Zuriat Hadiri Ziarah Akbar Palembang Darussalam Komplek Pemakaman Pangeran Kramo Jayo

Uncategorized569 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co id – Dalam rangka Ziarah Akbar Palembang Darussalam (ZAPD), Jumat (12/5) ratusan perwakilan zuriat Palembang mengunjungi komplek pemakaman Pangeran Kramo Jayo. yang terletak di Jalan Segaran, Lr Kambing , Kelurahan 15 Ilir Kecamatan IT I Palembang.

Hadir diantaranya Sultan Mahmud Badarudddin (SMB) IV RM Fauwaz Diradja SH Mkn , Ustad Fathoni Husin Umrie, Vebri Al Lintani, Kms Ari Panji, R. Heri Mastari, Mgs Yulyadi dan Kgs Zainudin. egiatan ini juga dihadiri dan didukung oleh para tokoh Palembang antara lain SMB IV RM Fauwaz Diradja, KH Syafei Yunus, ustad Sofwatilah, Kms Idham Murni, R Iskandar Sulaiman dan Mgs Syaiful Fadli, Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs Syaiful Padli, anggota DPRD Palembangb Akbar Alfaro

Acara didahului dengan zikir pembacaan surah Yasin bersama dan berdoa dilanjutkan pembacaan sejarah Pangeran Kramo Jayo oleh sejarawan Sumsel Kemas Ari Panji, Tausiah oleh Ustad Kgs Sulaiman M Nur MA dan doa penutup oleh Ustad Sofwatillah Mohzaib

Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs Syaiful Padli menilai kegiatan ini merupakan salah satu bukti masyarakat hadir disini karena adanya karomah dari Komplek Pemakaman Pangeran Kramo Jayo.

“Artinya kegiatan ini perdana dan antusias uwong Palembang di acara perdana ini luar biasa, ini tidak ada yang menggerakkan dari hati nurani dia , Insya ini kedepan perdana ziarah akbar ini tidak hanya sampai disini, tentu Insya Allah ada follow upnya setelah ini ,”katanya.
Terpenting menurut politisi PKS ini , bagaimana fungsi komplek Pemakaman Pangeran Kramo Jayo ini dikembalikan lagi ke asalnya.

Baca Juga  Staf Ahli Bupati Muba Lepas 106 Peserta Jemaah Umroh

“ Komplek pemakaman ini kita minta juga perhatian dari pemerintah , pemerintah harus hadir , jangan menutup mata, ini jelas bagian dari cagar budaya , tidak bisa diperjualbelikan , dan mudahan-mudahan kami di legislatif dapat mendorong sehingga fungsi makam ini akan dikembalikan seperti semua,” katanya.
Hal senada dikemukakan anggota DPRD Palembang Akbar Alfaro mengaku pihaknya sudah merencanakan di DPRD Palembang dibidang legislasi membuat perda untuk melindungi agar ada payung hukum cagar budaya di kota Palembang ini karena kota Palembang ini adalah kota tertua banyak sekali peninggalan sejarah, harus kita buat payung hukumnya,” katanya.

Kasus pengruskan Komplek pemakaman Pangeran Kramo Jayo ini menurut politisi Partai Gerindra ini menjadi contoh dimana harus ada payung hukum untuk melindunginya agar tidak terjadi lagi kejadian seperti ini.
“ Kami sedang membuat raperda RTRW untuk melindungi cagar budaya, sudah kami maping, kami sudah berkoordinasi dengan dinas kebudayaan Insya Allah dalam raperda itu kita tulis wilayah mana, zonanya mana dan apa nama cagar budaya, apa nama makamnya kita tuangkan dalam raperda RTRW nanti,” katanya.

Ketua Panitia Ziarah Kgs Zainudin, khusus tahun 2023 ini seluruh ratusan perwakilan zuriat Palembang Darussalam baik dari zuriat yang memiliki bangso (gelar) seperti Raden, Masagus, Kemas, dan Kiagus, maupun yang tidak bebangso dan paguyuban wong Palembang lainnya akan mengunjungi komplek pemakaman Pangeran Perdano Menteri Kramo Jayo di Kompleks Ikan Mas 15 ilir.

“Perdano Menteri Pangeran Kramo Jayo adalah seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah Palembang Darussalam. Kramo Jayo sudah menduduki jabatan penting sejak masa kekuasaan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Di masa kekuasaan akhir Kesultanan Palembang Darussalam dia menjadi Perdano Menteri” kata lelaki yang akrab dipanggil Mang Jai ini Jumat (12/5).

Baca Juga  Semarak Isra’ Mikraj Desa Matas, Da’i Reno : Ayo Tingkatkan Kualitas Shalat dan Perbanyak Infaq

Dijelaskan oleh Zainudin, bahwa tujuan ZAPD ini untuk mengajak masyarakat Palembang lebih peduli terhadap cagar budaya khususnya makam para raja dan sultan Palembang.

“Makam Kramo Jayo adalah makam yang sedang dalam masalah. Oleh karena itu, menjadi prioritas dikunjungi. Rencananya, ke depan, ZAPD akan mengunjungi seluruh makam para raja dan sultan yang ada di kota Palembang”, ujar Zainudin.

Senada dengan itu, Panitia Pengarah Ustad Mgs Fathont Husin Umrie menyatakan bahwa kegiatan ZAPD ini dipicu karena adanya masalah Makam Kramo Jayo.

“Dapat dikatakan, bahwa kegiatan ZAPD merupakan hikmah dari masalah makam Kramo Jayo. Sebagai seorang putra Palembang, setelah saya membaca sejarah Kramo Jayo, lalu melihat masalah makamnya, saya sungguh terenyuh. Selama ini, ternyata kita kurang peduli terhadap jasa para leluhur dan sejarah. Berziarah tidak hanya mengingat kematian, tetapi juga tidak melupakan sejarah leluhur,” kata Ustad yang saat ini juga mejabat sebagai Kabid Kesenian di Dinas Kebudayaan Kota Palembang.

ZAPD digagas oleh para tokoh dan aktivis cagar budaya Palembang diataranya Kgs Rozak (Ketua KKP Palembang), Ustad Fathoni Husin Umrie, Vebri Al Lintani, Kms Ari Panji, R. Heri Mastari, Mgs Yulyadi dan Kgs Zainudin. Kegiatan ini juga dihadiri dan didukung oleh para tokoh Palembang antara lain SMB IV RM Fauwaz Diradja, KH Syafei Yunus, ustad Sofwatilah, Kms Idham Murni, R Iskandar Sulaiman dan Mgs Syaiful Fadli. Nama Kramo Jayo yang juga menantu dari SMB II di waktu akhir-akhir ini memang menjadi sorotan oleh karena makamnya dirusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Padahal makam tersebut merupakan objek cagar budaya yang telah terdaftar secara nasional dengan Nomor Registrasi Nasional : PO2018090600566.

Baca Juga  Warga Tegal Binangun Tolak Masuk Wilayah Banyuasin

Dari nasabnya, Kramo Jayo merupakan anak Pangeran Natadiradja Raden Muhammad

Hanafiah yang zuriyatnya bersambung dengan Sultan Palembang Darussalam ke-1 dan ke-2, yakni: Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago bin Susuhunan Abdurrahman Khali fatul Mukminim Syaidul Imam.

Beliau juga menikahi Raden Ayu Khotimah, salah seorang anak dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. dari pernikahannya ini, Kramo Jayo dikaruniai lima putri dan dua putra yakni, RA Azimah, RA Syaikho, RA Zakiah, R.A. Fatimah, RA Zubaidah, Pangeran Nata Diraja Abdul Hafiz, dan Pangeran Wira Menggala Abdur Rogib. Sedangkan dari istri yang lain, Pangeran Kramojayo memperoleh 18 orang anak.

Semasa hidupnya, Kramo Jayo menempati posisi penting dalam pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam dan juga pada masa Kresidenan Palembang. Pada 1819, beliau dipercaya sebagai Komandan Buluwarti Timur di Benteng Kuto Besak dalam perang Menteng, dan Komandan Benteng Tambakbaya di muara Sungai Komering Plaju dengan senjata pusaka yang paling ampuh yaitu ‘Meriam Sri Palembang.

Komentar