Palembang, Sumselpost.co.id – Sesuai dengan Visi TNI Prima , dalam rangka menyikapi pesta demokrasi di tengah situasi bencana alam yang terjadi di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) ,Pangdam II Sriwijaya (Swj) Mayjen TNI Yanuar Adil menekankan pendekatan secara persuasif dan humanis dalam gelar dan pengarahan pasukan di Lapangan Apel Makodam II/Swj, Jumat (2/2).
Mayjen TNI Yanuar Adil melalui Kapendam II Sriwijaya Kolonel Arh Saptarendra P, ST, MM mengatakan, sebagaimana yang terjadi dibeberapa wilayah Indonesia, saat ini di Sumbagsel pun tengah mengalami bencana alam seperti banjir dan longsor.
“Situasi ini tentunya kurang menguntungkan, apalagi dalam waktu dekat kita menghadapi perhelatan pesta demokrasi, Pemilu 2024. Tentu saat ini banyak diantara saudara kita yang mengalami kondisi perihatin,” kata Kapendam, Jumat (2/2).
Dihadapkan situasi tersebut, lanjutnya, dalam pelaksanaan pengamanan Pemilu harus melibatkan empati kepada masyarakat yang akan menyalurkan aspirasinya.
Satu sisi lanjut Sapta, TNI punya tanggungjawab untuk mendukung kelancaran perhelatan akbar negara , namun di sisi lain kita juga harus bisa menyelami kondisi kebatinan dan sosial masyarakat.
“Saat penyaluran aspirasi nanti tentu terdapat perbedaan antara kelompok masyarakat, yang memiliki preferensi berbeda sehingga anggota yang terlibat dalam pengamanan Pemilu, harus melibatkan empati dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis,”katanya.
Ditambahkannya, dalam antisiapsi terjadinya konflik harus mewujudkan visi TNI Prima, yaitu Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif.
Lanjut disampaikan Kapendam, saat memberikan pengarahan pasukan pada apel kesiapan pengamanan Pemilu, Pangdam II Sriwijaya tegaskan bahwa yang akan dihadapi adalah masyarakat yang merupakan saudara kita sendiri.
“Fokus terhadap tugas pokok dan jika ada potensi kerawanan secara antisipasi dengan pendekatan persuasif dan humanis. Pangdam ingin penyelenggaran pemilu lancar dan damai,”ujar Sapta mengupas pernyataan Pangdam II Sriwijaya.
Sebelum mengakhiri amanatnya, lanjut Sapta, Pangdam menekankan beberapa hal yang harus dipedomani seluruh prajurit jajarannya.
“Selain memegang teguh Sapta marga, umpah Prajurit, Sapta Marga dan 8 Wajib TNI serta fokus terhadap tugas yang diemban, juga agar memegang teguh rantai Komando dan menjaga netralitas TNI,” ucap Sapta lebih lanjut.
Netralitas disini adalah, sambungnya, TNI harus dapat menempatkan diri pada posisi dan jarak yang sama dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
“Kemudian Panglima juga memerintahkan agar setiap prajurit mempelajari SOP agar tidak terjadi kesalahan prosedur, melaporkan setiap perkembangan secara cepat untuk antisipasi resiko yang lebih besar,” katanya.
Komentar