Palembang, Sumselpost.co.id – Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang (PUPR) kota Palembang menggelar Sosialisasi dan Pelantikan Komunitas Masyarakat Peduli Sungai, Peduli Banjir dan Lingkungan kota Palembang tahun 2023 yang dilaksanakan di Ruang Parameswara Kantor Walikota Palembang, Rabu (06/12/2023).
Untuk mencegah terjadinya banjir di kota Palembang, Kepala Dinas PUPR kota Palembang melalui Kepala Bidang Sumber Daya Alam, Irigasi dan Limbah (SDA-IL) Ir. R. A. Marlina Sylvia, S,T.,M.Si.,M, Sc.,IPU.,ASEAN Eng. mengajak masyarakat melakukan gotong royong membersihkan belasan anak sungai Musi seperti, pembersihan anak sungai bendung dan sekanak dari sampah-sampah rumah tangga.
Dalam paparannya sebagai narasumber, Kepala Bidang SDA-IL Dinas PUPR kota Palembang Ir. R. A. Marlina Sylvia, S,T.,M.Si.,M, Sc.,IPU.,ASEAN Eng mengatakan, Jika banjir tidak kenal waktu, dibutuhkan peran serta masyarakat & stakeholder terkait dalam penanggulangan banjir di kota Palembang.
Ada dua penyebab banjir/genangan diantaranya:
*Pengaruh alam*
1. Pasang surut akibat naiknya permukaan air laut disebabkan air es mencair (pasang surut sudah sejak dulu karena adanya perubahan iklim maka semakin tinggi.
2. Kontur/Topografi yang rendah
3. Curah hujan yang tinggi akibat perubahan iklim global.
*Perilaku manusia sebagai penyebab banjir/genangan*
1. Kapasitas drainase/sungai yang semakin menyempit bahkan aliran air terhalang ketika mengalir ke hilir karena adanya bangunan liar dan tersumbat sampah.
2. Koefisien aliran naik karena tanah jenuh disebabkan hujan sebelumnya dan perluasan pemukiman yang padat.
3. Manusia membangun dan bermukim di dataran banjir.
“Pembentukan komunitas peduli banjir ini adalah indikator keberhasilan dari sosialisasi yang dilakukan dari awal tahun sampai dengan akhir tahun, serta menghasilkan masyarakat yang sudah teredukasi, paham mengenai banjir dan penanganan genangan,” Ujar Marlina saat dibincangi awak media usai kegiatan.
Pihaknya berharap mereka menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk melakukan upaya-upaya non infrastruktur seperti, mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat yang tadinya suka buang sampah sembarangan, dan masih berpikir bahwa saluran itu tidak penting, serta menutup saluran dengan bangunan di atasnya sehingga melakukan tindakan yang mengakibatkan aliran air terganggu.
“Mereka kita edukasi agar menjadi fasilitator yang dapat menyampaikan program pemerintah ke masyarakat dengan tidak melakukan hal-hal seperti yang saya sebutkan tadi,” Jelasnya.
PUPR kota Palembang mengajak developer untuk menyisakan ruang untuk air dengan membuat kolam retensi, dan meminta developer untuk membuat saluran besar, serta bersama-sama menjaga ruang untuk air.
“Kendala di masyarakat itu sampah, masyarakat buang sampah sembarangan itu setiap hari. Jika sampah itu tidak ada maka tugas kita akan lebih efektif, karena mereka akan kami tugaskan lebih ke sedimentasi di saluran-saluran, itu yang terpenting,” Terangnya.
Dibutuhkan peranan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk ikut berkontribusi. Jalan jalan yang tergenang ada yang kewenangan pusat dan provinsi. Seandainya OP nya lebih getol lagi, kami bisa fokus di saluran hilirnya. Kota Palembang topograpinya datar dan banyak cekungan. Sedimentasi lebih cepat terjadi beda dengan di dataran tinggi. Jadi ya harus sering dilakukan pengerukan” Jelasnya.
Selain upaya upaya tersebut di atas, Pemerintah kota juga getol melaksanakan pembangunan saluran, talud/tanggul, kolam retensi dan pompa pengendali banjir. “Upaya infrastruktur tersebut harus diimbangi dengan upaya noninfrastruktur yaitu sosialisasi dan edukasi sumber daya manusianya” pungkas Marlina. (niken)
Komentar