JAKARTA,SumselPost.co.id — Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, menyoroti minimnya dukungan anggaran pemerintah terhadap sektor ekonomi kreatif, meski kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja nasional sangat besar. Menurutnya, sektor ekonomi kreatif telah menyerap sekitar 21 hingga 26 juta tenaga kerja, menjadikannya salah satu penggerak utama perekonomian nasional.
“Sayangnya, potensi besar ini belum didukung oleh kebijakan anggaran yang memadai,” tegas Bambang dalam Forum diskusi membedah editorial Tv Parlemen bertajuk “Memaksimalkan Potensi dari Ekonomi Kreatif” di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (21/10/2025)
Apalagi lanjut Bambang, serapan tenaga kerja dari ekonomi kreatif itu mencapai sekitar 21 juta hingga 26 juta oramg, kalau ini bisa dikembangkan dengan baik dan dengan anggaran yang cukup, maka akan menjadi lebih baik untuk mendoromg pertumbuhan ekonomi nasional yang ditarget 5,4 perden – 8 persen.
Ia menjelaskan, anggaran yang disiapkan untuk sektor ekonomi kreatif tahun ini hanya sekitar Rp270 miliar, itu pun belum seluruhnya direalisasikan. “Mereka baru mengajukan, belum turun-turun. Padahal, kalau anggarannya cepat cair, ekonomi kreatif ini bisa terdorong lebih maju lagi,” ujarnya.
Bambang menilai, keterlambatan pencairan dan terbatasnya dana membuat pelaku ekonomi kreatif kecil “terseok-seok” dalam mengembangkan usahanya. Untuk itu, ia mendorong pemerintah agar mempercepat realisasi anggaran dan memperbesar dukungan terhadap subsektor kreatif di seluruh Indonesia. “Yang kecil saja terseok-seok, bagaimana mereka bisa berkembang tanpa dukungan dana yang kuat dari negara,” pungkasnya.
Sektor ekonomi kreatif selama ini dikenal memiliki daya tahan tinggi terhadap krisis dan berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan digitalisasi.
Menurut Jhon Andi Oktaveri, yang menjadi andalan ekonomi kreatif Indonesia ada tiga; yaitu industri kerajinan kreatif (e-craft), fashion, dan kuliner. Selain fotografi, vidio – film animasi digital, dan penerbitan – periklanan.
Khusus kerajinan e craft adalah kerajinan yang dipasarkan secara elektronik (e-commerce), seperti produk anyaman enceng gondok dari EG Craft yang dijual melalui platform daring. Selain itu, “e-craft” juga bisa diartikan sebagai jurnal elektronik (eJournal), seperti “e-Craft” dari UNY yang berisi tulisan ilmiah tentang kerajinan.
Kedua, di bidang kuliner, ini tumbuh dengan baik baik di daerah-daerah karena dengan kekayaan dan keragaman jenis makanan Indonesia, dan ketiga adalah fashion Indonesia yang dikenal sebagai negara muslim terbesar di dunia.
“Bahkan Timur Tengah lebih banyak memesan jenis bumbu-bumbuan dari ke Indonesia. Seperti rendang dan makanan nusantara itu ternyata mendapat tempat yang terbaik di luar negeri,” ungkap Jhon. (MM)




















Komentar