Profesor UTP Malaysia Kunjungi Sultan Palembang, Pererat Hubungan Melayu Nusantara

Berita Utama37 Dilihat
banner1080x1080

Palembang, Sumselpost.co.id – Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M. Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn., menerima kunjungan akademisi asal Malaysia, Dato’ Dr. Kamaruzzaman Sopian FASc PTech (Green Tech), DPMP, PMP, yang merupakan Profesor di Fakultas Teknik Mesin, Universiti Teknologi Petronas (UTP). Pertemuan berlangsung hangat di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam, Jalan Sultan M. Mansyur, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, Rabu (27/8/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Dr. Kamaruzzaman didampingi oleh sejumlah akademisi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), yakni Dr. Hudaidah, M.Pd., Dr. Melinda, M.Pd., serta Prof. Dr. Ida Nursanti, M.Si. Selain itu, turut hadir Assoc. Prof. Ahmad Fudholi, Ph.D dari BRIN, serta sejumlah tokoh budaya Palembang, di antaranya R.M. Rasyid Tohir, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, dan Dato’ Pangeran Suryo Febri Irwansyah (Vebri Al Lintani).

Baca Juga  MUSREMBANG tingkat Kecamatan Kemuning tema: " Bersama Wujudkan Pemantapan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Pemerataan Kesejahteraan

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M. Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn mengatakan, kedatangan Dato’ Dr. Kamaruzzaman Sopian FASc PTech (Green Tech), DPMP, PMP karena sebelumnya melakukan kegiatan di Unsri.

“Setelah dari Unsri beliau ingin bertemu saya , jadi alhamdulilah, kita sudah bertemu dan kita sudah berbicara dan yang beliau cari adalah hubungan kekerabatan melayu khususnya dari tempat beliau dari Perak dan hubungannya dengan Palembang,”katanya.

Dan Dato’ Dr. Kamaruzzaman Sopian FASc PTech (Green Tech), DPMP, PMP menurut SMB IV, merasa Palembang adalah bagian dari dirinya karena leluhur beliau adalah orang-orang Palembang juga .

Sedangkan Dato’ Dr. Kamaruzzaman Sopian FASc PTech (Green Tech), DPMP, PMP mengungkapkan rasa bangga dan haru bisa bertemu langsung dengan Sultan Palembang. Ia menekankan bahwa Kesultanan Palembang merupakan bagian penting dari sejarah dan tradisi bangsa Melayu di Nusantara.

Baca Juga  Pemilik Tetap Pertahankan Hak  dan Tetap Berjualan di Pasar 16 Ilir

“Alhamdulillah, saya berbesar hati dapat berjumpa dengan Sultan Palembang. Walaupun waktunya singkat, saya belajar banyak tentang sejarah dan tradisi Melayu. Saya sangat bangga karena bangsa Melayu adalah bangsa yang beradab, bersejarah, dan memiliki akar yang kuat di Nusantara,” ujarnya.

Ia juga menyinggung bahwa eksistensi kesultanan di berbagai wilayah Nusantara, mulai dari Aceh, Pagaruyung, Asahan, hingga Palembang, menunjukkan betapa besar peran kerajaan dalam menjaga peradaban dan jati diri bangsa. Menurutnya, keberadaan raja atau sultan dalam sistem pemerintahan berkonstitusi (constitutional monarchy) terbukti mampu memberikan stabilitas politik.

“Jika kita lihat, negara-negara dengan monarki konstitusional seperti Norwegia, Finlandia, dan Denmark, memiliki stabilitas dan transparansi yang tinggi. Sebaliknya, di negara-negara republik, terkadang kepentingan politik justru mengorbankan bangsa. Seorang raja tidak akan menjual negerinya, karena mandatnya datang dari Tuhan,” jelasnya.

Baca Juga  Aset - aset Mewah Milik Tersangka Bos Tambang Ilegal di Muara Enim Disita Polda Sumsel

Dato’ Dr. Kamaruzzaman Sopian mengaku di Palembang awalnya dirinya dijadwalkan untuk memberikan kuliah di Lampung. Namun, ia memutuskan singgah ke Palembang karena dorongan hati untuk menyambangi tanah asal-usul Melayu. Baginya, bertemu langsung dengan YM SMB IV merupakan sebuah kehormatan yang tak ternilai.

“Saya sebenarnya harus ke Lampung untuk memberikan kuliah. Tapi hati saya mengatakan, biarlah saya singgah ke Palembang, tanah asal Melayu. Saya tidak menyangka bisa bertemu langsung dengan Sultan. Ini akan menjadi salah satu kenangan paling berharga dalam hidup saya,” tambahnya.

Dato’ Dr. Kamaruzzaman Sopian berharap, pertemuan ini menjadi pintu awal bagi kerja sama akademik dan budaya antara Malaysia dan Palembang, khususnya dalam pelestarian tradisi Melayu dan penguatan jaringan intelektual di kawasan Asia Tenggara.

Komentar