Palembang, Sumselpost.co.id – Bertempat Graha Taman Budaya di Jalan Seniman Amri Yahya, Jaka Baring Palembang, Paguyuban Keluarga Besar Nusantara mengadakan kegiatan Festival Celeng Srenggi yang berlangsung dari tanggal 18-19 Februari 2023, Sabtu (18/2).
Sultan Palembang Darusaalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jayo Wikromo RM Fauwaz Diraja SH Mkn yang membuka kegiatan festival Celeng Srenggi mengatakan Palembang adalah kota yang heterogen, banyak kebudayaan dan tradisi yang dibawa kesini dari para pendatang, kebudayaan yang dibawa ini harus terus dilestarikan untuk menjaga akar dan tradisi dari daerah asal agar tidak hilang.
“Kegiatan festival Celeng Srenggi adalah festival seni tradisi, yang selama ini hanya tampil diacara acara tertentu saja, tentunya seni harus dikemas dengan baik agar banyak yang tertarik dan didukung dengan promosi, anak anak muda harus terus mempromosikan ini lewat sosial media agar tradisi lebih dikenal didunia luar,” kata SMB IV.
Sedangkan Sulaiman, selaku Ketua Panitia mengatakan Celeng Srenggi adalah binatang celeng (babi hutan) sebesar sapi atau kerbau, yang memangsa tanaman di sawah petani dengan sangat cepat dan rakus, tidak mempan dengan segala senjata tajam, sehingga petani kewalahan mengenyahkannya, “festival Ini diikuti oleh 23 peserta meliputi Palembang, Lampung, lahat dan Banyuasin. Selain itu Kegiatan festival ini didukung oleh taman budaya Sriwijaya Jakabaring .
Kepala Seksi Taman Budaya Jakabaring Mirzal Fadila mengatakan Taman Budaya Jakabaring sangat mensuport kegiatan kegiatan budaya yang ada di Sumatera Selatan dan nusantara, apalagi ini bentuk kegiatan yang memperkenal budaya Nusantara” kata Mirzal.
Sedangkan Hernoe Roesprijadji, S.I.P., M.H., M.Si. Ketua Harian Pujakesuma Sumsel mengatakan tujuan dilaksanakan Festival ini adalah bentuk penghargaan dan apresiasi bagi para pelaku seni Khususnya pegiat Celeng Srenggi, agar lebih semangat untuk berkarya dan melestarikan tradisi.
“Kegiatan festival ini jauh dari jangkauan komersil. Selain itu pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menarik minat anak anak muda untuk tetap melestarikan budaya dan tradisi. Kegiatan positif ini tentunya harus didukung oleh pemerintah lewat anggaran kesenian agar kesenian ini bisa lestari. Selama ini, kebanyakan kegiatan yang berbau tradisi sangat susah untuk mencari sponsor dan biasanya ketua panitia langsung menjadi penyandang dana, peserta bahkan langsung jadi pemain, tentunya hal hal seperti ini kedepannya tidak terjadi lagi,”katanya,
Dan yang terpenting menurutnya kegiatan seperti harus bersinergi dengan UMKM agar UMKM bisa hidup selain menjaga seni dan tradisi sebagai kewajiban kita bersama.
Komentar