Fadli Zon-Jazilul Fawaid Sepakat Seni Qasidah Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Nasional45 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id.– Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambut baik usulan Lembaga Seni Qasidah Indonesia-Nusantara Jaya (LASQI-NJ) yang merekomendasikan seni qasidah tercatat sebagai warisan budaya takbenda dari Indonesia.

Fadli Zon mengatakan, saat ini sudah ada 2.231 warisan budaya tak benda (WBTb) se-Indonesia dan 16 WBTb yang diakui UNESCO . Angka ini terus bertambah karena ditargetkan hingga akhir 2025 ini sudah ada 550 warisan budaya baru yang ditetapkan secara nasional.

”Saya baru ‘nggeh’ kalau ternyata qasidah belum masuk dalam daftar ini padahal sangat pantas. Menurut saya, seni qasidah ini adalah hasanah yang luar biasa dan ragamnya juga sangat banyak, termasuk Bimbo pernah menyanyikan qasidah,” tegas Fadli Zon saat menerima kunjungan dari DPP LASQI-NJ yang dipimpin Jazilul Fawaid alias Gus Jazil di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Ikut mendampingi Gus Jazil, Ketua DPW LASQI-NJ Jawa Barat KH Maman Imanulhaq, Sekjen Inu Aminuddin, Ketua DPD LASQI-NJ Kabupaten Bogor Lukmanudin Ar Rasyid, dan sejumlah pengurus LASQI-NJ lainnya.

Fadli Zon memgatakan, saat ini seni yang mengangkat tema-tema keislaman semakin kuat, terutama di wilayah Timur Tengah, termasuk Singapura. ”Kita terus terang agak ketinggalan dalam Islamic art, misalnya seni lukis, patung, monumen instalasi, termasuk di dalamnya musik. Sebagai negara Islam terbesar di dunia, seharusnya musik seperti qasidah ini, terutama qasidah lokal bisa berkembang pesat,” katanya.

Karena itu, untuk menjadikan qasidah sebagai warisan budaya takbenda, diperlukan kajian yang komprehensif. Sebab, selama ini qasidah kerap dianggap sebagai musik dari Timur Tengah. Padahal, genre dan ragam seni qasidah sangat banyak.

”Kalua audiennya mungkin paling besar kita sebagai negara Islam terbesar. Saya juga banyak koleksi kaset Indonesia, ada 31 ribu lebih, termasuk qasidah. Itu musik Indonesia aja. Termasuk piringan hitam yang qasidah banyak. Terbitan Tahun, 60-an, 70-an. Itu mungkin perlu ada penelitian, menarik juga kalau diangkat,” tutur Fadli Zon yang mengaku punya master dari lagu-lagu dari grup qasida legendaris Nasidaria dari label rekaman Puspita Record.

Menurutnya, untuk memajukan seni qasidah, diperlukan ekosistem yang mendukung, mulai dari workshop dan kegiatan-kegiatan strategis yang mendukung lainnya.

Senada dengan Fadli Zon, Gus Jazil mengatakan bahwa seni qasidah sebenarnya punya penggemar fanatik, terutama di lapisan bawah. Sayangnya, anak-anak generasi muda kurang cukup mengenal seni qasidah. Padahal, di era 70-80, seni qasidah di Indonesia begitu popular. ”Di acara-acana nikahan, khitanan, laqu qasidah di daerah-daerah masih sangat sering didendangkan. Sayangnya, seni qasidah masih kurang terperhatikan,” ujarnya.

Gus Jazil juga mengusulkan seni qasidah masuk dalam naungan Kementerian Kebudayaan agar bisa lebih dikembangkan secara optimal. ”Setiap tahun, LASQI Nusantara Jaya juga menggelar festival yang perlu mendapatkan dukungan dan partisipasi dari berbagai kalangan. Akan lebih baik kalua qasida masuk dalam naungan Kementerian Kebudayaan,” katanya.

Selain untuk silaturahim, kunjungan Gus Jazil dan jajaran LASQI-NJ tersebut juga untuk mendapatkan dukungan sekaligus mengundang Fadli Zon hadir dalam acara LASQI Nusantara Fest 2025 yang akan digelar di Lapangan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor pada 4-7 Desember 2025.

Sebagai rangkaian dalam acara tersebut, juga akan digelar Silaturahim Nasional Keluarga Besar LASQI-NJ se-Indonesia, Pemilihan Duta Qasidah Nusantara Tingkat Nasional 2025, Rekor MURI menyanyikan lagu qasidah dengan penyanyi terbanyak, Rapimnas LASQI-NJ, dan beragam kegiatan lainnya. (MM)

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar