baca Juga  DPR Yakin Mudik Lebaran 2023 akan Tumbuhkan Perekonomian di Daerah

Namun, sejumlah agenda di tahun politik akan menjadi penentu utama integritas Polri dalam menjalankan tugas menjaga keamanan dan ketertiban, melindungi dan melayani masyarakat, dan melakukan penegakan hukum.

“Polri juga akan diuji dengan banyak irama politik di ruang publik, baik dengan menggunakan instrumen hukum, trial by the mob dalam kasus-kasus yang diorkestrasi pihak tertentu, termasuk mengantisipasi perilaku para conflict entrepreneur yang menghendaki gangguan keamanan, mendapat ruang melakukan politisasi berbagai hal sehingga mampu melimpahkan benefit dan insentif politik elektoral,” pungkasnya.(MM)

Komentar