Viral Kritik Program BOS Kinerja, Dana Sekolah Dinilai Hanya Numpang Lewat

Berita Utama153 Dilihat
banner1080x1080

Palembang, Sumselpost.co.id – Kritik pedas disampaikan Inaliem18 melalui akun Instagramnya yang belakangan viral di berbagai media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Ia menyoroti program Bantuan Operasional Sekolah Kinerja (Boskin) tahun 2025 yang digulirkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Menurut Inaliem, sekolah-sekolah penerima Boskin—yang dipilih berdasarkan penilaian prestasi oleh Kemendikdasmen—seharusnya menerima dana sebagai bentuk apresiasi. Namun faktanya, dana tersebut justru diwajibkan untuk membiayai pelatihan Deep Learning dan Artificial Intelligence (AI) bagi guru dan kepala sekolah.

Baca Juga  Andri Adam Bantu Selesaikan Tunggakan Sekolah Siswa di Palembang

“Setiap guru dikenakan biaya Rp2 juta, sedangkan kepala sekolah Rp3 juta. Dananya diambil dari Boskin. Alih-alih menjadi reward bagi sekolah berprestasi, dana itu habis untuk membayar mentor atau pelatih Deep Learning yang ditunjuk, bahkan kembali ke instansi pemberi Boskin,” ujar Inaliem dalam videonya.

Lebih lanjut, ia juga mempertanyakan aturan yang melarang peserta membagikan materi pelatihan kepada guru lain yang belum ikut. “Materi seharusnya bisa disebarkan, apalagi untuk guru di daerah pelosok. Jadi ada apa di balik semua ini, baik terkait dana maupun materi pelatihan?” imbuhnya.

Baca Juga  Kejari Muara Enim Ingatkan KONI, Agar Pengelolaan Dana Hibah Berpedoman Pada Permendagri

Awak media mencoba menelusuri ke salah satu sekolah penerima Boskin di kawasan Seberang Ulu I, Palembang. Sang kepala sekolah, yang meminta identitasnya dirahasiakan, membenarkan kondisi tersebut.
“Memang benar, sekolah kami menerima Boskin tahun ini. Tapi seluruh dananya habis untuk pelatihan Deep Learning dan coding. Jadi dana Boskin hanya numpang lewat di rekening sekolah,” ungkapnya.

Baca Juga  Ustad Legawan : Keutamaan Ramadhan Dan Lailatul Qadar

Kritik ini menjadi sorotan publik karena dianggap bertolak belakang dengan tujuan awal Boskin sebagai hadiah bagi sekolah berprestasi. Banyak pihak berharap Kemendikdasmen dapat mengevaluasi sekaligus merevisi kebijakan agar dana benar-benar bermanfaat bagi pengembangan prestasi guru maupun siswa.

(Kms. Sofyan Abdullah)

Komentar