Selama Pengasingan SMB II Diperlakukan Sebagai Saudara Oleh Sultan Ternate

Sumsel743 Dilihat
Post ADS

PALEMBANG, SumselPost.co.id – Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) menggelar webinar, Minggu(27/12). Dengan nara sumber Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama Fauwaz Diradja SH MKn  dengan  paparan berjudul ” Semangat Juang Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang Hingga Ternate”

Dan Syarif H Hidayatussalam Sekhan MH (Mufti Muda Kesultanan Ternate dan Ketua TPHD FSKN Maluku Utara  dengan paparan berjudul ” Toleransi dan persaudaraan antar kerajaan Nusantara di Moloku Kie Raha (Sebagai Benteng Peradaban Yang Kokoh) “

Dengan moderator Dr Ir KRAy Naniek Widayanti Priyomarsono MT (Sekretaris Jendral FSKN) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama Fauwaz Diradja SH MKn menjelaskan selama 30 tahun pengasingan di Ternate Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II menjadi tokoh agama di Ternate.

“Saya dengar beliau menjadi penasehat untuk Kesultanan Ternate, Jailolo, Bacan dan sekitarnya, saya belum dapat banyak refrensinya, saya dapat infonya dari cucu beliau yang sempat tinggal di Ternate,” kata SMB IV

Malahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van der Capellen menurut SMB IV sempat menawarkan SMB II untuk kembali ke Palembang, namun SMB II menolaknya karena SMB II tahu kalau nanti beliau pulang ke Palembang maka akan menjadi Sultan Boneka Belanda.

Karena itulah selama di Ternate, menurut pria yang berprofesi sebagai notaris dan PPAT ini SMB II banyak membuat karya sastra seperti Syair Burung Nuri, Syair Sinyor Costa dan sebagainya yang syair tersebut dibuat menceritakan SMB II selama pengasingan di Ternate.

SMB IV mengajak para generasi muda saat ini untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang di tinggal para pahlawannya di masa lalu termasuk dari SMB IV.

Baca Juga  ACT Palembang Adakan Operasi Pangan Gratis untuk Prasejahtera dan Warga Isoman

Syarif H Hidayatussalam Sekhan MH (Mufti Muda Kesultanan Ternate dan Ketua TPHD FSKN Maluku Utara

mengisahkan ada kampung Palembang  yang disiapkan Sultan Ternate, di Ternate namun rumah tuanya di Kampung Palembang tinggal satu, dua rumah saja dan kini banyak menjadi komplek pertokoan.

“Kalau makam SMB II terjaga baik di Ternate dan banyak yang menziarahi makam beliau,” katanya.

Malahan guru spritual SMB II, bernama Asegap sempat menjadi mufti Sultan Ternate, Sultan, Muhammad Zain.

“Sultan Palembang di Ternate di sebut Olano Palembang , malahan ada sejumlah  Pangeran Palembang yang sempat tinggal di Kraton Kesultanan Ternate, tapi Sultan Ternate memperlakukan  SMB II dan keluarganya sebagai saudara sendiri,” katanya.

Dia mengaku  bangsa  Indonesia dikenal sangat toleran dengan suku lain dan bangsa lain  sejak dulu , toleransi tersebut untuk bidang kebudayaan dan  ekonomi.

“Sebuah negara akan besar dengan peradabannya  jika membuka diri dan tetap berpegang pada jati dirinya sendiri,

toleransi kita itu  ada sejak dulu dan menjadi jati diri bangsa yang lama dipertahankan karena dia berbasis budaya,” katanya.

 

(Dk)

Post ADS Post ADS Post ADS Post ADS Post ADS

Komentar