Ngopi Bareng Barista dan Petani, Puan Dukung Brand Temanggung Makin Go Internasional

Nasional350 Dilihat

JAKARTA,SumselPost.co.id – Dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Tengah, Ketua DPR RI Puan Maharani menyambangi desa penghasil kopi di Temanggung. Ia pun mendorong agar brand kopi dari Temanggung bisa semakin go internasional merambah pasar dunia.

Puan datang ke Desa Gesing, pada Rabu (31/1/2024) yang merupakan salah satu kawasan penghasil kopi di Temanggung. Diapit Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, kopi Temanggung memang dikenal sebagai salah satu kopi terbaik di dunia, terutama kopi dari Desa Gesing ini.

Bahkan Kopi Temanggung sering memenangkan festival kopi dunia. Kopi dari Desa Gesing yang hasil perkebunannya bisa mencapai 400 ton per tahun itu berhasil mendapat penghargaan di Seattle, Amerika Serikat pada tahun 2017 untuk kategori biji kopi robusta terbaik. Lalu tahun 2016, Kopi Juara Desa Gesing memperoleh predikat sebagai kategori biji kopi arabika terbaik di Irlandia.

“Saya belum pernah dengar ada brand khusus kopi Temanggung. Ini harus kita dorong agar Temanggung bisa dikenal. Di luar negeri sudah cukup ternama, di dalam negeri seharusnya bisa lebih dikenal,” kata Puan.

Meski Kopi Temanggung sudah cukup diakui di tingkat internasional, namun masih banyak kendala yang dihadapi pelaku usaha dan petani kopi Desa Gesing. Hal tersebut disampaikan mereka saat ngopi bareng sambil berdialog dengan Puan.

Baca Juga  MPR: Cegah Diabetes Anak Perlu Intervensi Kebijakan Pemerintah

Sebelum acara dialog, Puan diajak melihat roasting biji kopi lalu diseduhkan kopi menggunakan Biji Kopi Juara khas Temanggung, dengan metode V60 oleh barista asli Desa Gesing, Rio. Karakter biji Kopi Juara sendiri cenderung manis.

Kepada Puan, Rio mengatakan penanaman kopi berkualitas harus dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan. “Karena kopi adalah tanaman yang bergantung pada lingkungannya,” jelas Rio.

Puan pun mendorong Pemerintah untuk memberi bantuan demi mendukung produk kopi Temanggung yang memiliki cukup banyak perkebunan kopi. Tak hanya hasil perkebunannya saja, tapi juga dari sisi bisnisnya.

Hal ini lantaran para petani kopi yang berdialog dengan Puan banyak mengeluhkan kendala yang mereka hadapi. Seperti petani kopi bernama Ibu Sumiyati yang mengaku hasil kopi dari perkebunan di Temanggung cukup banyak tapi pemasaran belum bisa begitu luas.

“Di sini banyak produk kopi, 400 ton per tahun tapi pemasaran masih daya sendiri. Pernah ekspor tapi sedikit dan kadang kala saja. Kami harap agar bisa difasilitasi untuk ekspor,” ungkap Ibu Sumiyati.

Baca Juga  Belajar dari Penembakan Donald Trump, Pentingnya Upaya Rekonsiliasi Nasional

Sementara itu petani kopi bernama Wajar menyatakan banyak anak muda yang meninggalkan kampung dan beralih profesi. Padahal produksi kopi Temanggung memiliki potensi yang cukup menjanjikan.

“Kami harap di Temanggung didirikan sekolah khusus kopi supaya ada regenerasi di Desa Gesing. Sehingga memunculkan petani-petani kopi milenial,” harapnya.

Petani juga banyak mengeluhkan mengenai pupuk untuk kopi. Menurut Ketua Gapoktan setempat, Triono, pupuk non subsidi sulit didapat dan tidak murah.

“Yang murah kurang bagus hasilnya,” terang Triono.

Puan memahani kendala yang dihadapi para petani. Terutama masalah pupuk yang tak hanya di Temanggung saja, tapi juga terjadi di seluruh Indonesia.

“Pupuk subsidi berkurang terus. Sampai sekarang belum ada solusi agar dapat pupuk lancar. Sering masalah. Tapi kami DPR RI berkomitmen terus dorong dan minta ke kementerian terkait,” tegas Puan.

“Kami tidak akan pernah surut untuk mencari jalan keluar, karena ini masalah hidup petani dan keluarganya,” ujarnya.

Terkait harapan adanya sekolah khusus kopi, Puan menyatakan siap memfasilitasi aspirasi para barista yang diwakilkan oleh Rio lewat Komisi X DPR yang membidangi urusan pendidikan. Apalagi kopi kini sudah menjadi komoditi bagi masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca Juga  Kick Off Harlah 63 Tahun, PB PMII Siapkan Lima Agenda Utama

“Soal rencana sekolah khusus kopi akan coba kita fasilitasi agar di Temanggung ini ada sekolah khusus kopi,” jelas Puan.

Puan akan berkoordinasi dengan Kementerian terkait untuk membantu pengembangan kopi Temanggung. Menurut Puan, dukungan dari pemangku kebijakan dapat membuat kopi Temanggung semakin dikenal.

“Bagaimana hasil kopi Temanggung bisa semakin go internasional. Untuk packaging, kami akan mintakan pelatihan gratis kepada kementerian terkait dan pemasaran secara offline online bisa lebih menarik,” papar mantan Menko PMK itu.

Di akhir acara, Puan bersama barista dan petani kopi foto bersama dengan hand sign huruf C. Huruf C sendiri merupakan simbol salam kopi internasional.(MM)

Komentar