FPKB MPR RI Tasyakuran Atas Penganugerahan Gelar Pahlawan untuk Gus Dur dan Syaikhona Kholil Bangkalan

Nasional235 Dilihat
banner1080x1080

JAKARTA,SumselPost.co.id – Fraksi PKB MPR RI mergggelar syukuran atas penetapan Pahlawan untuk penggagas dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Syaikhona Kholil Bangkalan dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto, pada Senin, 10 November 2025 lalu. Karena itu, FPKB MPR berterima kasih pada pemerimtah dan ini menjadi bukti bagi kita semua bisa menjadi bagian perjuangan kemerdekaan yang tidak permah berhenti sampai hari ini.

Demikian Wakil Ketua Umum DPP PKB Faisol Reza pada acara “Tasyakuran atas Penganugerahan.Gelar Pahlawan untuk Gus Dur dan Syaikhona Kholil Bangkalan” di Gedung MPR RI Senayan Jakarta, Rabu (12/11/2025). Hadir antara lain Wakil Ketua MPR RI Rusdi Kirana, Sekjen MPR RI Siti Fauziah, Ketua FPKB MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa.Hiz, Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid, anggota MPR RI Marwan Ja’far, Arzeti Bilbina, Taufik R Abdullah, Iyeth Bustami, Daniel Johan, tokoh lintas agama, dan perwakilan keluarga Syaikhona Kholil, H. Dimyati. Namun, dari keluarga Gus Dur tidak ada yang hadir.

Lebih lanjut Faisol Reza yang juga Wakil Menteri Perindustrian itu menegskan bahwa PKB mengapresiasi yang setimggi-tingginya pada MPR RI yang telah mencabut TAP MPR RI No.II tahun 2001 tentamg Pertanggungjawaban Presiden RI Abdurrahman Wahid. “Dengan dicabutnya TAP MPR RI itu maka tidak ada halangan lagi.bagi Gus Dur untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional,” jelas Faisol.

Menurut Faisol, PKB selalu ingin menjadikan ajaran, pikiran, nilai-nilai yang diperjuangkan kedua tokoh pahlawan tersebut untuk kita lanjutkan dalam setiap perjuangan PKB. “Tanpa perjuangan yang panjang, Gus Dur berhasil mempertahankan NKRI di tengah menguatnya seluruh perbedaan SARA dan kultur pada reformasi Mei 1998. Tak ada cerita bagi kita hari ini bisa berada di eksekutif, legislatif, yudikatif dan lainnya karena Gus Dur “jahit” semua perbedaan itu dan NKRI eksis sampai hari ini, sehingga mengalami kemajuan di berbagai bidang,” ungkapnya.

Untuk itu kata Faisol, kita harus terus perjuangkan perjuangan kedua tokoh yang belum sepenuhnya terwujud.
Seperti penegakan hukum seadil-adilnya mengingat hukum kita saat ini masih “tumpul ke atas tapi tajam ke bawah”. Bahkan kata Gus Dur “Kita ini bangsa penakut karena tidak berani menghukum orang yang salah. Karenanya, hukum harus ditegakkan demi kesejahtetaan dan kemakmuran bangsa ini,” pungkasnya.

Neng Eem menambahkan bahwa Syaikhona Kholil merupakan guru kita semua dan pendiri NU yang mengembangkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagai Islam rahmatan lilalamin. “Gus Dur sendiri sudah menjadi pahlawan sebelum ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. “Yaitu pahlawan di hati rakyat yang tertindas, terpinggirkan, terdzalimi, dirampas hak-hak asasinya dan sebagainya. Kita berterima kasih pada tokoh lintas agama yang telah mengajukan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional, dan terima kasih pada Presiden Prabowo Subianto,” tambahnya. (MM)

 

Postingan Terkait

Postingan Terkait

Komentar