Ku Temukan Jodohku Dijembatan Musi 6

Oleh : Kemas Sofyan Abdullah

Berita Utama145 Dilihat

Palembang, Sumselpost.co.id – Sejak diresmikannya jembatan Musi 6 pada tanggal 30 Desember 2020 lalu, Badar seorang cowok Kebon Gede berkenalan dengan Muna cewek hitam manis yang tinggal di 2 ulu perigi.

Waktu itu malam Minggu, Badar bersama teman karibnya Memet menaiki jembatan Musi 6 dengan berjalan kaki, setelah sampai di tengah tengah lengkungan jembatan mereka berhenti untuk menikmati pemandangan sungai Musi yang indah.

Banyak sekali orang yang berada di atas jembatan Musi 6 tersebut sambil menikmati suasana malam yang gemerlap dengan cahaya lampu yang berwarna warni. Lampu lampu itu berubah ubah, merah, kuning, hijau, biru, fink, dan ungu, Badar dan Memet merasa takjub, mereka membayangkan seperti berada di Singapura atau Australia.

Bahkan ada seorang cewek menjerit ketika lampu lampu itu berubah warna warninya, “Aaaaa…” cewek itu histeris. Badar tanpa berkedip matanya memandang cewek hitam manis itu, dengan gagahnya Badar mendekati cewek itu, sambil berujar, “Hai, boleh kenalan dak?” Cewek itu tersenyum sambil mengangguk. Badar mengulurkan tangannya sambil berucap, “Badar” cewek itu menyambut uluran tangannya yang lembut, “Muna.”

Baca Juga  Pak Amir Pedagang Jam Bekas Pakai Di Pasar Cinde

Badar dan Muna semangkin akrab, hampir setiap malam mereka berjumpa di atas jembatan Musi 6 yang mereka namakan jembatan Romantis. Mereka bercerita tentang daerahnya masing masing yang selama ini sejak mereka dilahirkan hanya memandang jauh ke seberang sungai, sejak dibangunnya jembatan ini mereka dapat mengunjunginya langsung. Badar bercerita bahwa ia sering mancing di tepi sungai Musi daerah Kebon Gede, sambil mancing, ia selalu memandang ke seberang ulu.

Begitu juga Muna bercerita sering mencuci pakaian di tepi sungai Musi di daerah 2 ulu Tangga Raja dan memandang ke seberang ilir, sambil bergumam, “Kapan ya saya bisa ke seberang ilir itu?”

Baca Juga  SMP Muhammadiyah 5 Palembang Mendapat Medali Emas Dan Medali Perak

Malam itu, Badar berjumpa lagi dengan Muna, mereka nampaknya berbicara serius sekali, “Muna, bolehkah aku ngomong sesuatu denganmu” Badar bertanya kepada Muna, sambil memainkan jari kakinya Muna menjawab, “Mau menanyakan apa kak,” Badar langsung menyambung, “Muna, sudah hampir tujuh malam kita selalu berjumpa di atas jembatan ini, apakah sama perasaanmu denganku?” Muna menjawab, “Perasaan bagaimana kak?” Badar melanjutkan, “Kakak mencintaimu…”

Muna terdiam, lama dia menunduk sambil memainkan jari jari kakinya yang mungil itu, Badar tak sabar ingin mendengar jawaban dari mulut yang imut imut itu. Muna menghela nafas panjang sambil berkata, “Pikirkan dulu kak masak masak, nanti menyesal.”

Badar meyakinkan Muna bahwa ia sudah memikirkannya dengan serius, “Muna, apapun keadaanmu aku tetap mencintaimu” Muna bercerita, bahwa setahun yang lalu dia sudah menikah tapi sekarang dia sudah diceraikan oleh suaminya karena orang tuanya tidak setuju. Mendengar jawaban Muna tersebut, Badar terdiam. Lama Badar terdiam, setelah itu ia melanjutkan bahwa ia tetap mencintai Muna.

Baca Juga  Baliho Caleg Banjiri Pagar Taman Kota Prabumulih, Bawaslu Segera Tindak Lanjuti

Muna pun menunduk dan mengangguk tanda diterimanya cinta Badar yang begitu tulus dan serius. Muna berharap cintanya ini jangan gagal lagi seperti setahun yang lalu. Mereka sepakat dalam waktu dekat ini Badar akan melamar Muna untuk dipersunting menjadi isteri pendamping hidup yang abadi. Semoga cita cita Badar dan Muna ini terwujud untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrohmah.

.

Komentar