Buka Muktamar Fikih Peradaban, Wapres: Ilmu Fikih Harus Mampu Menyesuaikan Perkembangan Zaman

Nasional670 Dilihat

SURABAYA,SumselPost.co.id– Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin mengatakan, ilmu fikih harus mampu merespons dinamika masyarakat dan perkembangan zaman.

“Ilmu fikih harus dapat menyesuaikan dan berkarakteristik dinamis menerima perkembangan zaman,” kata Kiai Ma’ruf.

Hal itu ia sampaikan dalam forum Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang mengangkat tajuk Membangun Landasan Fiqih untuk Perdamaian dan Harmoni Global, di Surabaya, Senin (6/2/2023).

Menurutnya, keniscayaan akan fatwa baru penting lantaran sumber hukum utama, Al Qur’an dan Hadits sangat terbatas, sementara permasalahan baru dan terbarukan datang silih berganti.

Baca Juga  Fahri Hamzah Ungkap Bakal Banyak Kejutan-kejutan Politik Hingga 19 Oktober

“Orang yang berpikir bahwa hukum tidak bisa berubah maka bisa dipastikan orang itu tidak memahami Islam itu sendiri,” jelas dia.

Dalam hal ini, terang dia, NU sebetulnya sudah lama mengadopsi fleksibilitas dan pemikiran Islam. Itu dilakukan pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU di Lampung pada 1992 silam.

“NU telah memiliki metodologi induksi untuk menghadapi isu-isu kontemporer baik wacana maupun metodologi, sehingga NU dalam menyaksikan realitas tidak semena-mena mengutip melainkan melalui ijtima ulama melalui ushul fiqh,” ucapnya.

Baca Juga  Komite I DPD RI Minta MenPAN RB Pastikan Pemindahan ASN ke IKN dan Penerimaan ASN 2024

Tak hanya itu, lanjut dia, pertemuan itu juga mendefinisikan karakteristik NU yang moderat dan berbasis metodologi. Oleh karena itu, NU bisa mengemukakan metodologi global dan terkini.

“Karena kami sadar bahwa membangun peradaban itu penting. Manusia bertugas untuk mengelola peradaban dunia dan bertanggung jawab memakmurkan bumi,” ungkapnya.

Secara khusus, Kiai Ma’ruf dipercaya untuk membuka pagelaran akbar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I, yang secara simbolis ditandai dengan pemukulan bedug. Pembukaan itu didampingi langsung Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bishri, Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Grand Syeikh Al Azhar.

Baca Juga  Tampil Kalem RA Anita Noegharyati Unggul Dalam Penguasaan Panggung dan Materi Debat

“Bismillah. Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I resmi saya buka,” tegas Kiai Ma’ruf.(MA)

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar