Puan Tegaskan PDIP Solid, Minta Semua Saling Menghormati Menyusul Isu Pergantian Megawati

Nasional319 Dilihat

JAKARTA,SumselPost.co.id – Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menegaskan PDIP solid meski saat ini tengah menghadapi berbagai dinamika. Ia juga meminta semua pihak menghormati mekanisme internal PDIP menyusul adanya dorongan soal pergantian ketua umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Kami solid, kami yakin insya Allah bahwa Kongres adalah proses tertinggi dari proses internal suatu partai, bukan hanya PDI Perjuangan,” tegas Puan Maharani usai peringatan HUT ke-52 PDIP yang digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

Seperti diketahui, mantan kader PDIP Effendi Simbolon mendorong Megawati Soekarnoputri mundur dari posisi Ketum PDIP saat menanggapi status tersangka Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hal tersebut Effendi sampaikan sesaat setelah bertemu dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang juga mantan kader PDIP.

Puan pun mengingatkan semua pihak untuk saling menghargai dan menghormati, apalagi setiap partai punya mekanisme sendiri. “Kita jangan berandai-andai. Kita saling menghargai dan menghormati proses internal yang ada di suatu partai. Jadi, kita ikuti proses yang ada di Partai PDI Perjuangan. Prosesnya itu untuk internal adanya di Kongres,” ujarnya.

Baca Juga  Diapresiasi, Peran Sentral Airlangga Galang Tolak Pemilu Proporsional Tertutup

Puan mengungkap Kongres PDIP akan digelar pada bulan April mendatang. “Nanti kita lihat di bulan April, insya Allah PDI Perjuangan akan melaksanakan Kongresnya. Setiap proses Kongres di setiap partai politik itu kan biasa kalau kemudian terjadi pergantian struktur-struktur di partainya,” ungkap Puan.

“Jadi, kami meyakini bahwa semuanya akan saling menghormati dan menghargai bahwa proses di semua partai itu akan dijalani di internal partainya tersebut,” tambahnya.

Hasto Tersangka

Menamggapu penetapan tersangka Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK, Puan memastikan belum ada pembicaraan di PDIP soal pergantian sekjen meski Hasto ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Juga  DPD RI Minta Pemerintah Operasi Pasar Berkala Jelang dan Selama Puasa

“Kita lihat dulu apa yang akan terjadi. Kita praduga tak bersalah dulu. (Pergantian sekjen) Kita belum bicara hal itu,” jelas Puan.

Mantan Menko PMK itu menjelaskan tentang pernyataan Megawati yang menyoroti bagaimana KPK mengabaikan tersangka korupsi lain padahal kasusnya cukup besar. Menurut Puan, Megawati mengingatkan agar proses hukum harus berjalan dengan adil. “Kan maksudnya proses hukum itu (harus berjalan) sama. Jadi, ya, semuanya itu harus berjalan sama,” katanya.

Terkait rencana Hasto yang akan memenuhi panggilan KPK pada Senin pekan depan, Puan menyatakan hal tersebut sebagai penghormatan atas proses hukum. “Sebagai warga negara, tentu saja harus (menghormati) proses hukum, ya. Nah, sekarang sedang berlaku atau berjalan dalam proses hukumnya,” kata Puan.

Kedekatan Megawati – Prabowo

Puan berbicara soal kedekatan Megawati dengan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini lantaran dalam pidatonya saat peringatan HUT ke-52 PDIP, Megawati sempat menyinggung soal belum bisa masak nasi goreng lagi untuk Prabowo.

Baca Juga  Dukung Penguatan HKPD, Sultan: Kenaikan 40-75% Pajak Hiburan Perlu Dikaji Ulang

“Hubungan silaturahmi dan hubungan kekeluargaan antara Ibu Mega dengan Pak Prabowo sudah berjalan jauh-jauh lama sebelumnya. Jadi, hubungan itu tetap berjalan dengan baik,” jelas Puan.

Meski begitu, Puan tak menjawab pasti soal kemungkinan apakah PDIP akan merapat dengan koalisi pemerintahan Prabowo. “Kita lihat nanti setelah Kongres,” tukas cucu Bung Karno tersebut.

Terima Kasih Atas Ucapan Selamat Jokowi

Selain itu, Puan menyampaikan terima kasih kepada Jokowi yang memberi selamat atas HUT ke-52 PDIP. “Terima kasih, Pak Jokowi, atas ucapannya kepada PDIP Perjuangan untuk hari ulang tahun ke-52 PDI Perjuangan,” ungkap Puan.

Saat ditanya wartawan soal isu Jokowi yang ingin menjadi Ketum PDIP, Puan menegaskan PDIP tak pernah membahas wacana itu. “Nggak ada itu,” pungkasnya. (MM)

Komentar