JAKARTA,SumselPost.co.id– Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani bertemu dengan kader di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Saat memberi arahahan, Ketua DPR RI itu menyoroti kurangnya adab dan sopan santun anak muda kepada yang lebih tua dalam Debat Cawapres semalam.
Puan bertemu dengan kader dan anggota sayap partai PDIP Sumenep si Islamic Center Bindara Saod, Senin (22/1/2024). Selain memberi arahan kepada kader dan anggota Bamusi serta BMI, ia sekaligus memberi pembekalan kepada caleg PDIP Sumenep.
Saat memberikan arahan kepada kader dan caleg, Puan didampingi oleh Ketua DPD PDIP Jatim sekaligus Anggota DPR Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep, Ahmad Fauzi.
“Di Sumenep ada banteng yang takut!? Ada banteng yang sembunyi!? Ada banteng yang tidak mau bertemu rakyat!?” kata Puan mengawali arahannya kepada kader PDIP Sumenep.
Puan meminta kepada seluruh kader untuk bergerak secara serentak sesuai arahan DPD dan DPP. Ia juga mengingatkan kerja-kerja untuk Pileg harus linear dengan kerja-kerja untuk Pilpres. “Kita berkomitmen untuk memperoleh 49 persen untuk Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md,” ujarnya.
Saat ini, PDIP memiliki 5 kursi di DPRD Kab Sumenep dan menargetkan memperoleh 13 kursi di Pileg 2024. PDIP juga menargetkan penambahan kursi untuk DPRD Provinsi dan DPR RI dari Madura, termasuk Sumenep.
“Siap turun ke lapangan merangkul rakyat? door to door, buktikan penambahan kursi di Kab Sumenep. Di sini ada 126 pulau, banyak yang bisa dikembangkan,” ungkap Puan.
Mantan Menko PMK itu kemudian mengatakan untuk tetap semangat meski datang ke rakyat tanpa ‘logistik’. Puan menyebut, PDIP selama ini bekerja untuk rakyat hingga mendapat kepercayaan menjadi partai pemenang Pemilu.
“Bansos itu bukan karena menteri di sana, atau yang sana ikut ke presiden, nggak. Kita nggak punya opo-opo. Tapi ingat, apa yang diberikan ke rakyat ya uang rakyat. Dibeli dengan pajak yang dibayarkan rakyat,” katanya.
“Kita juga perjuangkan. Itu adalah pemberian negara untuk rakyat. Nggak bisa diklaim dari satu calon atau satu partai saja,” tambah Puan.
Maka dari itu, Puan meminta kader untuk tidak patah semangat dan terus berjuang memenangkan hati rakyat. “Jangan beralasan tidak punya apa-apa. Datang ke rakyat, rakyat punya hati nurani. Buktikan rakyat yang memenangkan kita,” tandasnya.
Berbicara soal Pileg dan Pilpres, Puan kemudian menyinggung soal Debat Cawapres yang digelar, Minggu (21/1) malam. Ia mengaku miris melihat adanya kandidat yang masih muda tapi menunjukkan adab atau sikap yang kurang sopan dengan orang yang lebih tua.
“Etika dan perilaku sopan santun anak muda kepada yang lebih tua itu penting sekali sebagai orang Indonesia. Jangan semena-mena, adab ketimuran di Indonesia harus tetap dijaga,” ujar Puan.
Cucu Bung Karno ini mengatakan, memang saat di tempat kerja status dapat dibedakan dengan jabatan dan level tanpa memandang usia. Jika berbicara soal struktural, kata Puan, semua harus dihormati tanpa memandang yang tua dan muda.
“Tapi hubungan antara yang tua dan muda secara pribadi atau personal, itu harus dihargai. Kalau nggak seperti itu, bukan Indonesia lagi,” ungkapnya.
Kepada seluruh kader PDIP, Puan pun meminta agar tetap semangat menghadapi Pemilu 2024 yang pelaksanaannya hanya tinggal 22 hari lagi. Meski ada isu mengenai loyalitas, ia menyatakan PDIP akan tetap hebat.
“Solid! Bukan solid partai lain ya. Boleh warna seragam sama-sama merah, tapi beda lah. Kita berjuang bertahun-tahun, mengalami menang-kalah,” ucap Puan.
Puan juga mengingatkan agar tidak terpengaruh dengan berbagai isu dan dinamika di lapangan. Termasuk apabila ada pihak lain yang mengklaim keberhasilan Pemerintahan saat ini berkat bantuan mereka.
“Di jalan banyak baliho yang mengklaim ‘Partai anu adalah Jokowi’, apa iya? 10 tahun bersama kita aja nggak dianggap keluarga. Ini baru sebentar udah ngaku paling dekat,” katanya. “Politik itu kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Tapi ya ojo ngono, etika itu ada,” tutur Puan.
Ditambahkan, politik adalah soal pengabdian. Menurut Puan, rakyat yang akan menilai bagaimana sosok tokoh pemimpin dari sikap dan keputusannya.
“Berpolitik itu pengabdian. Bapak ibu ada yang maksa nggak masuk PDIP? Nggak kan. Masuk sendiri, keluar juga sendiri. Jadi jangan takut, kita itu banyak tidak sendirian. Partai kita partai besar,” tutur Puan disambut teriakan semangat dari para kader.
“Kita bukan lebih hebat, tapi kita lebih banyak. Se-Indonesia itu kita paling banyak. Keluarga besar PDIP. ‘Mereka’ khawatir sama kita,” lanjut Puan.
Sementara itu Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah menegaskan Pulau Madura tidak kekeringan ‘merah’. Oleh karenanya ia meminta kader untuk tegak berdiri dan bekerja demi kemenangan Ganjar-Mahfud.
“Pilpres wajib menang. Kalau Pileg relatif aman. Pak Mahfud santri, Mas Ganjar santri. Pak Mahfud NU sebelum lahir, karena abahnya pasti NU, Ibunya pasti NU. Tidak ada yang meragukan ke-NU-an Pak Mahfud,” kata Said Abdulllah.(MM)
Komentar