Balai Arkeologi Sumsel Teliti Struktur Bata Candi di 1 Ilir

Sumsel364 Dilihat
Post ADS

PALEMBANG, SumselPost.co.id – Pihak  Balai Arkeologi (Balar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus meneliti struktur bata yang ditemukan warga di Jalan Ratu Sianum, Lorong H Umar, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan IT II, Palembang.

Selama ini  lokasi  tersebut  sehari-hari digunakan warga untuk menanam umbi-umbian saat  saat dilakukan penggalian sekitar 30 sentimeter ke dalam tanah, dan mendapati tumpukan batu memanjang.

Kondisi sekitar lokasi penemuan tumpukan batu berada di kawasan padat penduduk, di mana sebagian tanah digunakan sebagai makam pribadi oleh warga 1 Ilir.

“Kalau menurut saya ini bukan bata dari Kraton tapi dari masa yang lebih tua, dugaanku bekas candi,” kata Arkeolog dari Balar Sumsel Dr. Retno Purwanti, saat meninjau penemuan di kawasan 1 Ilir Palembang, Rabu (30/12/2020).

Struktur bata tersebut menurutnya pertama kali ditemukan oleh warga, dimana posisi struktur bata tersebut terletak  berada di tepi Sungai Rengat, pada Senin (28/12/2020)

Kemudian, pada Selasa (29/12/2020 warga bersama komunitas barang antik mencoba melakukan pembersihan dan penggalian di sekitar lokasi yang awalnya berupa semak belukar.

“Hasil penggalian sementara itu kemudian dilaporkan ke kami untuk selanjutnya saya bersama Disbudpar Palembang mengecek ke lokasi tadi pagi,” kata Retno.

Pengamatan sementara menurut Retno, struktur dan bentuk batu diduga bekas candi. Bentuk batunya pun sama dengan Candi Lesung Batu yang ada di Musi Rawas Utara, dengan bentuk yang sama.

Retno mengakui, kawasan 1 Ilir memang merupakan wilayah yang banyak ditemukan barang peninggalan zaman dahulu.

Tidak jauh dari lokasi penemuan batu candi itu, terdapat situs makam Ki Gede Ing Suro, raja pertama kerajaan Palembang.

Diduga candi tersebut lebih tua dari masa kerajaan Palembang yang aktif pada 14-15 Masehi di kawasan 1 Ilir.

Baca Juga  Akbar Alfaro Sambangi Mak Unah, Lansia di Kalidoni Yang Rumahnya Menyatu Dengan Kandang Ayam

“Saat terjadi kekosongan kekuasaan setelah Sriwijaya kalah, bangunan candi mulai dimasuki oleh penguasa Majapahit dari Jawa.

Mereka mendirikan kerajaan Palembang pada masa Ario Dilah Bupati yang dikirim dari Jawa,” katanya.

Menurut Retno, dugaan lain batu yang ditemukan adalah bekas candi, terlihat dari areal bangunan yang terkubur di lokasi yang cukup tinggi. Ukuran panjang batu pun 44 sentimeter dengan lebar 38 sentimeter.

Asumsi tersebut ditambah kuat dari penemuan prasasti Telaga Batu (Sabokingking), yang menyebutkan wilayah 1 ilir sebagai tempat penyebaran agama Budha.

Struktur bata yang ditemukan warga di Jalan Ratu Sianum (Poto: Dk)

“Dari 20 fragmen, ada dua yang menyebut wilayah 1 ilir merupakan tempat pendirian Wihara, tempat penyebaran agama Budha di Palembang saat zaman Sriwijaya,” katanya.

Kemungkinan wilayah 1 ilir sebagai keraton Kerajaan Sriwijaya masih disangkal Retno. Menurutnya perlu upaya penggalian lebih mendalam mengenai kemungkinan lain peninggalan Sriwijaya.

Sebab saat terjadi kekosongan kekuasaan, banyak bangunan dari masa Kerajaan Sriwijaya yang dialihfungsikan oleh kerajaan selanjutnya sebagai makam.

“Areal Ki Gede Ing Suro yang saat ini menjadi makam juga dulunya berupa candi. Namun setelah pergantian kekuasaan berubah menjadi makam,” katanya.

Atas temuan ini, pihaknya sudah meminta agar penggalian di sekitar lokasi dihentikan terlebih dahulu dan menutup kembali susunan batu yang ditemukan agar kondisinya tidak rusak.

Sedangkan warga sekitar Muhammad Yani mengatakan, saat tengah mencari manik-manik atau barang kuno di sekitar lokasi menggunakan metal detector.

Saat itulah warga melihat ada struktur batu berwarna putih muncul dari semak-semak. Temuan tersebut lantas dilaporkan ke Balai Arkeologi Sumsel.

 

(DK)

Post ADS Post ADS Post ADS Post ADS Post ADS

Komentar