JAKARTA,SumselPost.co.id – Menjelang Pemilu 2024, sejumlah organisasi masyarakat mulai bersinergi dengan Pemerintah untuk menyebarkan narasi menghindari politik identitas dan persaingan yang saling menjatuhkan.
Terbaru, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof. DR. Mahfud MD bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Gedung PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta, pada Jumat (26/5/2023).
Dalam pertemuan tersebut keduanya sepakat bahwa Pemilu 2024 tak melulu terkait politik elektoral atau politik praktis. Pemilu merupakan hajatan politik inspiratif. Yakni politik yang membangun keadilan serta penegakan hukum. Juga ajang untuk menghasilkan pemimpin yang jujur dan adil.
“Bagaimana narasi membangun keadilan penegakan hukum, maka harus memilih pemimpin yang adil dan jujur. Pemilu harus diisi dengan politik inspiratif,” kata Mahfud.
Diakui Mahfud, perbincangan dengan Gus Yahya juga mendiskusikan ke-Islaman dalam kerangka nasionalisme dan ke-Indonesiaan.
Ditegaskan mantan Ketua MK ini, pertemuannya sebagai perwakilan Pemerintah dengan Ketua Umum organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia ini sangat penting untuk menyamakan visi.
Apalagi, lanjut Mahfud, NU dengan jumlah umatnya yang besar, punya infrastruktur untuk memberikan pendidikan, nasihat, dan imbauan tentang politik kebangsaan kepada masyarakat.
“Jadi, beliau Gus Yahya bergerak di masyarakat. Sedangkan saya bergerak di Pemerintah. Kita sudah sama secara visi untuk Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Gus Yahya menegaskan, pertemuan dengan Menko Polhukam kian menegaskan sinergitas PBNU dengan Pemerintah. Khususnya dalam menghadapi hajatan politik lima tahunan ini.
Selain itu, pertemuannya dengan Mahfud MD juga mengikis keraguan masyarakat terkait status kader Mahfud MD di Nahdlatul Ulama (NU).
“Pertemuan ini untuk mengkonfirmasi bahwa meskipun Pak Mahfud itu MD, tapi beliau NU,” kelakar Gus Yahya yang disambut ketawa Mahfud dan wartawan.(MM)
Komentar