Tak Masuk Kabinet, Gus Choi: Sikap PDIP-NasDem Perlu Diapresiasi, Politik Harus Junjung Etika

Nasional215 Dilihat

JAKARTA,SumselPost.co.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto baru saja memanggil sekitar 49 calon menteri dan puluhan wakil menteri. Namun, ada yang janggal dan menjadi sorotan masyarakat terkait jatah menteri yang diberikan kepada kader PKB.Pasalnya kubu yang kalah ikut juga menikmati kemenangan pilpres 2024.

“Berpolitik itu, tetap harus berbasis moral, menjunjung tinggi etika, dan punya rasa malu. Karena politisi itu perlu menilai dari sikap kepantasan, kepatutan dan bukan sekadar merebut kursi kekuasaan,” tegas Politisi Partai Nasdem, Effendy Choirie (Gus Choi) kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Gus Choi menjelaskan bahwa dalam berdemokrasi itu ada kompetisi dan kontestasi. Tentu ada yang kalah dan ada menang. “Yang menang kita beri kesempatan untuk memimpin dan pihak yang kalah harus menerima dengan sportif dan otomatis berada di luar kekuasaan,” ujarnya.

Baca Juga  Darurat Eksploitasi Pulau Kecil, Ketua DPD RI Minta RUU Daerah Kepulauan Segera Disahkan

Dengan begitu lanjut kader Nahdlatul Ulama itu, jalannya demokrasi akan menjadi sehat, karena berdemokrasi dan berpolitik itu menjadi bermoral, beretika dan tahu diri. “Demokrasi membutuhkan check and balances. Dalam konteks politik hari ini, ada dua contoh yang baik. Yaitu, PDIP yang kalah pilpres (tak ada stetemen dukung kekuasaan), bergabung, dan tidak mengajukan nama kadernya untuk masuk kabinet pemerintahan Prabowo,” jelasnya.

Contoh lainnya, kata mantan Ketua Umum PB IKA PMII itu, Nasdem dan PKS yang kalah dalam Pilpres, namun memerima kekalahan dan memberikan dukungan kepada presiden terpilih, Prabowo. Bahkan mendukung pemerintahannya, tapi Partai Nasdem tidak mengajukan kader dan tak ingin masuk dalam pemerintahan. “Dengan alasan tahu diri, menjaga etika dan tetap mengedepankan moral politik. Artinya, kalau tidak berkeringat, tapi ikut menikmati hasilnya. Itu namanya berpolitik tak punya malu, tak tahu diri. Itu perilaku politik sontoloyo, contoh buruk bagi generasi muda,” ungkapnya.

Baca Juga  Mega Minta BRIN Perhatikan Riset Kecil-kecilan Anak Muda

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Saan Mustopa menyinggung soal etika dan kepantasan terkait kursi menteri di kabinet Prabowo Subianto. “NasDem ini kan soal Pilpres 2024, 14 Februari lalu itu kan tidak memberi dukungan kepada Pak Prabowo. Nah karena itu, secara etika tentu NasDem istilahnya tahu diri,” tegas Saan, Senin (14/10/2024).

Baca Juga  Bawaslu Usul Sirekap Dihentikan, DPR: Hitung Manual Harus Tetap Berjalan

Menurut Wakil Ketua DPR itu, Partai NasDem cukup tahu diri untuk menempatkan posisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. “Terkait dengan kabinet, NasDem kan selalu mengatakan ini soal etika dan kepantasan saja,” ungkapnya lagi.

Selain itu, kata Saan, Partai NasDem juga ingin memberikan kesempatan bagi partai-partai koalisi yang mendukung Prabowo-Gibran. Atas dasar itu, NasDem merasa kurang patut jika ribut soal kursi menteri di Kabinet Prabowo. “Kita memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada seluruh partai pendukung untuk mengisi pos-pos yang ada di kabinet. Sekali lagi, ini lebih kepada etika dan kepantasan aja. Jadi kalau misalnya NasDem ribut soal kabinet kurang pas lah. Kita lebih ke posisi tahu diri,” pungkasnya. (MM)

Komentar