Harga Kelapa Melonjak, Komisi VI DPR Desak Pemerintah Jamin Ketersediaan Stok

Nasional53 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id – Lonjakan harga kelapa yang terjadi sejak bulan Ramadhan hingga saat ini belum menunjukkan penurunan. Di berbagai wilayah Indonesia, harga kelapa cenderung meningkat hingga dua kali lipat dari harga normal Rp8.000 per butir, bahkan sempat mencapai Rp25.000 per butir.

“Kenaikan harga kelapa ini memberatkan masyarakat karena kelapa merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Pemerintah harus menjamin kepastian harga agar masyarakat dapat membeli kelapa dengan harga yang wajar,” tegas Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imas Aan Ubudiyah, Rabu (23/4/2025).

Baca Juga  Berhasil Merawat Kebhinekaan, Pj Bupati Sorong Raih API 2023

Imas menjelaskan bahwa kenaikan harga kelapa disebabkan oleh peningkatan ekspor dan faktor cuaca ekstrem. Peningkatan ekspor kelapa telah mendorong harga menjadi lebih tinggi dan mengurangi pasokan di dalam negeri. Tingginya permintaan pasar luar negeri terhadap kelapa menjadi indikasi positif bagi perekonomian.

Namun, Imas mengingatkan agar peningkatan ekspor kelapa diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri. “Jangan sampai ada pihak yang diuntungkan, sementara pihak lain dirugikan. Perlu ada dialog antara semua pihak terkait untuk mencari solusi agar harga kelapa mencapai titik tengah yang adil bagi semua,” ujarnya.

Baca Juga  Pansus Haji DPR untuk Kepentingan Umat dan Perbaikan, Tak Ada Kepentingan Politik

Legislator dapil Jabar XI ini menilai pemerintah perlu bertindak cepat untuk mengantisipasi agar harga kelapa tidak terus melonjak dan kebutuhan di dalam negeri tetap terpenuhi. Hal ini penting mengingat masyarakat Indonesia banyak menggunakan santan kelapa sebagai bahan utama dalam masakan sehari-hari, seperti rendang yang menjadi favorit. “Kenaikan harga dan kelangkaan kelapa akan berdampak pada ketersediaan dan harga makanan sehari-hari yang banyak dikonsumsi masyarakat sehari-hari,” katanya.

Baca Juga  Ketua Komisi VIII DPR: 100% Kuota Haji 2025 Sudah Terisi dan Lunas

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kelapa bulat pada bulan Februari 2025 meningkat signifikan sebesar 29,84 persen secara bulanan. Secara kumulatif, dari Januari hingga Februari 2025, Indonesia telah mengekspor sebanyak 71.077 ton kelapa bulat. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Cina, dengan volume mencapai 68.065 ton dan nilai US$ 29,5 juta, diikuti oleh Vietnam (2.180 ton), Thailand (550 ton), dan Malaysia (280 ton). (MM)

Komentar