DPR Kritik Menkes Soal Kurikulum: Pengelola MBG yang Harus Paham Gizi, Bukan Siswa

Nasional244 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id – Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, menanggapi usulan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang ingin memasukkan materi keamanan pangan dan gizi ke dalam kurikulum sekolah.

Menurut Arzeti, wacana tersebut merupakan langkah positif, namun akan lebih tepat sasaran jika fokus utama diarahkan terlebih dahulu pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah.

“Secara konsep, edukasi sejak dini melalui kurikulum di sekolah soal keamanan pangan dan gizi memang penting. Tapi jangan dibalik logikanya. Siswa diminta belajar soal itu, tapi menu yang disajikan ke mereka justru masih berpotensi membahayakan. Ini kan kontradiktif,” tegas Arzeti di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Politisi Fraksi PKB ini menekankan bahwa yang lebih mendesak saat ini adalah memastikan para pengelola kantin, penyedia katering sekolah, serta pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan distribusi MBG benar-benar paham prinsip dasar keamanan pangan dan gizi.

“Yang harus diberi pelatihan dan sertifikasi justru para pengelola makanan sekolah. Mereka yang memutuskan apa yang masuk ke tubuh anak-anak setiap hari. Kalau mereka tidak paham, percuma anak-anak belajar, tapi tetap makan makanan yang tidak layak atau bergizi buruk,” ujar Arzeti.

Arzeti juga mendorong agar Kementerian Kesehatan bekerja sama lebih erat dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, dan dinas terkait di daerah untuk memperkuat sistem pengawasan dan peningkatan kapasitas SDM pengelola MBG.

“Kalau Menkes serius ingin menekan stunting dan meningkatkan kesehatan generasi muda, maka mulai dari kualitas makanan yang masuk ke sekolah. Baru setelah itu pendidikan ke siswa bisa jadi pelengkap yang berkelanjutan,” tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan topik soal keamanan pangan dan gizi menjadi pelajaran dalam kurikulum sekolah. Menkes menuturkan cara ini dilakukan agar anak lebih paham seperti apa makanan yang masih layak konsumsi.

Dalam rapat kerja bersama anggota DPR-RI Komisi IX, Menkes menuturkan ini sebagai upaya salah satu upaya pencegahan masalah keracunan menu makan bergizi gratis (MBG).

“Sejak dulu waktu stunting kan sudah bikin Kurikulum Merdeka-nya sama Pak Nadiem. Beberapa kurikulum kesehatan dibikin bersama-sama dengan Mendikdasmen (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) dulu yang kita masukan ke Kurikulum Merdeka Belajar, sehingga mendidik anak-anak kita mengenai gizi dan keamanan makanan,” kata Menkes dalam ruang rapat DPR-RI, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). (MM)

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar