Fakultas Adab Dan Humaniora Selenggarakan Kuliah Iftitah Dengan Tema: Sejarah Dan Kebudayaan

Berita Utama1446 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co.id – Fakultas Adab Dan Humaniora UIN RF menyelenggarakan kegiatan Kuliah Iftitah bagi mahasiswa baru jenjang S1 dan S2 dengan tema “Kontekstual Sejarah Kebudayaan Melayu Palembang di era 4.0”, Selasa (22/8).

Adapun narasumber Dr. Dedi Irwanto, M.Hum (Dosen Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri), Woo-Chul Lee (Direktur Y-EPIC) dan Dr. Taeyoung Cho (Peneliti pada Korean Institute of Southeast Asian Studies.
Dr. Taeyoung Cho menyampaikan tentang Sejarah Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan. Ia membahas tentang Kayu Aromatik sebagai komoditi Ekspor pada masa Sriwijaya. Dikatakannya bahwa: Antara abad ke-12 dan ke-13, Sriwijaya berperan sebagai pusat perdagangan di bagian lautan Asia Tenggara.

Kapal-kapal niaga dari Nusantara, India dan Arab yang menuju ke Cina, menyinggahi dahulu Sriwijaya.

Hal ini dikarenakan oleh posisi Sriwijaya yang secara geografis terletak di antara India dan Cina di mana kapal laut dapat berlayar dengan aman.

Selain itu, pelayaran kapal yang saat itu membutuhkan tenaga angin terpaksa menyinggahi Sriwijaya sambil menunggu perubahan arah angin pasat sebelum ke India atau Cina.

Baca Juga  Ditlantas Polda Sumsel Terima Penghargaan IRSMS Award Kategori Polda Tipe A

Disampaikannya juga bahwa Dalam naskah Zhu Fan Zhi yang ditulis oleh Zhao Rukuo (1170-1228), saat ia menjabat kepala kantor pabean pada tahun 1224-1225 di Quanzhou disebut bahwa komoditas yang lazim Sriwijaya ekspor ke Cina adalah berbagai jenis kayu aromatik, rempah-rempah dan cangkang penyu. Di antaranya, kayu aromatik merupakan barang utama yang diperdagangkan ke Cina. Dalam Zhu Fan Zhi dicatat berbagai jenis kayu aromatik yang diekspor dari Nusantara ke Cina. Beberapa di antaranya produk asli yang tumbuh di Sumatra Selatan.
Sedangkan Dr Dedi Irwanto M. Hum menyampaikan materinya antara lain tentang Sejarah dan Kebudayaan Palembang melalui konsep Ulu dan Ilir. Ia membahas tentang proses mendominasinya orang-orang ulu di ruang ilir ketika transformasi sosio-kultural berjalan dalam pembentukan kewargaan budaya di Kota Palembang sebagai salah satu simbol modernitas pada masa kolonial di paruh pada abad ke-20.

Baca Juga  Personil Polres Pagaralam Ukir Prestasi Diganjar Reward

Pada kesempatan yang sama Fakultas Adab Dan Humaniora mendapat kunjungan tamu dari Y-EPIC Korea sebanyak 17 orang dengan tujuan ingin belajar dan mengenal Kebudayaan Melayu di Sumatera Selatan. Selaras dengan Visi yang dimiliki yakni “Menjadi pusat kajian ilmu Adab Dan Humaniora Berbasis Kajian Melayu Islam, Berstandar Internasional, Berwawasan Kebangsaan dan Berkarakter Islami”.

Maka kedatangan tamu tersebut pada hari pertama mereka tiba di Palembang tersebut kemudian dirangkaikan dengan Kegiatan Kuliah Tamu.

Hal tersebut dirasa selaras dengan tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut. Dalam rangkaian tersebut juga saling mengenalkan tentang kebudayaan yang dimiliki oleh masing masing diantaranya adalah pertunjukan tari baik yang tradisional maupun kontemporer.

Selain tarian juga saling mengenalkan kebudayaan tradisional maupun modern yang lain dalam bentuk kebudayaan material maupun non material.

Kegiatan tersebut juga dirangkai dengan diadakannya MoU dan MoA dengan pihak Y-EPIC Korea, sehingga kehadiran mahasiswa Korea untuk belajar tentang Kebudayaan Melayu Sumatera Selatan dikemudian hari dapat terus diselenggarakan.

Baca Juga  Rumah Warga Muara Enim Terbakar

Sedangkan Dekan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang Dr. Endang Rochmiatun, S.Ag., M.Hum. menambahkan kedatangan tamu dari Korea yang sebagian besar mereka adalah juga mahasiswa ini, dipandang sebagai bentuk hadirnya mahasiswa asing (paruh waktu) yang pada semester ini belajar di Fakultas Adab Dan Humaniora.

“Sebagaimana diketahui, bahwa kehadiran mahasiswa asing yang berkegiatan di Kampus dapat menambah point dalam akreditasi prodi maupun universitas. Kehadiran Mereka yakni ingin mengetahui kebudayaan Sumatera Selatan Secara langsung, sehingga kita memberikan informasi serta pengetahuan tentang kebudayaan melayu tersebut kepada mereka. Direncanakan mereka akan belajar kebudayaan Melayu di Sumatera Selatan selama 5 hari,” katanya.

Komentar