Membangun Karakter Kader IMM Yang Berkualitas, Militan, Kreatif dan Inovatif

Uncategorized922 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co id – Sejarah telah mengukir bahwa, ”Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)” lahir tanggal 14 Maret 1964 – 14 Maret 2023 usianya tepat menginjaki 59 tahun. Dalam perjalanan panjang organisasi kader ”IMM” tak lekang oleh waktu dan zaman, walaupun perjuangannya sangat berat, dikarenakan harus membereskan masalah internal maupun eksternal sebuah organisasi.

IMM lahir sebagai organisasi kader, tapi yang lebih tepat saya mengatakan sebagai organisasi pergerakan mahasiswa Muhammadiyah yang bergerak dalam konteks tiga nilai ideologis, Intelektualitas, Relegiusitas, dan Humanitas, hal itu merupakan dasar profil kader IMM yang mewujudkan bahwa IMM adalah organisasi kader, pelopor, pelangsung, dan perekat usaha Perserikatan Muhammadiyah dalam membangun bingkai generasi yang berkualitas, militan, kreatif serta inovatif.

Tema gagasan pada hari ini, saat pelantikan Pengurus PC IMM UMP, sudah seharusnya merupakan gerakan yang ditargetkan untuk seluruh elemen kader IMM dari level komisariat, PC, DPD sampai Pimpinan Pusat untuk merefleksikan sejauh mana peran yang sudah disajikan organisasi tercinta ini, bagaimana arah gerakan IMM hari ini dan ke depan nanti, serta apa yang menjadi problem dalam tubuh organisasi IMM. Aspek-aspek itulah yang perlu dipikirkan dengan secara matang dan dikhayati dengan baik oleh seluruh kader.

Jangan sampai Semboyan kita sebagai kader mengikuti organisasi IMM hanya sebatas ritual dan mengisi kekosongan semata, alhhasil tidak ada suatu pencapaian yang optimal baik untuk pribadinya maupun perjuangan organisasinya. Konon katanya IMM identik dengan Dapur Keilmuan ataupun Laboratorium Peradaban, maka jangan sdr abaikan buku-buku berantakan, catatan kuliah di atas meja atau di atas rak, bahkan sampai berdebu karena tidak pernah sdr jadikan sebagai teman berpikir, bahkan dibaca sekalipun tak pernah, padahal itu aspek yang sangat fundamental bagi sosok seorang kader IMM.

Baca Juga  Gugatan Perkara Fidusia Berakhir Damai di PN Prabumulih

Sebagai Kader IMM yang katanya Intelektual seharusnya perkuat membaca agar tak miskin gagasan dan kosong pikiran, jangan hanya menjadikan Organisasi IMM sebagai ajang tempat pencitraan dan gaya-gayaan, namun miskin gagasan/ide. Kader IMM tetap terus memperkuat identitas sebagai organisasi kader Persyarikatan dengan proses yang sudah dijelaskan diatas, dan saya lebih suka menyebutnya literasi, diskusi, aksi serta komunikatif.

Mari semua kader harus terbangun dari tidur dogmatis, serta modernitas adalah harga mati dari sebuah pengintegrasian perjuangan, dan bukanlah sebagai disintegrasi Intlektual. Nilai-nilai intelektual dapat tercermin dalam kegiatan yang dilaksanakan bukan hanya kegiatan ceremonial belaka tetapi diisi dengan kegiatan diskusi (kajian) yang bertujuan mendidik kader-kadernya dan mencetak kaum intelektual. Kata intelektualitas adalah sebuah nilai yang ada dalam diri seseorang yang memusatkan diri untuk memikirkan ide dan masalah non-material dengan menggunakan kemampuan penalarannya.

Dengan kata lain kaum intelektual memiliki kesadaran kritis yang tinggi karena dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan membaca fenomena sosial yang sedang terjadi.

Kembali pada sudut pandang yang utuh, membangun kader yang berkualitas, militan, kreatif serta inovatif, merupakan goal setting dari setiap organisasi yang memiliki eksistensi hingga saat ini. Setiap organisasi, baik bersifat sosial-masyarakat, politik, agamis, akademis, dan berbagai latar belakang memiliki kesamaan yaitu sebagai tempat berkumpulnya dua orang atau lebih yang memiliki visi dan misi yang sama yang kemudian bersama-sama melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Salah satu hal terpenting dalam keberlangsungan dan eksistensi suatu organisasi adalah proses pembentukan kader yang berkualitas yang nantinya akan meneruskan tampuk kepemimpinan organisasi tersebut di masa mendatang. Proses pembetukan kader yang kemudian biasanya disebut pengkaderan bukan hal yang enteng, perlu latihan yang ketat agar residu yang tersisa diatas filter kader memang merupakan kader-kader tangguh. Oleh karena kader dianggap sebagai ujung tombak suatu organisasi, maka kriteria yang wajib dimiliki opeh kader IMM.

Baca Juga  Pertama di Sumsel Muba Launching Dapur Kreasi Menu B2SA

Salah satu kriteria tersebut adalah para kader harus memiliki jiwa militan. Jiwa militan yaitu jiwa semangat membara, mengebu-gebu dan penuh gairah dalam melaksanakan amanah yang diemban dalam keorganisasian tersebut. Seorang kader tidak akan pernah mendapatkan sebutan militan, jika komitmen dan tujuan dalam organisasi tersebut tidak begitu kuat.

Kuat tidaknya tujuan bahkan komitmen seseorang, sebenarnya bergantung dari niat orang tersebut, dalam hal ini kader, untuk terjun dalam organisasi.
Perkembangan dunia yang kini semakin pesat, kecanggihan teknologi, dan kecanggihan pemikiran manusia, mengakibatkan persaingan dalam berbagai bidang.

Hal ini tentu saja menuntut setiap kader melakukan lompatan/transformasi paradigma. Jika selama ini kader hanya berpikir bagaimana agar bisa hidup, dan itu saja cukup, maka sekarang bukan lagi masalah bertahan hidup tetapi tuntutan kader sekarang adalah bagaimana organisasi yang digelutinya memenangkan persaingan yang terjadi. Dalam era persaingan saat ini, jika tidak memiliki kelebihan, maka akan tersingkirkan dan terbuang.

Tentu saja itu bukanlah suatu organisasi. Perlu adanya upaya real dalam menyikapi persaingan tersebut, yaitu dengan membentuk kader-kader yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif yang tinggi. Jiwa kreatif seperti hasil kecerdasan manusia dalam mendaya cipta.

Semakin kreatif kader dalam hal mempublikasikan kegiatan-kegiatannya, mempublikasikan produk-produknya, merekrut kader mudanya, maka akan semakin besar peluang memenangkan persaingan terutama dengan organisasi yang notabenenya nonislam.

Baca Juga  Polisi Amankan 15 Pria, Sajam dan Miras

Organisasi yang memenangkan, sudah tentu dapat menjadi eksis dan terkenal, yang implikasinya dapat memudahkan organisasi tersebut merekrut kader yang lebih baik lagi ke depannya.

Seperti yang telah diketahui, kader yang berkualitas, militan, dan kreatif saja belum cukup bagi kader yang berkomitmen pada kemenangan organisasinya. Kader juga perlu memiliki jiwa inovatif. Penerapannya dapat dilakukan pada pembuatan program kerja yang menarik minat sasaran organisasinya. Kader yang inovatif akan memberikan aliran udara segar bagi para penghuni organisasi, yang bisa meniupkan trompet semangat dan keceriaan dalam berbuat kebaikan.

Selain itu, kegiatan-kegiatan yang masih baru dan fresh yang ditujukan pada sasaran organisasi, membuat sasaran akan semakin tertarik dan bersemangat mengikuti organisasi tersebut.

Sehingga pengrekrutan kader selanjutnya akan semakin mudah dan memiliki peluang besar. Sebagaimana kita ketahui, bahwasanya umurjabatan kader di organisasi IMM tidak lama, adanya tenggat masa jabatan yang menandakan berakhirnya amanah yang diembannya dalam organisasi itu, maka sudah seharusnya kader-kader tersebut mempersiapkan para penerus yang akan menggantikan mereka.

Tentu bukan perkara mudah dalam memilih kader baru yang compatible. Sebagai organisasi kader, demi eksistensi IMM kedepan maka pola kaderisasi mutlak dilakukan agar terjadi regenerasi kader yang berkualitas, militan, kreatif serta inovatif.

Oleh: Dr.H.Rahidin H.Anang, Ir., MS
Mantan Ketua Umum DPD IMM

Komentar