BANDUNG,SumselPost.co.id – Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih mendorong holding BUMN di bidang industri pertahanan, yang tergabung dalam DEFEND ID, untuk menunjukkan keseriusannya dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor. Menurutnya, potensi industri nasional selama ini belum tergarap secara optimal. Ia pun menegaskan dukungannya terhadap kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.
“Kita melihat langsung bagaimana PT Pindad mengembangkan industri pertahanan, juga industri komersial yang akan dijalankan ke depannya. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak harus selalu bergantung pada impor,” kata Demer, sapaan akrabnya di sela-sela Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/4/2025).
Lebih lanjut, Demer menuturkan bahwa upaya membangun industri dalam negeri sebenarnya telah dimulai sejak 20 hingga 30 tahun lalu. Namun, dinamika politik pada masa reformasi membuat sejumlah industri, termasuk otomotif, berhenti berkembang. Kini, menurutnya, dengan semangat baru dari Presiden Prabowo untuk menghidupkan kembali industri nasional, khususnya di sektor otomotif, angkutan udara, dan maritim, harapan terhadap kebangkitan manufaktur nasional kembali menyala.
“Pasar Indonesia sangat besar dan terus tumbuh. Tidak seperti negara lain yang penduduknya menurun seperti China, Jepang, dan negara-negara Eropa, Indonesia justru punya peluang besar untuk tumbuh. Kondisi geopolitik global yang tidak menentu, termasuk potensi eskalasi perang dagang, menjadi pengingat penting akan perlunya kemandirian nasional,” ujarnya.
Sebagai contoh, Demer menyebut Rusia yang tetap mampu bertahan dan tumbuh meskipun terkena sanksi sejak 2014, berkat keberhasilan hilirisasi dan kebijakan strategis lainnya. “Ini yang harus kita contoh. Indonesia punya sumber daya dan pasar yang besar. Tinggal bagaimana kita mengelola dan memproduksi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat sendiri,” tegasnya.
Di samping itu, Demer juga menekankan pentingnya investasi, transfer teknologi, dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) guna mendorong daya saing industri nasional. Dukungan pemerintah, jelas Demer, terus diberikan untuk memperkuat sektor industri strategis ini. “Ini bukan sekadar soal penghematan devisa dari impor, tapi juga soal penyerapan tenaga kerja. Angkatan kerja kita besar, dan industri yang berkembang bisa menjadi solusi nyata,” tandasnya.
Sebelumnya, Asisten Deputi Bidang Manufaktur Kementerian BUMN Chairiah menyampaikan bahwa industri pertahanan Indonesia diharapkan dapat menjadi sektor yang kuat, mandiri, dan berdaya saing, serta mampu menembus pasar global. Dalam hal ini, kinerja holding BUMN Industri Pertahanan DEFEND ID hingga akhir 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Hal itu tercermin dari perolehan kontrak baru sebesar Rp40 triliun, pendapatan usaha sebesar Rp26 triliun atau tumbuh 32,2 persen secara year on year, serta laba bersih sebesar Rp699,6 miliar atau meningkat 50,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Secara kinerja, DEFEND ID terus menunjukkan tren positif dan kami berharap ke depan bisa terus melejit, mencapai target-target yang telah ditetapkan,” pungkasnya. (MM)
Komentar