Meski Setimpal, SETARA Sebut Hukuman Mati Tetap Melanggar HAM

Nasional1451 Dilihat

JAKARTA,SumselPost.co.id – Vonis mati atas terdakwa pembunuhan berencana, Ferdi Sambo secara mainstream dianggap setimpal dengan perbuatan yang dilakukannya, yakni merencanakan pembunuhan atas mendiang Yosua Hutabarat.

Namun, dalam konstruksi hukum hak asasi manusia, hukuman mati adalah bentuk pelanggaran hak hidup. Hak hidup adalah given dan nilai universal bagi rezim hukum HAM dan dianut negara-negara beradab. “Artinya dalam menghukum orang yang dianggap bersalah, negara melalui pranata peradilan tidak diperkenankan menghukum mati, apapun jenis kejahatannya,” kata Ketua SETARA Institute, Hendardi, Selasa (14/2).

Baca Juga  Prof. Lili Romli: Dinasti Politik Membajak dan Membonsai Demokrasi Indonesia

Memang dapat dimaklumi, bahwa hakim mengambil vonis mati karena pidana mati masih dianggap sebagai hukum positif, meski arus utama para pembentuk UU sudah meletakkan hukuman mati sebagai pidana alternatif dalam KUHP baru.

Pengadilan di tingkat banding dan kasasi pun kata Hendardi, masih memungkinkan negara mengkoreksi pidana mati dengan hukuman lain yang setimpal dan membuat efek jera.

Baca Juga  Hadiah IMF, UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Mendesak Direvisi

“Paralel dengan peristiwa yang melilit sejumlah anggota Polri, peristiwa Sambo harus menjadi pembelajaran serius bagi Polri. Bukan hanya fokus membenahi citra tetapi kinerja. Agenda reformasi Polri harus kembali digerakkan setelah mandek dalam satu dekade terakhir,” pungkasnya.(MA)

 

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar