PALEMBANG,SumselPost.co.id –Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr mengajak semua pihak dan pemangku kepentingan di Sumatera Selatan bersinergi menyelesaikan berbagai permasalahan lahan basah yang ada di provinsi setempat.
“Mari bersama-sama kita bersinergi untuk menghasilkan karya-karya besar inovatif untuk menyelesaikan masalah-masalah lahan basah dan lainnya melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi,” kata Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr pada sidang terbuka acara puncak Dies Natalis ke-58 FP Unsri secara luring dan daring di Kampus Unsri Indralaya, Rabu (27/10).
Dalam sidang terbuka Dies Natalis ke-58 Fakultas Pertanian Unsri yang mengusung tema ‘Inovasi Pengelolaan Lahan Basah Untuk Ketahanan Pangan di Era Pandemi Covid-19’, Dekan menjelaskan bahwa lahan basah berfungsi sebagai sumber dan pemurni air, pelindung pantai dan penyimpan karbon terbesar di planet ini.
Lahan basah juga sangat penting untuk pertanian dan perikanan, oleh karena itu dunia tanpa lahan basah seperti dunia tanpa air.
Dengan melestarikan dan memulihkan lahan basah bisa mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kemampuan manusia beradaptasi dengan perubahan iklim, meningkatkan keanekaragaman hayati, ketahanan air dan kesejahteraan.
Dampak bencana alam maupun bencana buatan manusia semakin meningkat karena terjadinya perubahan iklim, adanya pembangunan yang tidak terencana dan semakin rusaknya kondisi lingkungan.
Sebagian besar atau sekitar 90 persen dari bencana tersebut berhubungan dengan air.
Untuk mengurangi kerusakan dan kehilangan akibat bencana, mengembalikan lahan basah yang hilang dan memperbaiki lahan basah yang telah rusak merupakan salah satu solusinya, kata Dr A. Muslim.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi, M.Agr dalam orasi ilmiahnya pada Dies Natalis ke-58 FP Unsri itu mengatakan perlu memanfaatkan lahan basah secara optimal sebagai lahan pertanian.
“Pulau Sumatera memiliki potensi lahan rawa pasang surut dan lebak yang cukup besar sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai lahan pertanian yang menghasilkan berbagai bahan pangan,” ujarnya.
Potensi peningkatan produktivitas lahan basah antara lain pengelolaan tanah dan air, ameliorasi dan pemupukan berimbang, kegiatan pembuatan jaringan tata air makro dan tata air mikro.
Penataan lahan basah perlu diperhatikan hubungan antara tipologi lahan, tipe luapan dan pola pemanfaatannya, ujar Prof.Dedi.
(**)
Komentar