Muara Enim Sumselpost.co.id – Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) serta terdapat julukan anak Punk makin marak dikawasan Pintu Perlintasan Kereta Api (KAI) Gelumbang Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim pada beberapa pekan terakhir ini. Mirisnya, keberadaan mereka juga terdapat Anak-anak balita yang tengah digendong wanita dewasa maupun yang berjalan tatkala mereka meminta -minta uang pada saat kendaraan berhenti karena terdapat kereta api melintas.
Mereka sepertinya sudah akrab dengan situasi yang ada, dan tidak menunjukkan takut sama sekali adanya lalu lalang kendaraan roda dua dan empat, maupun kereta api melintas.
Media ini memantau kembali gerak gerik mereka pada Kamis (01/06/2023) sore sekitar pukul 17:00 WIB, dengan tanpa ragu dan bimbang mereka tetap menadahkan tangan meminta-minta berharap bekas kasih dari para pengemudi tersebut, yang terpantau sang pengemudi juga memberikan uang, dan juga tidak sedikit tidak memberi.
Salah satu pengemudi kendaraan roda empat yang berhenti karena menunggu kereta melintas, mengatakan, bentuk keprihatinannya atas kondisi ini karena mereka berprofesi meminta -minta yang jika terlihat masih muda -Muda, namun mirisnya bagi kami, terdapat Anak-anak balita juga dilibatkan dikawasan pintu perlintasan kereta api ini untuk meminta minta “Kadang melihat seperti ini tentunya prihatin, Anak-anak dilibatkan untuk mengemis, dan jika pengamatan sepertinya mereka bukan warga wilayah Gelumbang pak,”ujar Joko (45) sang pengemudi mobil Avanza tujuan Lahat tersebut. (01/06/23).
Terpisah salah satu warga Gelumbang Raya melihat kondisi ini, mengungkapkan keprihatinannya atas semua ini, apalagi hari ini 1 Juni 2023 tepat peringatan hari lahirnya Pancasila, dan jika kita simak serta kita renungkan, mungkin sangat berbeda dengan fakta yang ada, namun bagaimana lagi, bahwa inilah fakta yang terjadi.
“Berharap adanya penertiban atau setidaknya jalan keluar agar mereka tidak lagi berada dikawasan tersebut, selain membahayakan bocah, juga bentuk prihatin dari kita,”ungkap Joni (43) sapaan akrabnya itu.
Tokoh masyarakat Gelumbang Raya Japri, S,Sos, mengakui serta membenarkan bahwa kawasan pintu perlintasan kereta api tersebut,pada setiap sore hari marak berbagai jenis profesi yang ada hanya untuk berharap rupiah, namun itu bukan warga Gelumbang Raya, melainkan warga luar Gelumbang Raya.
“Perlu adanya penertiban dari pihak terkait, kondisi ini sepertinya sudah jadi langganan mereka, apalagi terdapat Anak-anak dikawasan pintu perlintasan kereta api itu, dan juga terdapat proyek Fly Over yang kini tengah beroperasi yang dikuatirkan dapat terjadi hal yang tidak diinginkan ,”tutup Japri, S,Sos, saat dihubungi media ini.(01/06/2023).
(JNP)
Komentar