Pitis, Naskah Kuno, dan Sejarah Palembang yang Terkuak di Kajian Reboan

Berita Utama86 Dilihat
banner1080x1080

Palembang, Sumselpost.co.id – Kajian Rutin (Kajian Reboan) yang dilaksanakan oleh Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, Rabu (2/7/2025) yang digelar secara daring dan luring mengangkat topik “Koin Pitis Kesultanan Palembang Darussalam”.

Dengan narasumber Dr. Kemas A.R. Panji, M.Si dimana sebelumnya Dr. Kemas A.R. Panji, M.Si yang merupakan dosen UIN Raden Fatah Palembang resmi meraih gelar Doktor Peradaban Islam ke-272 dengan predikat Amat Memuaskan.

Gelar tersebut diperoleh dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar di Gedung Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, Rabu (18/6/2025), dengan disertasi berjudul “Mata Uang Kesultanan Palembang Darussalam dalam Perspektif Sejarah

Sedangkan pemantik kajian sekaligus host adalah Ustad. Kemas H Andi Syarifuddin, pemantik kajian Prof. Dr. Duski Ibrahim, M.Ag, Dr. M. Torik (Wadir PPS UIN Raden Fatah ) dan peserta lainnya Dr. Ahmad Syukri, Dr. Fajri Rahmat, Dr. Abdillah Asmara (Robert) , Ust. Hafidzhuddin dan Faiz (Admin Zoom).

Baca Juga  Ketua Bawaslu Muara Enim Sosialisasikan Pengawasan Pilkada, Ini Penegasannya

Dr. Kemas A.R. Panji, M.Si mengatakan, kajian kali ini dilengkapi dengan kajian naskah kuno Palembang.

Artinya, kajian pitis ini menurutnya dikolaborasikan dengan kajian naskah kuno Palembang yang ada di pemilik naskah kuno Palembang Ustad. Kemas H Andi Syarifuddin dan kajian ini juga dimentori oleh Prof. Dr. Duski Ibrahim, M.Ag.

“Aku dari kajian koinnya, Ustad Andi Syarifuddin dari kajian naskah kuno dari Palembangnya. Ternyata antara naskah dan koin ini punya kekuatan yang saling mendukung. Apa yang ada di naskah kuno Palembang dikuatkan oleh koin. Apa yang ada di koin dikuatkan juga oleh bnaskah kuno di Palembang. Mungkin periode waktunya saja yang berbeda-beda , dimana salah satu naskah kuno Palembang yang dibuka dari ustad Andi Syarifuddin tadi di kajian tadi menyebutkan bahwa koin pitis sudah disebutkan dalam naskah yang dia punya sejak pasca Perang Menteng tahun 1819,”katanya.

Baca Juga  PJU Polda Sumsel Ikuti Dialog Publik Pastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pangan Jelang Lebaran 2024

Artinya menurutnya di awal abad ke-19 itu memang penyebutan pitis ini sudah digunakan di dalam naskah yang ada di Palembang tempo dulu.

“Artinya memperkuat teori yang aku bangun itu bahwa istilah pitis memang adalah istilah koin atau uang di Kesultanan Palembang Darussalam sejak masa awal berdiri. Jadi naskah dari Ustad. Kemas H Andi Syarifuddin memperkuat,”katanya.

Naskah-naskah tentang pitis Palembang yang dimiliki Ustad. Kemas H Andi Syarifuddin menurutnya milik priyayi dan bangsawan Palembang .

“ Ada beberapa naskah kuno Palembang yang mengungkap soal pitis salah satunya yang buka oleh Ustad. Kemas H Andi Syarifuddin dalam kajian tadi,”katanya.

Baca Juga  Hari Ini Kantor Pemkot Prabumuih Dikepung Asap

Sedangkan Ustad. Kemas H Andi Syarifuddin menambahkan pitis Palembang ini memang sempat tercatat dalam sejumlah naskah (manuskrip ) lama di Palembang .

“ Selain itu juga tercatat dalam kesaksian orientalis Inggris, W. Marsden, dalam bukunya The History of Sumatra yang ditulis pada tahun 1783, dan juga dalam buku Kuto Gawang karya pak Johan Hanafiah,”katanya.

Selain itu menurutnya dalam bidang ekonomi, Kesultanan Palembang telah menjalin jaringan perdagangan hingga ke luar negeri melalui kontrak-kontrak dagang dengan negara-negara lain.

Sedangkan Prof. Dr. Duski Ibrahim, M.Ag menyarankan agar Pitis ini bisa dijadikan oleh-oleh berkerjasama dengan Dinas Pariwisata kota dan Provinsi di Sumsel.

“ Bagus kalau itu (pitis) di cetak lagi dan dijadikan oleh-oleh ,”katanya.

Komentar