Herman Deru dan Arah Strategis Pembangunan Sumatera Selatan: Dari Perkebunan, Penguatan Hilirisasi, Hingga Agroindustri Berkelanjutan

Berita Utama254 Dilihat
banner1080x1080

Palembang, Sumselpost.co.id – Pembangunan Sumatera Selatan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan arah yang semakin jelas, terukur, dan berorientasi masa depan. Di tengah dinamika ekonomi nasional dan global, perhatian Herman Deru sebagai tokoh yang lama berkecimpung dalam pemerintahan daerah memberikan warna tersendiri dalam menentukan arah strategi pembangunan provinsi ini. Pendekatan pembangunan yang menitikberatkan pada sektor perkebunan, hilirisasi industri, dan penerapan agroindustri berkelanjutan menjadi pondasi kuat yang terus diperjuangkannya demi mempercepat transformasi ekonomi Sumatera Selatan.

Namun, Herman Deru memahami bahwa hilirisasi tidak akan berjalan optimal tanpa infrastruktur logistik yang memadai. Pada titik inilah Proyek Strategis Pelabuhan Laut Dalam Tanjung Carat menjadi pilar penting dalam arah pembangunan Sumatera Selatan. Pelabuhan ini diproyeksikan sebagai gerbang ekspor internasional bagi komoditas unggulan Sumsel yang selama ini masih bergantung pada pelabuhan di provinsi lain seperti Lampung dan Bangka Belitung. Tanjung Carat dirancang sebagai pelabuhan laut dalam modern yang mampu disandari kapal berukuran besar (post-panamax), lengkap dengan fasilitas kontainer, terminal curah, kawasan logistik, serta konektivitas multimoda ke pusat produksi perkebunan dan industri. Kehadiran pelabuhan ini akan memangkas biaya logistik secara signifikan, mempercepat arus ekspor-impor, dan memperkuat daya saing Sumatera Selatan dalam rantai pasok global.

Lebih dari itu, Tanjung Carat dipandang sebagai motor baru bagi percepatan industrialisasi Sumsel. Pelabuhan ini nantinya terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api dan sentra industri lain di Banyuasin, Muara Enim, dan Ogan Ilir. Dengan sinergi tersebut, pembangunan industri hilirmulai dari pengolahan sawit, industri kimia, petrokimia, energi bersih, hingga logistik terpadudiproyeksikan tumbuh lebih pesat dan lebih efisien. Herman Deru berulang kali menegaskan bahwa Tanjung Carat bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan strategi besar untuk mengubah struktur ekonomi Sumatera Selatan dari ekonomi berbasis komoditas mentah menuju ekonomi berbasis industri bernilai tambah tinggi. Pelabuhan ini juga akan membuka lapangan kerja baru, memacu pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, serta memperkuat posisi Sumsel sebagai hub logistik dan perdagangan internasional di wilayah Sumatera bagian selatan.

Dengan demikian, arah pembangunan Sumatera Selatan yang dipandu oleh visi Herman Deru mencerminkan satu tujuan besar: membangun provinsi yang tangguh secara ekonomi, berdaya saing secara industri, dan berkelanjutan secara lingkungan. Melalui sinergi sektor perkebunan, hilirisasi agroindustri, dan proyek pelabuhan Tanjung Carat yang strategis, Sumatera Selatan melangkah menuju masa depan yang lebih progresif, seimbang, dan berkelanjutan.

Perkebunan sebagai Fondasi Utama Ekonomi Daerah,

Sumatera Selatan merupakan salah satu sentra perkebunan terbesar di Indonesia, khususnya komoditas kelapa sawit, karet, kopi, dan tebu. Herman Deru memahami bahwa kekuatan historis dan geografis inilah yang menjadi basis keunggulan kompetitif daerah. Karena itu, ia konsisten mendorong program-program pembangunan yang mampu memperkuat produksi, kualitas, dan efisiensi tata kelola perkebunan.

Perhatian tersebut tidak berhenti pada peningkatan produktivitas saja. Deru berupaya menguatkan peran petani, memperluas akses permodalan, dan memastikan kemitraan yang lebih adil antara petani dan korporasi. Melalui sejumlah kebijakan, ia mendorong pembukaan akses teknologi pertanian, pemetaan lahan yang lebih terukur, serta peningkatan sertifikasi perkebunan. Hal ini menjadi penting mengingat petani merupakan aktor utama dalam rantai pasok perkebunan Sumatera Selatan.

Penguatan Hilirisasi sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi Baru

Selama ini, komoditas perkebunan di Sumatera Selatan cenderung diekspor dalam bentuk bahan mentah, sehingga nilai tambahnya belum optimal. Herman Deru secara konsisten menempatkan hilirisasi sebagai agenda prioritas untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah. Hilirisasi sawit, karet, dan tebu menjadi jalan strategis untuk memutus ketergantungan terhadap ekspor bahan baku yang rentan terhadap fluktuasi harga global.

Melalui hilirisasi, Sumatera Selatan diarahkan menjadi pusat industri turunan seperti biodiesel, oleochemical, lateks, pupuk organik, hingga industri makanan dan minuman berbahan dasar komoditas lokal. Upaya ini bukan hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, menarik investasi, dan memperkuat posisi Sumsel dalam jaringan produksi nasional dan internasional.

Herman Deru berulang kali menegaskan bahwa hilirisasi adalah kunci bagi provinsi yang memiliki sumber daya alam melimpah. Dengan hilirisasi, Sumatera Selatan tidak hanya menjadi penghasil, tetapi juga pengolah dan pemilik industri yang berdampak jangka panjang.

Agroindustri Berkelanjutan: Membangun Masa Depan Hijau Sumatera Selatan,

Salah satu penekanan penting dalam arah pembangunan era Herman Deru adalah visi mengenai agroindustri berkelanjutan. Ia menyadari bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan, sosial, serta keberlanjutan generasi. Penerapan teknologi ramah lingkungan, pengolahan limbah sawit dan karet secara modern, penggunaan energi terbarukan dalam proses produksi, hingga sertifikasi ISPO/RSPO merupakan langkah yang terus digalakkan. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa Sumatera Selatan tetap menjadi lumbung perkebunan nasional tanpa mengorbankan ekosistem gambut, hutan, dan air. Deru juga menekankan pentingnya edukasi kepada petani tentang praktik budidaya berkelanjutan, seperti pemupukan terukur, pola tanam terintegrasi, dan sistem agroforestri. Dengan demikian, keberlanjutan tidak hanya menjadi jargon kebijakan, tetapi menjadi praktik nyata yang diilhami oleh kesadaran kolektif seluruh pelaku usaha.

 

Transformasi Menuju Sentra Agroindustri Regional,

Arah pembangunan yang diprioritaskan Herman Deru menempatkan Sumatera Selatan sebagai calon sentra agroindustri regional yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Penguatan konektivitas antarwilayah, pembangunan infrastruktur pendukung, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi pelengkap strategi besar tersebut. Dalam kerangka pembangunan jangka panjang, integrasi antara sektor perkebunan, industri pengolahan, logistik, dan pelabuhan internasional seperti Tanjung Carat akan menjadikan Sumatera Selatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera bagian selatan.

Tidak berlebihan  bila kita masyarakat sumatera selatan sedikit memberi apresiasi terhadap perhatian Herman Deru akan komitmennya bagi arah strategis pembangunan Sumatera Selatan untuk membawa provinsi ini melangkah lebih maju. Melalui pembenahan di sektor perkebunan, penguatan hilirisasi, dan pembangunan agroindustri berkelanjutan, Sumatera Selatan diarahkan untuk bertransformasi dari sekadar pemasok bahan mentah menjadi kekuatan industri modern yang bernilai tinggi.Visi tersebut tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat, keadilan bagi petani, kelestarian lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan yang menjadi identitas baru Sumatera Selatan di era global.

Komentar