Palembang, Sumselpost.co.id – Allah mengundang ummat Islam yang beriman untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Undangan Allah SWT itu terdapat di surat Al Baqarah ayat 183. Surat undangan tersebut berbunyi: Yaa ayyuhallazi na amanu kutiba alaikummussiyam kama kutiba alallazi namin qoblikum la allakum tattaqun, artinya adalah, Hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa di bulan Ramadhan sebagaimana telah diwajibkan atas orang orang sebelumnya supaya kamu menjadi orang yang bertaqwa.
Hal ini dijelaskan oleh ustad Syahruddin, S.Pd.I. dalam pengajian bakdah sholat Subuh hari Selasa (12/03/2024) di langgar Merdeka 35 ilir Palembang.
Ustad Syahruddin menambahkan, “Berbahagialah kita yang diundang Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 183 di atas untuk melaksanakan puasa Ramadhan, karena banyak ummat Islam yang tidak mendapat undangan dari Allah SWT. Lihatlah di pasar pasar, di warung warung kopi, di rumah rumah makan yang memakai tabir di depannya tapi di dalamnya banyak orang orang Islam tidak melaksanakan puasa Ramadhan, mereka makan, minum, dan merokok. Mereka itulah yang tidak mendapat undangan dari Allah SWT untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan ini.”
Lebih lanjut ustad Syahruddin menjelaskan bahwa ummat Islam yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan pun banyak yang hanya mendapatkan lapar dan haus saja karena mata, telinga, dan mulutnya tidak dijaga. Matanya melihat yang maksiat, telinganya mendengar perkataan perkataan kotor, mulutnya selalu ngomongi orang atau ghibah, berkata kata kotor, memfitnah, berbohong, berdusta, dan sebagainya, hal ini akan mengurangi pahala bahkan menghabiskan pahala puasa Ramadhan itu sendiri.
Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan tapi masih mengerjakan maksiat, berdusta, berbohong, ngomongi orang, memfitnah, dan lain lain, orang tersebut seperti mengisi air di ember bocor artinya sia sia atau hanya mendapat lapar dan haus saja.
Demikian penjelasan ustad Syahruddin, S.Pd.I. pada pengajian bakdah Subuh puasa pertama di Langgar Merdeka 35 ilir Palembang.
(Kms. Sofyan Abdullah)
Komentar