Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, FPKB Pertanyakan Manajemen Perusahaan

Nasional856 Dilihat

JAKARTA,SumselPost.co.id- Belum lekang dari ingatan, luka masyarakat sekitar Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara, akibat ledakan yang terjadi pada 3 Maret 2023 lalu, kini Pertamina didera kecelakaan lagi dengan meledaknya kilang Pertamina di Dumai, Riau.

Dalam keterangannya, Kapolres Dumai, AKBP Nurhadi Ismanto membenarkan ledakan tersebut terjadi pada Minggu (2/4/2023). Ledakan tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga bergetar kuat dan runtuhnya plafon masjid yang berada pada radius 3 Km.

Anggota Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam, Minggu (2/4/2023) mempertanyakan kesiapan perusahaan yang dipimpin oleh Komisaris Utama, Basuki Tjahya Purnama (Ahok) itu dalam melaksanakan operasinya.

Baca Juga  Meriah! Puan Ajak Delegasi AIPA Dangdutan Bareng KD dan Mulan

Apalagi perusahaan pelat merah itu punya portofolio yang baik juga merupakan perusahaan multi nasional yang membangun jejaring bisnis tidak hanya di Indonesia namun juga di beberapa negara lain seperti Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Venezuela bahkan hingga ke Angola. Akuisisi dan pengelolaan lapangan migas overseas dilakukan PT Pertamina Internasional EP untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Juga  Potensi PDIP Gabung KIB Besar, Golkar akan Ambil Opsi Peluang Menang

Jika menilik 5 tahun ke belakang, di bawah kepemimpinan Ahok, unit bisnis Pertamina di dalam negeri mengalami rentetan kecelakaan kerja. Mulai dari kebakaran kapal di Teluk Balikpapan (Maret 2018), kebakaran Kilang Pertamina Balongan (Maret 2021), Kilang Cilacap (November 2021), Kilang Pertamina Balikpapan (Maret 2022), kebakaran Depo Pertamina Plumpang (Febuari 2023) hingga yang terakhir ledakan di Kilang Dumai Riau (Maret 2023).

Baca Juga  Negara Mayoritas Muslim, Gerakan Mahasiswa Bisa Tekan Kesadaran Global Bagi Kemerdekaan Palestina

Syaikhul yang merupakan Legislator Fraksi PKB itu sangat menyayangkan kecelakaan ini bisa terjadi betubi-tubi. “Kita pertanyakan kerjanya Komisaris Utama sebagai wakil dari pemegang saham (BUMN),” ujarnya. Ia bergusar heran mengapa perusahaan nasional yang mendunia bisa memiliki track record manajemen resiko yang sangat buruk. “Pak Ahok kerjanya apa ya? Atau jangan-jangan Pak Ahok sudah kerja tapi gak digubris sama Direksinya?” pungkasnya.(MM)

 

 

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar