Neng Eem FPKB: Sosialisasi 4 Pilar oleh BPIP Hanya Sasar Eksekutif, Jika MPR Sentuh Seluruh Elemen Masyarakat

Nasional50 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id – Ketua Fraksi PKB MPR Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz mengakui jika saat ini sosialisasi 4 Pilar MPR RI berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena sudah ada BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) yang hanya menyasar para pejabat negara, eksekutif. Lain halnya jika MPR RI yang jangkauannya lebih luas ke pelosok daerah, tapi akibat anggarannya terbatas, maka sosialisasi itu kini berkurang.

“Jika sosialisasi oleh MPR RI yang terdiri dari anggota DPR dan DPD RI, maka sosilisasi PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD NRI 1945) akan sampai ke pelosok daerah. Saya kira jika dioptimalkan oleh MPR sosilisasi itu akan lebih efektif karena menyentuh seluruh elemen masyarakat,” tegas Neng Eem.

Hal itu disampaikan Neng Eem dalam diskusi Konstitusi dan Demokrasi Indonesia “Menerjemahkan Makna 4 Pilar dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” bersama pengamat politik Fernando Emas di Gedung MPR RI Senayan Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Baca Juga  Resmi Akomodasi Putusan MK, Komitmen Komisi II DPR Hilangkan Keraguan pada Masyarakat Soal UU Pilkada

Lebih lanjut Neng Eem menjelaskan jika saja sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan YME dihayati dan diamalkan dengan baik, pasti ibadah dan amalnya akan baik. Hal itu bisa berbading lurus dengan aparat penegak hukum, sehingga dalam memutuskan perkara pasti akan berdasarkan keadilan untuk masyarakat. “Semua sila dalam Pancasila itu saling terkait dan tidak bertentangan dengan ajaran agama apapun,” jelasnya.

Ditambah lagi kemanusiaan kata Neng Eem, isu kamanusiaan ini sekarang sudah menjadi isu global yang diakui oleh semua agama bahkan bagi mereka yang tidak beragama, bahwa membela kemanusiaan itu di atas segala-galanya dalam persaudaraan dan persatuan antarumat manusia. “Terakhir soal keadilan bagi seluruh rakyat ini soal supremasi hukum. Karena itu hukum harus ditegakkan berdasarkan amanah konstitusi, UUD 1945,” tambah Neng Eem.

Baca Juga  Ketua Komisi X DPR RI Dorong Percepatan Pengisian Jabatan Kepala Sekolah dan Apresiasi Sistem Digital Baru Kemendikdasmen

Contoh kasus yang sempat viral, “Kabur saja dulu” ini kata Neng Eem merupakan ekspresi kekecewaan masyarakat akibat sulitnya mencari kerja di Indonesia, karena setelah lulus kuliah banyak yang menganggur. Dan, itu bukan berarti mereka tidak memiliki nasionalisme terhadap NKRI. “Juga soal demokrasi dalam pemilu dengan maraknya money politics, indeks kemiskinan dan korupsi yang masih tinggi, semuanya harus dievaluasi dan dikaji karena menjadi tamggungjawab bersama untuk mengamalkan 4 Pilar Kebangsaan ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Fernando Emas menegaskan jika 4 Pilar MPR RI sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kenapa? “Kadang nilai-nilai luhur Pancasila itu justru dirusak oleh elit bangsa ini saat pemilu dan pilkada. Demi meraup suara terbanyak seringkali mereka memanfaatkan politik identitas,” ungkapnya.

Baca Juga  Wamenlu Anis Matta Dorong Masyarakat Indonesia Ikut Berkontribusi Bangun Kembali Palestina

Dengan masih tingginya indeks korupsi dan kemiskiman negara ini, menurut Fernandes juga tidak lepas dari perilaku para elit yang masih sibuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan keluarganya dan kelompoknya sendiri. “Mereka ini bukan berjuang untuk seluruh rakyat, tapi keluarga dan kelompoknya. Contoh kecil soal siapa yang menerima bantuan lagsung tunai (BLT), Bansos dan lainyya, yang dicatat oleh RT setempat pasti keluarganya sendiri, meski banyak orang miskin di RT tersebut yang berhak menerimanya , dan masih banyak lagi,” tambahnya. (MM)

 

 

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar