JAKARTA,SumselPost.co.id – Meski sudah populer dan berpengalaman sebagai anggota DPR RI, bukan berarti para artis bisa lenggang kangkung untuk maju lagi sebagai caleg DPR RI di pemilu 2024 nanti. Seperti halnya Arzeti Bilbina (PKB), Ratih Sanggarwati (Gelora), dan musisi Diadbadai Hollo/Krispatih (PSI), juga masih ngerogoh kantong minimal Rp2 miliar.
Modal logistik ini juga pernah disampaikan Krisdayanti (KD), yang ternyata popularitas tidak cukup, tanpa harus dibarengi dengan isi tas.
“Kalau Mbak KD Rp2 M, saya juga sekitar Rp2 M,” kata Ratih. Ratih dan KD kebetulan dapilnya sama, yaitu Malang Raya (Kabupaten/Kota Malang dan Batu) – Jawa Timur V.
Hal itu disampaikan Ratih pada dialektika demokrasi “Caleg Artis Dobrak Hegemoni Politik” bersama anggota DPR Fraksi PKB Arzeti Bilbina, dan Caleg Partai Solidaritas Indonesia Diadbadai Hollo (Krispatih), di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, pada Selasa (11/7/2023).
Seperti diketahui dari informasi yang beredar selama pemilu pasca reformasi dengan sistem proporsional terbuka selama ini para caleg membutuhkan modal logistik Rp10 miliar hingga puluhan miliar rupiah. Itu pun belum ada jaminan bisa melenggang ke Senayan.
Arzeti Bilbina juga mengakui kalau semuanya membutuhkan modal yang tidak kecil. Apaladi di dapil neraka, Jatim 1 (Surabaya dan Sidoarjo). Hanya saja dia belum bisa menjumlah seberapa besar uang yang telah digelontorkan untuk maju lagi sebagai caleg DPR RI dari PKB tersebut.
“Nanti menjelang pemilu, Februari 2024 saya akan sampaikan jumlah seluruhnya. Apalagi saya di dapil neraka,” ujarnya. Sebutan Dapil ‘neraka’ ini digunakan bagi daerah pemilihan yang para calegnya populer, tokoh masyarakat, dan berkantong tebal atau tajir.
Yang pasti kata Arzeti, bagi artis ada daya tarik tersendiri dibanding caleg lain. Tapi, setidaknya harus ada 3 poin yang mesti dimiliki caleg; yaitu dikenal, disuka dan dipilih. “Sehingga saat turun ke dapil lebih mudah dalam menyosialisasikan ide, gagasan, visi, misi atau program partai yang akan dilakukan ketika menjadi wakil rakyat tersebut,” ungkapnya.
Ratih mengaku pengalamannya menjadi anggota DPR RI (PPP) pada periode sebelumnya memang menjadi modal penting dalam menyampaikan program apa saja yang akan dilakukan sebagai wakil rakyat tersebut. “Saya dulu di Komisi X DPR RI yang antara lain membidangi pendidikan. Tentu, masalah pendidikan termasuk 30 ribuan beasiswa sekolah ini yang saya perjuangkan untuk masyarakat. Terlebih Malang Raya sebagai kota Kampus, karena ada sekitar 96 kampus, di Malang ini,” jelasnya.
Hal yang sama disampaikan Diadbadai, meski dirinya belum mengeluarkan logistik, namun yang namanya terjun ke masyarakat pasti ada sesuatu yang diberikan, selain program menyejahterakan rakyat.
“Kami ingin menjadi perpanjangan tangan dari para seniman. Kalau tidak nyaleg sekarang, kapan lagi kesempatan untuk berjuang menjadi negarawan-negarawan muda untuk kepentingan bangsa dan negara ini? Kami sudah terjun ke pasar-pasar dan masyarakat bertanya; apakah bisa artis menjadi wakil rakyat? Kujawab,” bisa!” Justru para seniman ini ingin harkat dan martabat rakyat lebih baik lagi. Juga para seniman yang belum sejahtera,” kata Diadbadai.(MM)
Komentar