Kisah Pilu Riyanto dan Indrayani: Bertahan Hidup di Tengah Derita dan Keterbatasan

Berita Utama538 Dilihat
banner1080x1080

Musirawas Sumselpost.co.id — Di tengah pedesaan yang tenang di Desa Suko Rejo, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, tersimpan kisah pilu perjuangan hidup sepasang suami istri, Riyanto (33) dan Indrayani (34). Pasangan ini berjuang melawan derita penyakit, kemiskinan, dan himpitan utang demi bertahan hidup bersama dua anak mereka.

Dulu, Riyanto adalah pria sehat dan produktif. Namun, takdir berkata lain. Ia divonis menderita Penyakit Arteri Koroner dan Fenomena Raynaud, dua penyakit yang berkaitan dengan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Kondisi itu membuat sebagian besar kakinya harus diamputasi.

“Lukanya tidak kunjung sembuh, nanah keluar terus. Saya sudah capek, Pak,” ujar Riyanto lirih, mengenang masa-masa pengobatan yang berat dan menyakitkan.

Selama tujuh tahun terakhir, luka di kakinya terus memburuk. Kulit di sekitar luka menghitam, kuku terlepas, dan rasa nyeri hebat terus menghantui. Keterbatasan fisik ini membuat Riyanto sulit bekerja seperti dulu. Namun, semangatnya tidak padam. Dengan kemampuan seadanya, ia tetap menerima jasa servis elektronik di rumah.

Sementara itu, sang istri, Indrayani, ikut memanggul beban hidup. Ia bekerja serabutan — berjualan sayur keliling dan menyadap karet — demi menafkahi keluarga. Keduanya tinggal di rumah berdinding papan lapuk, berlantai tanah, dan beratap bocor, jauh dari kata layak.

Keterbatasan ekonomi membuat keluarga kecil ini terjerat utang koperasi keliling hingga mencapai Rp3 juta. Uang pinjaman itu habis untuk kebutuhan makan sehari-hari dan biaya transportasi berobat ke rumah sakit yang berjarak jauh.

Baznas Musi Rawas Ulurkan Bantuan

Pada Juni 2023, di tengah keputusasaan, Riyanto memberanikan diri mendatangi Kantor Baznas Kabupaten Musi Rawas untuk mengajukan proposal bantuan biaya transportasi ke RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Menanggapi hal itu, Ketua Baznas Musi Rawas, KH. Bahana Jaalhaq T., S.Pd.I., M.A., CFRM, segera melakukan verifikasi dan memberikan bantuan transportasi. Setelah dilakukan survei lapangan, Baznas mendapati kondisi keluarga Riyanto jauh lebih memprihatinkan dari yang dibayangkan.

“Kehidupan mereka sangat menyedihkan. Rumah tidak layak, dan istrinya terus didatangi penagih utang. Total utang sekitar Rp3 juta yang dipakai untuk biaya hidup dan pengobatan suaminya,” ungkap KH. Bahana Jaalhaq.

Melihat kondisi itu, Baznas tidak tinggal diam. Selain membantu biaya transportasi, Baznas Musi Rawas melunasi seluruh utang koperasi keluarga Riyanto dan memberikan bantuan modal usaha agar Indrayani dapat kembali berjualan sayur tanpa tekanan pinjaman berbunga.

Rumah Baru, Harapan Baru

Perjuangan panjang itu akhirnya membuahkan harapan. Melalui kolaborasi Baznas RI, Baznas Provinsi Sumsel, dan Baznas Kabupaten Musi Rawas, keluarga Riyanto terpilih menjadi salah satu penerima program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun 2024.

Rumah yang dulunya berdinding papan reyot dan berlantai tanah kini telah berubah menjadi rumah permanen tipe 36 yang kokoh dan layak huni. Senyum kembali merekah di wajah Riyanto dan Indrayani, tanda lahirnya babak baru dalam perjuangan hidup mereka.

“Alhamdulillah, akhirnya kami punya rumah yang layak. Terima kasih Baznas dan semua yang telah peduli,” ucap Indrayani haru.

Komentar