Dampak Tarif AS, Banggar DPR Minta Pemerintah Dorong WTO Sehatkan Perdagangan Internasional

Nasional211 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta Pemerintah untuk mendorong Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar menyehatkan perdagangan internasional. Pemerintah RI, menurut Said, perlu mengajak dunia mengingatkan WTO agar berjalan sesuai tujuan pembentukannya.

Desakan tersebut dalam rangka merespons kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengeluarkan kebijakan terkait pengenaan tarif dagang 32 persen untuk barang-barang Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat (AS).

“Mengambil inisiatif melalui forum World Trade Organization (WTO) untuk mengambil kebijakan penyehatan perdagangan global agar lebih adil, dan menopang pertumbuhan ekonomi global secara berkelanjutan. Kita tidak menginginkan hanya untuk kepentingan adidaya, lalu kepentingan masyarakat global untuk mendapatkan kesejahteraan diabaikan,” tegas Said, di Jakarta, Jumat (4/4/2025).

Baca Juga  Ikon Motor Bebek Trekking Honda CT125 Tampil Lebih Modern

Menurut Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini, kebijakan Trump tersebut akan berdampak pada perekonomian Indonesia.

“Langkah sepihak Amerika Serikat ini kita khawatirkan membawa petaka global seperti era Mckinley. Apalagi negara negara dengan kekuatan ekonomi besar seperti Uni Eropa, Tiongkok, Kanada, dan Meksiko memberikan balasan serupa. Terbaru, Trump juga mengenakan tarif atas barang barang ekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 32 persen,” ujarnya.

“Di dalam negeri, kita juga menghadapi situasi ekonomi yang tidak mudah, seperti penurunan daya beli, serta kondisi pasar saham dan keuangan yang sangat volatile,” tambahnya.

“Indonesia perlu mengajak dunia pada tujuan dibentuknya WTO untuk prinsip perdagangan nondiskriminasi, membangun kapasitas perdagangan internasional, transparan, dan perdagangan bebas, serta sebagai forum penyelesaian sengketa perdagangan internasional,” ungkap Said Abdullah.

Baca Juga  Dihadiri Jokowi, PKB Gelar Puncak Harlah ke-25 di Solo

Said juga meminta pemerintah mengambil langkah-langkah di dalam negeri, antara lain menjaga produk-produk ekspor Indonesia dalam pasar internasional dan mencari pasar pengganti jika produk-produk ekspor Indonesia terhambat akibat kebijakan tarif yang membuat tingkat harga tidak kompetitif. “Langkah ini untuk mempertahankan surplus neraca perdagangan,” tutirnya.

Selain itu, Said meminta pemerintah memastikan kebijakan penempatan 100 persen devisa hasil ekspor di dalam negeri berjalan dan dipatuhi oleh pelaku ekspor. Hal ini dinilai sebagai jalan memperkuat kebutuhan devisa. “Memperkuat kebijakan hedging fund untuk pembayaran impor oleh para importir,” katanya.

Said berharap pemerintah memperluas dan memperdalam skema bilateral currency swap oleh para mitra dagang strategis Indonesia untuk mengurangi kebutuhan pembayaran valas yang bertumpu pada dolar Amerika Serikat.

Baca Juga  Gowes dari Batang ke Jakarta: Yoyok Rio Sudibyo Siap Menjalankan Tugas sebagai Anggota DPR RI

“Menyiapkan seperangkat kebijakan contra-cyclical pada sisi fiskal untuk membantu dunia usaha menghadapi ketidakpastian global, dan kondisi perekonomian domestik cenderung menurun, namun tetap memastikan fiskal pemerintah sehat,” jelas Said.

Lebih lanjut, Said mendorong pemerintah memperbaiki infrastruktur dan kebijakan di pasar saham dan pasar keuangan untuk mendorong pasar saham dan keuangan lebih inklusif serta tetap menjanjikan bagi investor internasional.

“Juga membangun komunikasi publik yang tepercaya, dialogis dan komunikatif sebagai sumber informasi yang akurat yang dapat dirujuk oleh para pelaku usaha,” pungkasnya. (MM)

Komentar