JAKARTA,SumselPost.co.id – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Cellica Nurrachadiana, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor antara pusat dan daerah dalam menyukseskan dua program prioritas nasional, yakni Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG). DPR berjanji akan terus melakukan evaluasi, kontrol dan tata kelola yang akuntabel agar tujuan melahirkan generasi Indonesia Emas 20245 terwujud.
Demikian disampaikan Cellica dalam dialektika demokrasi bertajuk “CKG dan Gizi Gratis: Strategi Preventif Pastikan Generasi Indonesia Emas”, yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI bersama Anggota DPR RI Fraksi PKS, Yanuar Arif Wibowo, dan Dr. Ade Reza Hariyadi (Pengamat Kebijakan Publik/Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UNKRIS), di Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Cellica menyebutkan bahwa dua mitra utama Komisi IX DPR terkait program tersebut, yakni Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional, memiliki peran strategis dalam mendukung visi besar Presiden Prabowo Subianto melalui program Asta Cita, khususnya poin keempat mengenai pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kesetaraan gender.
“Kalau membangun fisik bisa dilakukan melalui perencanaan penganggaran dan pembangunan dalam jangka waktu tertentu dan relative tidak memerlukan waktu yang lama, namun membangun SDM ini butuh waktu panjang, komitmen kuat, serta kolaborasi dari semua stakeholder—akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah, hingga media,” ujarnya.
Cellica menyoroti program CKG yang kini tengah berjalan dan telah menjangkau 16 juta masyarakat Indonesia, sedangkan target peserta didik yang akan dilalakukan CKG sebesar 53 juta peserta didik sebagai upaya preventif yang sangat penting dalam mendeteksi dini potensi penyakit, terutama penyakit tidak menular pada anak-anak.
“Tenaga kesehatan kita menamgani langsung ke sekolah-sekolah, dari SD hingga SMA/SMK, untuk memeriksa kesehatan anak-anak. Ketika ditemukan risiko penyakit, maka harus ada penanganan cepat tidak hanya preventif, tetapi juga kuratif dan rehabilitatif termasuk jika ditemukan penyakit pada kategori umur lainnya,” jelas mantan Bupati Karawang itu.
Menurut Cellica, peran Puskesmas juga menjadi sangat krusial dalam ekosistem pelayanan kesehatan primer. Namun, dia mencatat adanya pergeseran fungsi Puskesmas dari promotif ke kuratif seiring meningkatnya beban layanan, terutama di wilayah urban seperti Karawang, Bekasi, dan Bandung, di mana kunjungan pasien bisa mencapai 100–150 orang per hari.
“Tapi, program ini tidak akan maksimal tanpa edukasi keluarga. Misalnya, pasien hipertensi harus rutin minum obat. Jadi, keluarga dan masyarakat perlu diedukasi agar kepatuhan pengobatan berjalan dan beban pembiayaan kesehatan nasional bisa ditekan,” jelasnya.
Selain itu kata Cellica juga pentingnya MBG yang menjadi tanggung jawab Badan Gizi Nasional (BGN). Program yang menyasar kelompok prioritas anak-anak usia dini (RA, PAUD), SD, SMP, SMA/SMK, serta ibu hamil, menyusui, dan balita non-PAUD.
“Tujuannya adalah agar anak-anak kita tidak hanya makan kenyang, tapi juga sehat dan bergizi seimbang. Dengan intervensi gizi yang tepat sejak dini, kita ingin mencetak generasi 2045 yang cerdas, sehat lahir batin, dan bebas stunting,” kata legislator dari Dapil Jawa Barat VII ini.
MBG ini juga bertujuan untuk optimalisasi ekonomi dan logistik di daerah. Misalnya terkait beras, sayur, lauk-pauk, tempe tahu, ikan, telur, ayam, daging dan sebagainya harus memanfaatkan potensi di daerah masing-masing. Juga transportasinya, distribusinya, SDM nya, diharapkan terjadi perputaran ekonomi di daerah. “Karena ini sudah diputuskan Presiden, maka harus jalan tidak boleh mundur, dan harus kita sukseskan bersama menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Diakui Yanuar Arif Wibowo, memang unit terkecil itu adalah keluarga yang bisa menjadi prioritas dalam program pembangunan. Seperti halnya program CKG dan MBG ini. Tapi, MBG untuk.anak-anak sekolah ini juga sangat penting bagi anak-anak untuk mendapatkan makanan yang bergizi.dan sehat. Sehingga antara anak dan keluarga itu tidak.bisa dipisahkan.
“Menyiapkan generasi emas ini butuh biaya yang besar, dan Presiden Prabowo sudah mengambil langkah berani dan luar biasa untuk terwujudnya SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045 itu. Namun demikian dalam prosesnya tentu tidak menutup kritik dan saran terhadap berbagai masalah yang ada. Karena itu, kontrol sangat dibutuhkan karena tanpa pengawasan, akan abai terhadap penyelewengan, maka harus terus diawasi dan evaluasi agar tujuan yang mulia itu bisa terwujud,” tambahnya.
Ade Reza Hariyadi menila bahwa CKG dan MBG ini merupakan program pendamping yang diperlukan untuk SDM unggul. Karena ini satu program baru yang usianya masih sangat belia, maka masih memungkinkan dari berbagai macam kesempatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan agar program ini jauh lebih sempurna, lebih efektif, dan memenuhi apa yang menjadi visi politik Pemerintahan Prabowo ini.
“Hanya saja mengingat tujuan program MBG ini juga agar terjadi perputaran ekonomi di tengah masyarakat, maka masyarakat juga harus ambil peran optimal di tengah ketidakpastian ekonomi globall saat ini. Anggaran MBG yang besar, maka tantangan besarnya adalah juga harus melihat ruang fiskal; apakah cukup memadai untuk itu dan kita punya daya tahan fiskal untuk menghadapi kejutan-kejutan di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global tersebut,” kata Ade Reza. (MM)
Komentar