JAKARTA,REPORTER.ID – Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Dewan Rakyat Malaysia, Dato Johari Bin Abdul di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam pertemuan itu, Puan membawa isu perlindungan WNI dan mendorong memperbanyak Community Learning Center (CLC) bagi anak Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Perlindungan terhadap seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia, termasuk para pekerja dan pelajar, juga merupakan isu yang menjadi perhatian saya,” kata Puan saat bertemu Dato Johari Bin Abdul di Gedung Parlemen Malaysia, Senin (2/10/2023).
Menurut data Dirjen Imigrasi, sekitar 2 juta PMI yang Prosedural dan unprosedural berada di wilayah Malaysia. Tidak sedikit pula pekerja Indonesia yang mengalami eksploitasi, mendapatkan kekeradan fisik hingga kekerasan seksual saat bekerja di negeri jiran tersebut.
Puan berharap pimpinan parlemen Malaysia memberi perhatian lebih terhadap PMI mengingat banyaknya kasus yahg merugikan PMI selama ini. “Saya berharap di bawah kepemimpinan Yang Mulia sebagai Ketua Dewan Rakyat, maka Malaysia dapat memberikan perhatian dan perlindungan penuh bagi para WNI dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini.
Dalam kesempatan itu, Puan juga menyinggung pentingnya penguatan hubungan antar masyarakat Indonesia dengan Malaysia yang dapat dilakukan dengan berbagai program. Salah satunya dengan program pendidikan bagi kedua negara.
“Saya juga mendorong jumlah Community Learning Centers (CLC) di Malaysia dalam rangka memfasilitasi akses pendidikan bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) Malaysia,” kata Puan.
Mantan Menko PMK ini mengatakan, pendidikan merupakan salah satu sektor yang dapat mempererat hubungan masyarakat ke dua negara. Puan berharap ada tambahan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia di sektor pendidikan.
“Dalam hal ini, penting untuk kita, bersama-sama, menjajaki dan mendorong kerja sama di bidang pendidikan demi masa depan generasi muda kita,” tuturnya.
Apalagi, jumlah total pelajar Indonesia di Malaysia berjumlah lebih dari 10.000 orang, sedangkan pelajar Malaysia di Indonesia berjumlah setidaknya 2.800 orang.
Selain di bidang pendidikan, Puan mendorong adanya peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia. Ia menyebut, Malaysia merupakan salah satu mitra dagang dan investasi yang krusial bagi Indonesia. Kerja ekonomi diharapkan dapat mendorong kedua negara untuk dapat lebih lanjut memperkuat kerja sama di bidang perdagangan dan investasi.
Nilai perdagangan kedua negara naik 30,37 persen menjadi 27,9 miliar USD pada tahun 2022 dari tahun sebelumnya. Selain itu Malaysia berada di peringkat ke-5 sebagai tujuan ekspor Indonesia.
“Perlu diingat bahwa perdagangan dan investasi merupakan sektor yang dapat berdampak nyata bagi rakyat. Hal ini selalu menjadi prioritas bagi saya selaku Ketua DPR RI,” jelas Puan.
Beberapa kerja sama investasi dan perdagangan Indonesia-Malaysia yang saat ini tengah berjalan seperti, kesepakatan pada Border Trade Agreement (BTA) dan Border Crossing Agreement (BCA). Kemudian ada juga kerja sama untuk produk halal dan upaya normalisasi perdagangan lintas batas di Nunukan-Tawau dan perbatasan Tebedu-Entikong.
Di sisi lain, Puan juga menyampaikan tentang pentingnya kerja sama Indonesia dan Malaysia di bidang maritim, terutama karena kedua negara bertetangga dan dikelilingi oleh laut. Seperti memberantas ilegal fishing dan delimitasi batas maritim serta batas darat.
“Selain itu, saya juga mendukung upaya finalisasi perjanjian mengenai delimitasi Maritim di segmen Laut Sulawesi dan Selat Malaka. Saya juga akan memastikan bahwa DPR RI, melalui fungsi pengawasannya, akan terus memantau progres dari instrumen tersebut,” tutur Puan.
Puan juga mendorong kerja sama antar Parlemen kedua negara sehingga dapat berperan dalam memajukan hubungan Indonesia dengan Malaysia. Misalnya dapat ditunjukkan dalam forum-forum internasional maupun regional untuk saling mendukung.
Kedekatan hubungan kuat antara kedua Parlemen sendiri ditunjukkan dengan seringnya pertukaran dialog dalam berbagai forum parlemen, seperti Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dan juga ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).
Terkait hasil resolusi di Sidang Umum AIPA ke-44 yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, Puan mengajak Parlemen Malaysia bersama-sama DPR memperjuangkan penyelesaian krisis di Myanmar sejalan dengan yang telah disepakati oleh forum Parlemen se-Asia Tenggara itu.
“Saya percaya jika kerja sama antar parlemen kedua negara kuat, kita dapat membantu pemerintah untuk memecahkan berbagai tantangan yang dihadapi kedua negara,” ungkapnya.
“Hal ini termasuk melalui Sidang Umum AIPA yang ke-45 tahun 2024 di Laos mendatang. Perdamaian dan Keamanan Kawasan adalah tanggung jawab kita bersama,” tambah Puan.
Selain itu, Puan menyinggung peran Indonesia dan Malaysia sebagai sesama pendiri ASEAN. Ia menekankan pentingnya hubungan Indonesia dengan Malaysia sebagai jangkar dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan.(MM)
Komentar