Ketua DPD RI Dorong Gerakan “Green Democracy” pada Pembukaan Tanwir Ke-33 IMM di Malang

Nasional118 Dilihat
banner1080x1080

MALANG,SumselPost.co.id — Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Sultan Baktiar Najamudin, menjadi keynote speaker pada pembukaan Tanwir XXXIII Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) yang digelar di Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (29/10).

Mengusung tema “Energi Kolektif untuk Negeri”, kegiatan ini dihadiri ribuan kader IMM dari berbagai wilayah Indonesia. Ketua DPD RI hadir bersama sejumlah Anggota DPD RI, antara lain Ahmad Nawardi (Jawa Timur), Bustami Zainudin (Lampung), Zuhri Muhammad Syazali (Kepulauan Bangka Belitung), Ahmad Syauqi Suratno (DIY), Hasby Yusuf (Maluku Utara), Carel Simon Petrus Suebu (Papua), dan Sopater Sam (Papua Pegunungan).

Dalam pidato kunci bertajuk “Gerakan Mahasiswa, Etika Politik Muhammadiyah, dan Demokrasi Hijau: Menyalakan Energi Kolektif untuk Negeri”, Sultan Baktiar Najamudin mengajak para kader Muhammadiyah untuk menghidupkan kembali semangat etika politik dan tanggung jawab moral dalam membangun bangsa.

“Tema Tanwir kali ini adalah ajakan yang sangat kuat — bahwa kekuatan umat, kekuatan ilmu, dan kekuatan iman harus menyatu menjadi energi besar bagi kemajuan bangsa. Energi kolektif adalah gotong royong dalam makna paling mulia: kesadaran bahwa perubahan sejati lahir dari kerja bersama,” ujar Sultan.

Dalam orasinya, Sultan memperkenalkan gagasan “Green Democracy” (Demokrasi Hijau), sebuah konsep politik yang menempatkan keseimbangan dan keberlanjutan sebagai inti demokrasi.

“Green Democracy bukan sekadar tentang lingkungan, tapi tentang jiwa bangsa yang hidup selaras dengan alam dan nilai. Ketika politik kehilangan nilai, yang lahir adalah kerakusan. Ketika pembangunan kehilangan keseimbangan, yang tumbuh bukan kemajuan, tapi kerusakan,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa DPD RI berkomitmen menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan ekologis. Sebagai lembaga perwakilan daerah, DPD RI memastikan kebijakan nasional berpihak pada rakyat serta menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.

“Itulah bentuk politik etik — politik yang sejalan dengan perjuangan Muhammadiyah: menegakkan amar ma’ruf nahi munkar melalui sistem, bukan sekadar slogan,” jelas Sultan.

Sultan berpesan kepada para kader IMM untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang berjiwa penanam — menanam nilai, gagasan, dan tindakan yang membawa kehidupan. Ia mengutip pesan Rasulullah SAW: “Jika kiamat terjadi besok, dan di tanganmu ada bibit pohon, maka tanamlah.” Menurutnya, menanam adalah simbol iman terhadap masa depan dan wujud kepemimpinan yang bertanggung jawab.

“Kader IMM harus menjadi generasi yang tidak hanya pandai berpolitik, tetapi juga berjiwa negarawan — pemimpin yang menyeimbangkan antara kekuasaan dan keberlanjutan,” ungkapnya.

Sultan mengajak seluruh kader IMM menjadikan Tanwir ke-33 sebagai momentum memperkuat semangat kebangsaan yang berlandaskan iman, ilmu, dan nilai-nilai Islam yang mencerahkan.

“Saya yakin, dari Tanwir inilah akan lahir generasi pemimpin muda Indonesia yang menjaga keseimbangan antara idealisme dan tanggung jawab, antara keberanian dan kebijaksanaan. Itulah energi kolektif untuk negeri. Itulah makna sejati dari Green Democracy,” pungkasnya. (MM)

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar