Saan Mustopa: Sistem Haji Indonesia Harus Terintegrasi dengan Arab Saudi

Nasional59 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id -Anggota Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI Saan Mustopa, menekankan pentingnya pembenahan sistem haji Indonesia secara menyeluruh dan terintegrasi dengan sistem milik Pemerintah Arab Saudi. Ia menyampaikan hal tersebut dalam rangka evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 2025 yang masih menyisakan banyak catatan teknis dan struktural.

Saan mengungkapkan, tingginya jumlah jemaah haji asal Indonesia yang wafat menjadi perhatian serius, bahkan, sebagaimana disampaikan dalam Nota Diplomasi Pemerintah Saudi ke Pemerintah Indonesia, menyebutkan lebih 50 persen dari total jemaah dunia yang meninggal berasal dari jemaah haji Indonesia. Menurutnya, hal ini salah satunya dipicu oleh lamanya masa tunggu jemaah haji yang menyebabkan banyak jemaah berangkat dalam kondisi usia lanjut dan rentan sakit.

“Jemaah kita mendaftar di usia 50, tapi berangkatnya di usia 75 tahun karena harus menunggu hingga 25 tahun. Akibatnya, banyak yang berangkat dalam kondisi tidak sehat, bahkan ada yang meninggal sebelum sempat berangkat,” tegas Saan saat Rapat Evaluasi Timwas Haji di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Baca Juga  Terjadi Pembusukan Hukum Acara Pidana dalam Proses Hukum KPK terhadap Hasto?

Untuk itu, ia mengusulkan adanya sistem pemetaan kesehatan jemaah yang memungkinkan jemaah dengan kondisi fisik lebih prima diprioritaskan berangkat lebih awal. Skema ini, menurutnya, dapat menekan angka kematian sekaligus meningkatkan citra dan evaluasi pelayanan jemaah haji Indonesia di mata Pemerintah Arab Saudi.

Selain soal kesehatan jemaah, Saan juga menyoroti aspek transportasi yang menurutnya masih menjadi salah satu sumber keluhan dan ketidakefisienan pelayanan. Ia mengkritik penggunaan kendaraan yang tidak sesuai standar dan menyebutkan insiden seperti bus mogok dan keterlambatan penjemputan yang menyebabkan jemaah terpaksa berjalan kaki dalam kondisi cuaca ekstrem.

“Transportasi yang tidak sesuai syarat Saudi harus dibenahi. Jangan lagi pakai bus sekolah atau bus tua. Kita butuh sistem transportasi yang layak, aman, dan terintegrasi dengan sistem Arab Saudi,” tegas Wakil Ketua DPR RI ini.

Baca Juga  Fahri Hamzah: Artificial Intelligence AI Bisa Jadi Pintu Kelahiran Agama dan Kitab Suci Baru

Untuk itu, ia mengusulkan pentingnya pembenahan sistem e-Hajj dan Siskohat agar benar-benar terhubung secara real time dengan sistem Arab Saudi. Menurutnya, integrasi ini penting untuk memastikan sinkronisasi data jemaah, pengaturan akomodasi, transportasi, dan pelayanan lainnya dapat berjalan efisien dan responsif.

Saan juga mengangkat persoalan monopoli penyedia layanan (syarikah) yang menjadi salah satu penyebab lemahnya kontrol terhadap mutu pelayanan. Ia menilai perlu adanya diversifikasi syarikah berdasarkan embarkasi, sehingga muncul kompetisi yang sehat dan meningkatkan kualitas layanan.

“Kalau hanya satu syarikah yang mengelola, tidak ada saingan, tidak ada kontrol. Kita harus dorong agar ada 14 syarikah, sesuai dengan 14 embarkasi di Indonesia. Dengan begitu, masing-masing akan bertanggung jawab terhadap wilayahnya,” jelas Politisi Partai NasDem ini.

Baca Juga  Anis Matta : Ramadhan Saat Tepat untuk Membangun Koalisi Rekonsiliasi

Ia mencontohkan syarikah MCDC yang melayani 15.000 jemaah, mampu menyediakan lebih dari 3.000 sofa bed sebagai bentuk inovasi pelayanan. Hal semacam ini, menurut Saan, bisa menjadi model yang diperluas jika ada kompetisi antar-syarikah.

Menutup pernyataannya, Saan menekankan pentingnya memutus rantai masalah klasik yang terus berulang setiap musim haji. Ia mendesak agar Indonesia menciptakan sistem haji yang adaptif terhadap dinamika dan kebijakan Arab Saudi, dengan semangat kolaborasi dan integrasi.

“Kita harus menciptakan sistem yang terintegrasi dengan Pemerintah Saudi. Itu satu-satunya cara agar kita bisa lebih cepat beradaptasi, sekaligus meningkatkan standar pelayanan jemaah kita dari Grade D menjadi setidaknya B atau bahkan A,” pungkasnya. (MM)

Komentar