PALEMBANG, SumselPost.co.id – Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) menggelar webinar, Minggu(27/12). Dengan nara sumber Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama Fauwaz Diradja SH MKn dengan paparan berjudul ” Semangat Juang Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang Hingga Ternate”
Dan Syarif H Hidayatussalam Sekhan MH (Mufti Muda Kesultanan Ternate dan Ketua TPHD FSKN Maluku Utara dengan paparan berjudul ” Toleransi dan persaudaraan antar kerajaan Nusantara di Moloku Kie Raha (Sebagai Benteng Peradaban Yang Kokoh) “
Dengan moderator Dr Ir KRAy Naniek Widayanti Priyomarsono MT (Sekretaris Jendral FSKN) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama Fauwaz Diradja SH MKn menjelaskan selama 30 tahun pengasingan di Ternate Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II menjadi tokoh agama di Ternate.
“Saya dengar beliau menjadi penasehat untuk Kesultanan Ternate, Jailolo, Bacan dan sekitarnya, saya belum dapat banyak refrensinya, saya dapat infonya dari cucu beliau yang sempat tinggal di Ternate,” kata SMB IV
Malahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van der Capellen menurut SMB IV sempat menawarkan SMB II untuk kembali ke Palembang, namun SMB II menolaknya karena SMB II tahu kalau nanti beliau pulang ke Palembang maka akan menjadi Sultan Boneka Belanda.
Karena itulah selama di Ternate, menurut pria yang berprofesi sebagai notaris dan PPAT ini SMB II banyak membuat karya sastra seperti Syair Burung Nuri, Syair Sinyor Costa dan sebagainya yang syair tersebut dibuat menceritakan SMB II selama pengasingan di Ternate.
SMB IV mengajak para generasi muda saat ini untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang di tinggal para pahlawannya di masa lalu termasuk dari SMB IV.
Syarif H Hidayatussalam Sekhan MH (Mufti Muda Kesultanan Ternate dan Ketua TPHD FSKN Maluku Utara
mengisahkan ada kampung Palembang yang disiapkan Sultan Ternate, di Ternate namun rumah tuanya di Kampung Palembang tinggal satu, dua rumah saja dan kini banyak menjadi komplek pertokoan.
“Kalau makam SMB II terjaga baik di Ternate dan banyak yang menziarahi makam beliau,” katanya.
Malahan guru spritual SMB II, bernama Asegap sempat menjadi mufti Sultan Ternate, Sultan, Muhammad Zain.
“Sultan Palembang di Ternate di sebut Olano Palembang , malahan ada sejumlah Pangeran Palembang yang sempat tinggal di Kraton Kesultanan Ternate, tapi Sultan Ternate memperlakukan SMB II dan keluarganya sebagai saudara sendiri,” katanya.
Dia mengaku bangsa Indonesia dikenal sangat toleran dengan suku lain dan bangsa lain sejak dulu , toleransi tersebut untuk bidang kebudayaan dan ekonomi.
“Sebuah negara akan besar dengan peradabannya jika membuka diri dan tetap berpegang pada jati dirinya sendiri,
toleransi kita itu ada sejak dulu dan menjadi jati diri bangsa yang lama dipertahankan karena dia berbasis budaya,” katanya.
(Dk)
Komentar