Herman Khaeron Komisi VI DPR : Nasionalisme Harus Ditanamkan Sejak Dini Menuju Indonesia Emas 2045

Nasional246 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id — Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron, menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme sejak usia dini sebagai pondasi menuju Indonesia Emas 2045. Indonesia Emas bukan sekadar slogan. Tapi, ini harus menjadi realitas yang dicapai melalui masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Hal ini itu disampaikan Herman dalam dialektika demokrasi bertajuk “Menanamkan Semangat Kemerdekaan Sejak Usia Dini” bersama Adjat Wiratma (Akademisi dan pegiat pendidikan anak), yang digelar Koordinator Wartawan Parlemen kerjasama dengan pemberitaan DPR RI menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Herman menggarisbawahi bahwa sejarah kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari perjuangan panjang, bukan pemberian. Karena itu, semangat nasionalisme harus terus dikobarkan lintas generasi. “Kemerdekaan kita bukan hadiah dari penjajah. Ini hasil perjuangan panjang para leluhur kita. Nilai ini harus diwariskan, diajarkan sejak dini kepada generasi muda,” ujarnya.

Karena itu, Herman mengajak bangsa Indonesia untuk belajar dari negara-negara yang berhasil membangun kemajuan dengan mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, seperti Jepang dan Korea Selatan. “Negara seperti Jepang dan Korea bisa maju tanpa kekayaan alam melimpah. Mereka punya SDM hebat. Indonesia pun harus fokus pada pembangunan SDM yang beretika, bermoral, dan nasionalis,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa sejarah panjang perjuangan kemerdekaan, mulai dari gerakan Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), hingga Proklamasi 17 Agustus 1945, adalah bukti betapa pentingnya persatuan dan perjuangan kolektif rakyat Indonesia.

Peran Negara dan Media

Selain itu, Herman mendorong negara untuk mengambil peran aktif dalam membentuk karakter kebangsaan generasi muda melalui sistem pendidikan dan kebijakan afirmatif. Ia menyebut program seperti 4 Pilar MPR RI, pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), serta penguatan nilai-nilai Pancasila oleh BPIP sebagai langkah strategis.

Ia juga memuji inisiatif pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam program makan bergizi gratis (MBG) dan pendirian sekolah rakyat, yang menurutnya merupakan upaya konkret membentuk generasi yang unggul. “Jadi, pemerintah harus menjadi fasilitator utama dalam menanamkan sikap patriotisme. Ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Negara harus hadir,” tegas Herman.

Herman mengapresiasi media massa, khususnya di KWP (Koordinator Wartawan Parlemen), yang memainkan peran penting dalam menyebarkan semangat nasionalisme.”Media adalah kunci informasi yang benar untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme, kepahlawanan, dan nasionalisme di tengah maraknya berita hoaks di media soaial. “Ketika media massa konsisten mengabarkan nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme dan perjuangan, maka itu akan menguatkan kesadaran kolektif bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

Khusus MBG, Herman mengapresiasi langkah Presiden Prabowo yang dinilai telah menunjukkan komitmen nyata dalam membangun semangat patriotisme sejak usia dini, khususnya bagi anak-anak dari kalangan kurang mampu yang belum tertampung dalam sistem pendidikan formal. Melalui program Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis (MBG), negara dinilai hadir memberikan ruang pendidikan alternatif yang inklusif sebagai bagian dari upaya mewujudkan keadilan sosial sekaligus membentuk karakter kebangsaan sejak usia dini.

“Presiden Republik Indonesia saat ini memperlihatkan bagaimana patriotisme itu dibangun sejak dini bagi kalangan anak-anak yang tidak tertampung dalam sekolah-sekolah formal sekarang dibuatkan sekolah rakyat, ini kan untuk bisa memfasilitasi terhadap warga masyarakat yang tidak mampu. Dan juga ‘Makan Bergizi Gratis’ ini sekarang sudah menjadi harapan dan keinginan besar dari seluruh anak bangsa,” jelas Herman.
Herman menilai inisiatif pemerintahan Presiden Prabowo tersebut merupakan wujud kepedulian dari Pemerintah untuk bisa membangun generasi yang unggul ke depan. Artinya, langkah program MBG ini menjadi sebuah cara yang dimulai Pemerintah dalam menjalankan amanah kemerdekaan dengan jangkauan masa depan.

“Nah ini juga salah satu upaya bagaimana tingkat kepedulian pemerintah misalkan untuk bisa membangun generasi yang unggul ke depan melalui Makan Bergizi Gratis. Artinya Herman menilai langkah tersebut menjadi sebuah cara yang dimulai yang merupakan amanah kemerdekaan yang tentu ini adalah jangkauannya masa depan yang ini juga membangun spirit kebersamaan tadi,” pungkas Anggota Komisi VI DPR itu.

Adjat Wiratma mengatakan yang menarik adalah apakah generasi hari ini yang melahirkan generasi emas di 2045, dan mereka itu akan menjadi pemuda unggul? “Kuncinya keluarga dan negara harus memberikan pendidikan yang baik termasuk bicara nasionalisme, nilai-nilai perjuangan, pendidikam yang baik menuju Indonesia Emas 2045. Di luar itu kurangnya keteladanan. Misalnya bagaimana mereka memperingati 17 Agustus 2025 yang jatuhnya pada hari Minggu ini? Penting diisi dengan narasi-narasi tunggal kebangsaan itu diperbanyak termasuk lagu-lagu cinta tanah air,” ungkapnya.

Selain lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan setiap hari kerja pukul 10.00 Wib, juga penting lagu Garuda Pancasila yang sampai sekarang masih melekat pada diri setiap anak.Indonesia. “Jadi, lagu-lagu cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini selain sejarah kemerdekaan RI itu sendiri, baik secara kultural maupun struktural,” tambahnya. (MM)

 

Komentar