DPR Dorong Peningkatan Kualitas Layanan Jemaah Haji 2025

Nasional257 Dilihat

JAKARTA,SumselPost.co.id – Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan, mendorong adanya peningkatan kualitas pelayanan bagi jemaah haji 2025. Terdapat sejumlah catatan penting terkait biaya perjalanan ibadah haji yang memerlukan perbaikan, mulai dari perencanaan hingga implementasi di lapangan.

“Pada dasarnya, saya setuju dengan arahan Presiden bahwa ada urgensi untuk menurunkan harga. Namun, hal ini tidak boleh mengorbankan kualitas layanan bagi jemaah,” ujar Sri Wulan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VIII DPR dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Badan Penyelenggara Haji (BPH), dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) Kemenkes, di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (3/1/2025).

Legislator Fraksi Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah III (Kabupaten Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan) itu menyoroti pentingnya persiapan matang dalam mengantisipasi keterlambatan perjalanan dan pelayanan di Arab Saudi, terutama terkait akomodasi check-in dan check-out yang kerap menjadi kendala.

Baca Juga  Gobel Apresiasi Masyarakat Gorontalo Terhadap Program Bantuan Presiden RI

Ia menekankan perlunya evaluasi terhadap kerja sama dengan maskapai penerbangan untuk menghindari insiden seperti tahun sebelumnya, di mana terjadi keterlambatan dan permasalahan kepulangan jemaah.

Selain itu, kualitas makanan bagi jemaah haji menjadi perhatian serius. Menurutnya, banyak keluhan mengenai makanan yang tidak segar dan sulit dikonsumsi oleh jemaah lansia.

“Jangan sampai ayam yang disajikan keras sampai lansia kesulitan mengunyah. Kita ingin layanan makanan lebih baik, mungkin bisa bekerja sama langsung dengan hotel agar makanan tetap segar dan terdistribusi dengan baik,” ungkap Sri Wulan.

Ia meminta Kementerian Agama untuk menyampaikan rincian komponen biaya haji secara transparan. Sri mencatat adanya perubahan jumlah komponen dari tahun ke tahun yang perlu dijelaskan agar tidak membebani jemaah secara berlebihan.

Baca Juga  Penganat: Narasi Kecurangan Pemilu 2024 akan Menjadi Modal Politik untuk Pemilu 2029

“Kami butuh data lengkap mengenai 22 komponen biaya yang dulu pernah ada, termasuk layanan di Arab Saudi dan dalam negeri. Jangan sampai kebutuhan yang bukan untuk jemaah justru dibebankan kepada mereka,” ujarnya.

Ia menambahkan, DPR akan terus mengawasi agar realisasi di lapangan sesuai dengan rencana yang disepakati. “Jangan sampai hanya terlihat bagus di rapat, tetapi realitasnya di lapangan jauh berbeda. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya.

Kalau Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) mencapai Rp93,3 juta dengan skema 60-40, ini jelas menjadi beban yang berat bagi jemaah. Bahwa alokasi Rp4,4 triliun untuk jemaah yang batal berangkat turut memengaruhi kemampuan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam menyubsidi biaya haji. Dari total dana Rp12 triliun yang dikelola BPKH, pengurangan tersebut mempersempit subsidi..

Baca Juga  Menyapa Warga RI di Jepang, Puan Singgung Pentingnya Peningkatan People to People Contact

DPR mengusulkan agar skema seperti 65-35 dipertimbangkan jika kondisi keuangan memungkinkan.

Usulan Penurunan Biaya

Wakil Menteri Agama, HR Muhammad Syafii, menyampaikan optimisme terkait penurunan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). “Kami menargetkan Bipih yang dibayarkan jemaah bisa ditekan di bawah Rp56 juta dengan melakukan efisiensi di berbagai komponen,” jelasnya.

Upaya penurunan biaya mencakup negosiasi harga layanan penerbangan, katering, serta fasilitas di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Panitia Kerja (Panja) BPIH yang dibentuk bersama DPR diharapkan menyelesaikan pembahasan pada pertengahan Januari 2025. (MM)

 

Komentar