Charming Palembang Dinilai Gagal Mengakar, Ini Catatan dan Rekomendasinya

Berita Utama328 Dilihat
banner1080x1080

Palembang, Sumselpost.co.id – Sejak diluncurkan pada tahun 2018, branding “Charming Palembang” diharapkan menjadi wajah baru Kota Palembang yang menawan, ramah, dan penuh kehangatan. Namun, hingga kini, slogan tersebut dinilai belum berhasil melekat di hati warga maupun wisatawan.

Brand yang digagas untuk memperkuat identitas kota ini justru dinilai hanya hidup di atas kertas. Penelusuran dan hasil kajian menunjukkan bahwa identitas kota yang sesungguhnya masih lebih dikenal lewat ikon-ikon lama seperti Jembatan Ampera, Sungai Musi, pempek, dan songket.

“Charming Palembang” memang banyak terlihat di logo instansi dan spanduk kegiatan pemerintah. Namun di sisi lain, warga Palembang sendiri belum merasa memiliki atau memahami makna di balik slogan tersebut.

Baca Juga  Wakili Kapolda Aceh, Kapolres Lhokseumawe Bersama Pangdam IM Panen Jagung Perdana di Sawang

Belum Tertanam dalam Dokumen Pembangunan

City branding yang ideal seharusnya menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan kota. Namun, berdasarkan tinjauan dokumen strategis, slogan “Charming Palembang” belum masuk ke dalam RPJMD, RIPPDA, maupun RTRW Kota Palembang.

Survei terhadap pemangku kepentingan—termasuk pemerintah, akademisi, komunitas lokal, dan pelaku usaha—menyebutkan hanya tiga dari delapan aspek utama city branding yang dianggap cukup kuat, yaitu:

Visi dan arah strategis

Infrastruktur dan aksesibilitas

Peluang ekonomi dan pariwisata

Sementara itu, lima aspek lainnya seperti budaya lokal, peran komunitas, sinergi antar-stakeholder, komunikasi publik, serta tata ruang kota dinilai belum maksimal.

Empat Langkah Revitalisasi Branding Kota

Baca Juga  Lembaga Kajian Pembangunan Sumatera Selatan (LKPSS) Gelar Rapat Internal

Agar “Charming Palembang” tidak hanya menjadi jargon seremonial, para ahli komunikasi dan pemerhati kota menyarankan empat langkah strategis yang perlu segera dilakukan:

1. Melibatkan masyarakat lokal dalam promosi budaya, sejarah, dan kearifan lokal.

2. Membangun infrastruktur pendukung citra kota, seperti trotoar yang nyaman, taman kota, dan media digital interaktif di kawasan wisata.

3. Menyelenggarakan event tematik yang mengangkat cerita dan karakter Palembang sesuai dengan narasi “Charming”.

4. Memperkuat komunikasi publik dengan narasi yang konsisten dan visual yang kuat di media sosial, media massa, hingga ruang publik.

 

Menurut para pakar, city branding bukan sekadar soal logo atau slogan, tetapi merupakan cerminan identitas, karakter, dan arah masa depan kota.

Baca Juga  AKBP Andi Baso Rahman, Laksanakan Program Jum'at Curhat di Tanjung Raja Ogan Ilir

Potensi Besar, Tapi Butuh Arah yang Jelas

Palembang memiliki semua potensi untuk bersaing di tingkat global. Warisan sejarah Kerajaan Sriwijaya, kekayaan kuliner, kreativitas masyarakat, hingga akses transportasi yang semakin baik—semuanya merupakan aset kuat.

Namun tanpa narasi dan strategi promosi yang tepat, potensi itu akan sulit dikenal dan diingat dunia luar.
“Charming Palembang” bisa menjadi alat pemersatu sekaligus magnet promosi, jika dikelola secara serius dan berkelanjutan.

Kini saatnya menjadikan “Charming Palembang” bukan sekadar slogan, melainkan identitas kota yang hidup, membanggakan, dan mendunia.

 

Oleh : Akmad Hamdi Asysyauki ( pengamat perkotaan)

Komentar