Siswa Keracunan MBG Bertambah, Komisi IX DPR Desak Pengelola Tingkatkan Kewaspadaan

Nasional613 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id – Kasus keracunan makanan di sejumlah lokasi MBG (Makanan Berisiko Gizi) terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data terbaru, tercatat sebanyak 171 siswa mengalami keracunan, sebelumnya tercatat jumlah korban diduga keracunan 36 orang.

Sebagai respons terhadap situasi ini, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengimbau kepada seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai pengelola makanan MBG untuk meningkatkan kewaspadaan dan memastikan penerapan standar kebersihan yang ketat sebelum didistribusikan.

Baca Juga  Dijamu Khusus Dubes Arab Saudi, Sultan Bahas Kualitas Penyelenggaraan Haji

“Kasus keracunan makanan MBG ini tentu warning buat pemerintah, terutama pengelola di lapangan. Bagaimana kewaspadaan dan penerapan standar kebersihan makanan sebelum didistribusikan harus lebih ketat lagi,” kata Nihayatul Wafiroh yang akrab disapa Ninik di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa itu mengatakan, SPPG wajib melakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas bahan baku dan kebersihan lingkungan, serta memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan mengenai prosedur sanitasi yang benar.

Baca Juga  Hari HAM, Puan Ingatkan Negara Harus Hadir Penuhi Hak Masyarakat Terpinggirkan

“Saya juga minta Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serius menginvestigasi penyebab keracunan itu. Kalau memang terindikasi ada kelalaian dari penyedia makanan jangan sungkan untuk menindak tegas,” kata Ninik.

Selain itu, Ninik juga meminta pihak sekolah untuk lebih berhati-hati dalam memilih tempat makan dan memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi siswa berasal dari sumber yang terjamin keamanannya.

Baca Juga  Albizia RHA : Pemangkasan anggaran sebaiknya dialokasikan ke Anggaran Pendidikan

“Pihak sekolah saya kira juga perlu pro aktif juga cek kualitas makanan benar-benar masih bagus dan layak dikonsumsi siswa. Karena program MBG ini perlu pengawasan bersama,” pungkas Ninik. (MM)

Komentar