Jajaran Polda Sumsel Nobar Pagelaran Wayang Kulit

Berita Utama1377 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co.id – Irwasda Polda Sumatera Selatan (Sumsel) Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya SIK MH MSI bersama PJU Polda Sumsel menonton bareng (Nobar) Pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Cakraningrat live streaming dari lapangan Bhayangkara Mabes Polri diikuti satwil jajaran Polda Sumsel diruang serbaguna lantai 2 Gedung Utama Presisi Mapolda Sumsel Jalan Jenderal Sudirman KM 4 Palembang,Jumat (7/7) malam.

Acara di hadiri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menonton langsung pertunjukan wayang kulit Wahyu Cakraningrat yang digelar oleh Polri malam ini. Keduannya kompak mengenakan pakaian adat Jawa yakni atasan beskap dengan bawahan jarik batik lengkap dengan blangkon.
Pertunjukan digelar di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/7) malam.

Adapun acara itu juga terbuka untuk semua masyarakat.

Pertunjukan dimulai pukul 21.15 WIB. Sigit terlihat tiba lebih dulu, kemudian tak lama disusul oleh Yudo Serupa dengan Sigit dan Yudo, Wakapolri Komjen Agus Andrianto dan Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia Polri (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo juga terlihat mengenakan busana yang bernuansa serupa. Mereka terlihat tiba lebih awal di lokasi.

Selain itu, hadir pula Kasum TNI Letjen Bambang Ismawan serta para pejabat utama Mabes Polri dan Mabes TNI.

Adapun pertunjukan wayang kulit dibawakan empat dalang di satu panggung. Empat dalang tersebut yakni Ki Anto, Ki Bayu Aji, Sri Kuncoro yang merupakan personel Brimob Polri dan Ki Harso yang merupakan anggota TNI AL.

Baca Juga  Tol Dan Fly Over Prabumulih Diresmikan Presiden Joko Widodo

Di sisi lain, acara ini tampak diramaikan oleh warga yang hadir. Mereka terlihat antusias menikmati pertunjukan yang ada.

Seluruh kursi yang tersedia dipenuhi oleh warga. Bahkan, sejumlah warga yang tak dapat kursi, rela duduk bersilah di bawah sambil menikmati pertunjukan.

Selain menikmati pertunjukan wayang kulit, warga juga bisa mengunjungi berbagai stan UMKM bernuansa Jawa. Seperti membatik kain, hingga berbagai pernak pernik budaya Jawa.

Berbagai sinden hingga campur sari disediakan untuk memanjakan para warga yang hadir. Ada juga doorprize berupa sepeda hingga rumah yang akan diberikan dalam pertunjukan yang berlangsung hingga pukul 04.00 WIB ini.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Drs Supriadi MM menjelaskan Kegiatan yang dihadiri langsung Kapolri dan Panglima tersebut merupakan bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Bhayangkara. Acara wayang kulit ini dihadiri oleh TNI, Polri, dan seluruh elemen masyarakat serta disaksikan di seluruh Polda jajaran se-Indonesia.

“Kegiatan kali ini tentunya melanjutkan apa yang menjadi tema kita yaitu Polri Presisi Untuk Negeri, Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju,” kata Supriadi

Dalam kesempatan ini, Kapolri menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan pentingnya sinergisitas dan soliditas seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024 yang aman dan damai.

“Jadi hari ini sinergisitas semakin kita kokohkan, semakin kita kuatkan dengan penampilan dari dalang, di sini ada dari TNI, dari Polri, kemudian juga ada ada dalangnya mewakili Mahkamah Agung dan satu dalang profesional Bayu Aji yang saya kira namanya sudah sangat terkenal,” ujarnya

Baca Juga  Aniaya Bibi hingga Tewas, Nenek Dilempar dari Balkon Hingga Kritis, Pria Ini Diamankan Warga

Menurut Kapolri, dengan hadirnya elemen dari TNI, Polri dan masyarakat di acara wayang kulit ini menunjukan bahwa telah terciptanya sinergisitas dan soliditas untuk menjaga dan mempertahankan nilai persatuan serta kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Dihadiri dan ditonton oleh seluruh komunitas dan mitra. Dan tentunya ini menunjukkan bahwa yang namanya sinergisitas dengan seluruh stakeholder dan juga bagaimana terbangun suatu kedekatan yang harus terus kita dorong. Bahwa untuk mewujudkan Pemilu damai maka Polri-TNI dan seluruh stakeholder terkait juga harus dekat dengan masyarakat,” ucap Alumni Akpol 91

Acara Wayang Kulit lakon Wahyu Cakraningrat ini sendiri, kata Kapolri, berdasarkan laporan yang diterimanya setidaknya disaksikan oleh sekitar 80 ribu masyarakat dan mungkin bisa bertambah.

Dengan adanya hal itu, Sigit menegaskan bahwa, acara yang bersentuhan dengan rakyat seperti ini membuktikan bahwa, kesatuan dan persatuan seluruh elemen bangsa terus menguat.

“Tentunya ini menjadi kegembiraan dan semangat bagi kita semua bahwa sinergitas, soliditas antara TNI, Polri dan rakyat tentunya kita harapkan semakin hari, semakin menguat,” tuturnya

Lebih dalam, kata Kapolri, dengan terjaganya serta semakin kokohnya sinergitas elemen bangsa maka hal ini menjadi kunci untuk menciptakan Pemilu yang damai. Apalagi, Indonesia akan menghadapi bonus demografi kedepannya.

Baca Juga  Astra Motor Sumsel Beri Kejutan di Hari Pelanggan Nasional

“Sehingga kemudian dalam konteks Pemilu dan memilih pemimpin nasional yang namanya persatuan dan kesatuan tetap harus kita jaga walaupun tentunya ada perbedaan-perbedaan dalam pilihan. Karena kalau persatuan dan kesatuan tidak bisa kita jaga, maka bonus demografi yang kita harapkan betul-betul bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan Indonesia Maju, bukan terjadi malah sebaliknya. Dan itu yang tentunya kita hindari,” paparnya

Oleh karena itu, Kapolri mengatakan, untuk saat ini yang paling terpenting adalah terus menjaga sinergitas dan soliditas seluruh rakyat Indonesia. “Bagaimana menjaga sinergitas dengan masyarakat, mewujudkan Pemilu damai, dan terpilih nanti pemimpin nasional yang bisa meneruskan estafet untuk meneruskan Indonesia Maju. itu yang kita harapkan,” katanya.

Disisi lain, Sigit menjelaskan maksud dari arti lakon Wayang Kulit yang diusung kali ini. Menurutnya, Wahyu Cakraningrat, adalah simbol bagaimana seorang pemimpin berlomba-lomba untuk mendapatkan Wahyu Cakraningrat.

Karena Wahyu Cokroningrat ini adalah wahyu yang diberikan kepada pemimpin. Tentunya lakon ini juga diharapkan bisa mengilhami dan menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia soal seorang pemimpin nantinya bisa mengerti.

“Karena dia yang memimpin rakyat, tentunya dia harus mengerti dan mendengar apa yang menjadi suara rakyat. dia harus dekat dengan rakyat. Sehingga kemudian dia bisa memimpin dengan baik menuju Indonesia yang lebih baik. ini tentunya filosofi yang kita harapkan, bisa kemudian menjadi semangat bersama untuk mewujudkan Indonesia Maju menuju visi Indonesia Emas 2045,” tutupnya

Komentar