BANJARMASIN,SumselPost.co.id – Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) mendukung kebijakan pengantasan kemiskinan melalui pendidikan dan pelatihan digital. Karena itu, DNIKS bekerjasama dengan BAKTI Komdigi dan BBPPKS Kalimantan Selatan mengimplementasi Asta Cita Prabowo Subianto mempercepat pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang inklusif, dengan menyasar penyandang disabilitas dan prasejahtera untuk mendorong ekonomi digital.
“Pelatihan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) ini sebagai bentuk dukungan pemerataan pendidikan dan pelatihan untuk semua kalangan, sehingga semua warga negara bisa ikut menikmati perkembangan dunia digital,” tegas Ketua umum DNIKS Dr A Effendy Choirie saat membuka Pelatihan TIK Prasejahtera Inklusif 2025 di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kemensos, di Banjarmasin, Kamis (27/11/2025).
Hadir dalam kegiatan Pelatihan TIK tersebut, antara lain Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Banjarmasin Kemensos, Yadi Muchtar, Direktur BAKTI Komdigi Wahyu Arvianto, Wakil Ketua LKKS Kalimantan Selatan Hesly Junianto, Ketua Panitia Pelatihan TIK yang juga Ketua DNIKS, RA Loretta Kartikasari, Wakil Ketua umum DNIKS Rudi Andries, Ketua DNIKS A Eko Cahyono, Wasekjen DNIKS Sentot Janinto Modjo dan Plt Direktur Keuangan BAKTI Komdigi Wahyu Arvianto, serta Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 9 Banjarbaru, Rifky Hakim. “Kita berharap para peserta pelatihan TIK ini bisa mengambil manfaat. Karena banyak Ilmu TIK dan penggunaan Artificial Intelgence (AI) yang berguna untuk membantu kegiatan usaha dan ekonomi individu,” ujarnya lagi.
Setelah pelatihan TIK, Gus Choi-sapaan akrabnya mendorong para peserta segera mempraktekkan dan selalu produktif untuk membuat konten-konten digital yang kreatif dan positif, sehingga bisa mendorong kemajuan usahanya. “Konten digital yang produktif dan banyak yang menonton, lama kelamaan bisa dimonetesisasi ( bisa menghasilan uang). Ini bisa jadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga,” terangnya.
Lebih lanjut Gus Choi meminta agar peserta Pelatihan TIK untuk berinteraksi dengan para trainers (pelatih). Karena para pelatih TIK yang didatangkan ini sudah berpengalaman dan memiliki sertifikat internasional. “Jadi peserta harus aktif bertanya, manfaatkan sebaik-baiknya, para pelatih ini punya prestasi masing-masing,” imbuhnya.
Ketum DNIKS Gus Choi bersama Kepala BBPPKS Kalsel Yadi Muchtar, Ketua Pelaksana Pelatihan TIK, RA Loretta Kartikasari, Waketum DNIKS Rudi Andreas dan Kepala Sekolah Rakyat Rifky Hakim meninjau ruang kelas pelatihan TIK Prasejahtera Inklusif 2025 di BBPPKS Kalimantan Selatan, pada Rabu (26/11/2025).
Di tempat yang sama Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kemensos Kalimantan Selatan, Yadi Muchtar mengapresiasi langkah DNIKS atas sinergi dan inisiatifnya dalam terus mendorong peningkatan skill masyarakat rentan. Begitu pula kepada BAKTI Komdigi, yang dengan nyata memberikan kontribusi dalam perluasan literasi digital bagi kelompok disabilitas.
Yadi meminta agar peserta memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Jangan ragu untuk mencoba hal-hal baru untuk mengembangkan kreativitas. “Dunia digital memiliki ruang yang sangat luas, dan pelatihan ini adalah langkah awal untuk memasuki peluang-peluang besar di dalamnya.”
Saat ini, kata Yadi, banyak penyandang disabilitas yang sukses menjadi content creator, penjual online, bahkan trainer digital. Begitu pula banyak keluarga prasejahtera yang kini bisa meningkatkan pendapatan setelah belajar cara membuat konten produk, memahami algoritma media sosial, atau memanfaatkan aplikasi pengelola usaha yang sederhana.
“Ini bukti bahwa teknologi bisa memberdayakan, asal kita mau belajar dan mau berkembang. Kita berharap lahir individu-individu yang lebih percaya diri, mandiri secara ekonomi, serta mampu memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga, dan masyarakat,” pungkasnya. (MM)






















Komentar